WHY CAN'T I MOVE ON?

193 11 1
                                    



HIS AND HER CIRCUMSTANCES

By: Lolita

Starring: Rio Haryanto

Azalea Maya (Original Character)


CHAPTER 8. WHY CAN'T I MOVE ON?

RIO

"Performamu jelek terus, Rio! Masalahmu apa, sih?? Kamu sudah familiar dengan nyaris seluruh sirkuit yang ada di dunia ini berkat GP 2 yang sebelumnya kamu ikuti. Masalah jam terbang, kamu bahkan jauh lebih punya pengalaman dibanding rookie-rookie lainnya di F1 ini! Kalau kamu punya masalah, bilang, Yo! Dan kita akan cari jalan keluarnya sama-sama. Jangan cuma merengut sendirian dan kehilangan fokusmu! Dunia memperhatikan kamu, PARA SPONSOR memperhatikan kamu. So get yourself together, will you?"

"Believe me I'm trying, Pi. Tapi Papi tahu sendiri kan kalau mesin Manor memang nggak setangguh manufakturer lainnya! I'm still having a hard time adjusting to my new car, okay?"

Ayahku terlihat mendecak seraya melipat kedua tangannya di depan dada, "Dan sekarang kamu mulai menyalahkan mesinmu. Pascal menggunakan mesin yang sama, dan dia bahkan nggak pernah mencoba GP sebelumnya. Tapi record-nya selalu di atas kamu, termasuk saat sesi latihan tadi! Apa sekarang kamu masih mau menyalahkan Manor? Kalau memang kamu ragu-ragu dengan Manor, harusnya sejak awal kamu bilang dan kita bahkan nggak akan perlu menghadapi sentimen masyarakat tentang biaya paydriver yang luar biasa besar ini. Dan terus saja kamu di GP 2 selamanya!"

BRAKK!! Tanpa sadar aku sudah berdiri dan menggebrak meja kamar hotelku. Kalimat terakhir beliau betul-betul membuat emosiku tersulut. Di belakang kami, ibuku yang sampai tadi masih duduk di ujung tempat tidurku juga segera bangkit demi mencoba melerai pertengkaran dua pria yang ia cintai. Tapi aku buru-buru menolak sentuhannya bahkan sebelum tangan ramping itu mencapai punggung kaosku. Aku perlu pergi dari sini. Menjernihkan pikiranku.

Maka sambil berjalan keluar hotel di kota Sakhir, Bahrain, tempat race kedua F1 musim ini akan dimulai esok hari, aku merogoh kantong celana kargo-ku dan mulai memasang earphone yang tadi kusimpan disana. Menekan tombol shuffle di ponselku, aku memutuskan untuk berjalan menikmati angin malam laut Teluk Bahrain yang terbentang persis di depan hotelku sembari mendengarkan musik. Mencoba mencari ketenangan.

...biarpun ternyata rencanaku tak berjalan semulus itu.

"I want you... I need you... I love you... Di dalam benakku, keras berbunyi suara mobil balapmu... Heavy... rotation..." JRENG-JRENG-JRENG. Suara tiga kali genjringan gitar terdengar menutup versi akustik dengan lirik agak ngasal lagu Heavy Rotation dari JKT48 itu. Ah, aku ingat waktu itu, sekitar 6 bulan lalu, Maya yang baru belajar gitar dari ayahnya sengaja merekam permainan pertamanya dan mengirimkannya padaku. Seperti saat ini, waktu itu kami juga sedang terpisah karena aku sibuk dengan musim akhir GP 2, sehingga kiriman voice note darinya betul-betul seperti oasis yang menyegarkanku dari dahaga merindukannya.

Dan sisi humoris dan ceria Maya itu... adalah hal yang paling kusukai darinya. Coba saja, alih-alih hanya merekam suaranya saja untuk menyemangatiku seperti yang kuminta, ia malah memilih mengubah lirik lagu sebuah grup idola dan dengan sukses membuatku tertawa terpingkal-pingkal! Bukan hanya karena liriknya, tapi juga karena permainan gitarnya yang luar biasa kacau, biarpun aku tahu ia pasti berusaha keras.

Oh, God... Kenapa rasanya sulit sekali melupakannya??

Perlahan aku mengangkat ponselku, dan untuk pertama kalinya, membuka seluruh pesan yang dikirim Maya semenjak kejadian itu. Semenjak kejadian dimana aku mengetahui profesinya di masa lalu, yang entah apa masih ia lakukan sampai saat ini juga.


From: Sweetheart

I'm sorry. For my past.


Is it really only your past, Maya? Buktinya, aku bahkan melihat dengan mata kepalaku sendiri om-om hidung belang itu menawarimu segepok uang dan menciummu! Bagaimana mungkin seseorang tidak langsung mengambil kesimpulan?? Bagaimana mungkin seorang kekasih tidak akan langsung mendidih darahnya??


From: Sweetheart

I'm sorry. I really am sorry... Bukannya aku menyembunyikannya dari kamu, hanya aku sangat malu dengan masa laluku, makanya aku berusaha menguburnya dalam-dalam karena aku yakin aku nggak akan mengulang kebodohan yang sama. Aku mengerti kalau kamu pasti akan salah paham setelah melihat apa yang terjadi hari itu... tapi aku bisa menjelaskan semuanya. So please, answer my calls. It so hurts to hear you call me a whore, but it hurts even more not to hear your voice...


From: Sweetheart

Sayang, apa kabarmu? Good luck for your debut, aku yakin kamu pasti bisa! Dan aku juga yakin kalau kamu sebetulnya bisa jawab teleponku... hehehe. Pleeeaaseee answer me.


'Apa kabar'? 'APA-freaking-KABAR'??!! Saat ini, rasanya aku begitu ingin melempar ponselku ke laut teluk di hadapanku. It's funny how she even got the nerves to ask me how I've been! Bagaimana mungkin dia mengharapkanku baik-baik saja setelah 'kejutan' luar biasa yang ia berikan?? Debut tes pramusim F1-ku di Spanyol kacau, laga resmi F1 perdanaku di Australia minggu lalu pun gagal total. Mungkin ini memang bukan waktu yang tepat membuka pesan darinya mengingat besok aku kembali harus bertanding...

Drrrtt. Drrrtt. Baru saja ingin keluar dari tampilan percakapanku dengan Maya di WhatsApp, sebuah pesan baru darinya lebih dulu muncul, mau tak mau menyita perhatianku.


From: Sweetheart

You're great and you know it, right? Good luck for the next race!

From your no. 1 fan who's patiently waiting for your skype :D


Sekejap, rasanya kakiku lemas. Mataku terasa panas dan berkedut, seperti ada sesuatu yang mendesak minta dikeluarkan dari dalam sana. Tapi harga diriku menahannya. Maya, Maya... bagaimana mungkin kamu selalu muncul setiap aku membutuhkan sebuah semangat?? Dari voice note yang secara acak keluar saat aku men-shuffle ponselku tadi... dan sekarang pesan ini.

You made it impossible for me to move on...

HIS AND HER CIRCUMSTANCESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang