SHE AND HER CIRCUMSTANCES (2)

252 14 5
                                    



HIS AND HER CIRCUMSTANCES

By: Lolita

Starring: Rio Haryanto

Azalea Maya (Original Character)


CHAPTER 4. SHE AND HER CIRCUMSTANCES (2)

Sejak pengalaman sukses dengan 'pelanggan' pertamaku itu, jalan-jalan dengan om seperti sudah menjadi bagian dari rutinitasku. Hanya berbekal gelendotan manja dan tawa ceria, aku memperoleh nyaris segalanya. Di rumah, barang-barang dari om kubilang pemberian dari teman yang anak orang kaya. Aku yang sebelumnya tak punya rekening bank pun langsung membuatnya untuk menyimpan penghasilanku. Percaya atau tidak, aku bahkan belajar berinvestasi dengan deposito dari sini, yang akhirnya kulanjutkan sewaktu kuliah, bahkan sampai sekarang. Jadi sesungguhnya, kegiatan ini bukannya tidak berguna juga dalam hidupku...

Untungnya, aku tidak serakah. Merasa cukup dengan apa yang sudah kuhasilkan, aku pun memutuskan berhenti 'mejeng' saat naik kelas 2 SMA. Aku mengganti nomorku, memutuskan hubungan dengan para langgananku dan berusaha melupakan segalanya. Saat itu, kelas sudah mulai dijuruskan menjadi IPA dan IPS. Masuk IPA dengan nilai tertinggi, aku yang memang popularitasnya sudah terdongkrak semenjak jadian dengan si kapten basket itu pun mulai memperoleh eksistensiku sendiri sebagai 'Maya, si cantik berotak encer', seiring kelulusan pacarku.

Namun sayangnya, disitu masalahnya. Ia yang lulus sekolah membuat kami akhirnya menjadi tak lagi bisa bertemu setiap hari (ngomong-ngomong ia sama sekali tidak pernah tahu 'pekerjaan'-ku sebelumnya—he'd be crazy if he knew, I supposed. Aku berhasil menyimpannya rapat-rapat, dengan melontarkan jawaban yang sama dengan yang kuberikan ke orangtuaku setiap ia menyadari aku memiliki barang baru). Dan jarang bertemu membuat kami menjadi, well, sedikit 'melewati batas' dalam melampiaskan kerinduan kami saat akhirnya bisa bersama.

Ya, aku terjebak dalam pergaulan bebas. Hal itu selalu terjadi begitu saja, tanpa kusadari. Dan begitu sadar, aku menyesal dan menangis. Ia minta maaf dan berjanji tidak akan melakukannya lagi. Namun kali berikutnya kami bertemu, hal itu kembali terjadi dengan aku yang sama sekali kembali tak berdaya menolak kenikmatan sesaat itu. Dan ia akan kembali minta maaf, dan selama perjalanan pulang ke rumahku sendiri, aku merutuki kebodohanku. Berulang terus siklus yang sangat idiot itu, sampai setidaknya beberapa kali selama hubungan kami yang secara mengejutkan, bertahan cukup lama.

However, we broke up on a good term. Ketika kemudian kami putus pun, kami putus secara baik-baik. Kebodohan kami saat remaja tidak bisa menutup kenyataan bahwa kami adalah sahabat terbaik satu sama lain selama lebih dari 6 tahun. Ia bahkan tahu aku kini berpacaran dengan seorang Rio Haryanto, makanya ia kemudian mundur teratur karena dirasanya, Rio adalah pria yang baik.

Dan kedua hal itulah masa lalu yang begitu ingin kukubur dalam-dalam: kenyataan kalau aku mantan 'penjaja cinta' untuk para om kesepian, dan juga kenyataan kalau sesungguhnya, aku sudah tak lagi perawan. Namun nyatanya seceria apapun aku mencoba memasang topeng, di dalam hatiku hampa. Aku merasa tidak layak dicintai lagi oleh siapapun. Sampai dikenalkan dengan Rio, aku bahkan sama sekali tak punya pikiran untuk memulai sebuah hubungan baru. Aku menutup diriku dari semua pria yang mencoba mendekat, namun sayangnya Rio berhasil meluluhkan hatiku...

"Balik bareng Om yuk, Le... Om antar balik ke kantor."

Sekejap aku terdiam. Mendengar ajakan ini seperti mengingatkanku kembali pada aturan utama saat aku masih berprofesi sebagai 'teman main om-om': jangan pernah mau diajak keluar dari mal ini, apapun yang terjadi...

HIS AND HER CIRCUMSTANCESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang