13 - Concert Tickets

348 21 3
                                    

Apa yang kamu pikirkan ketika kamu sedang berada di sebuah cafe yang bernuansa klasik diiringi live music yang membawakan lagu romantis serta kamu duduk berdua saja dengan laki-laki ganteng yang terlihat maskulin dan tepat saat itu menatapmu dengan pandangan yang sulit diartikan terlebih dia sedang tersenyum kecil sampai mengeluarkan kekehan kecil sehingga suara khas mengebass miliknya mampu membuatmu merona dan berdebar tak karuan?

Nothing to do. You've already melt by his charisma. And only keep quite, stare him for a while and feel the warm that comes suddenly to your heart.

Nah, itu yang sedang Aulia rasakan saat ini.

Sejak ditinggal oleh Nezia dan Ronald dengan alasan mereka akan bertemu dengan kawan-kawan semasa SMA dulu, Aulia pun hanya ditinggal berdua dengan Geo. Dengan laki-laki yang belakangan ini sering menjalin kontak dengannya. Yang hampir sering pula membuat hatinya tidak nyaman ketika sebuah pesan singkat datang dari cowok itu. Yang terkadang membuat nafas Aulia tercekat bahkan sampai menarik napas bolak-balik sebelum dia menerima telepon yang kadang-kadang dilakukan cowok tersebut.

Ini gila.

Iya, Aulia rasanya mau gila aja kalo merasakan jantungnya yang terus berdebar nggak karuan padahal dia hanya sedang duduk dekat Geo. Sesekali bahkan Aulia mencuri pandang pada laki-laki ini sebelumnya, ketika Geo yang menikmati alunan musik yang dibawakan oleh band indie di depan sana. Tapi, mana berani dia sekarang melirik laki-laki itu kalo yang dilirik kini sedang menatapnya dan tersenyum dilanjut terkekeh kecil gitu?

"K-Kenapa?" Aulia memberanikan suaranya keluar dari tenggorokan.

"Wajah lo kenapa merah gitu?"

Ah, sial! Geo menyadari wajahnya yang jadi merona. Malu? Ya iyalah! Ya sekarang coba siapa yang nggak akan malu kalo kamu kedapatan merona dan menampilkan pipimu yang memerah di depan laki-laki yang hampir membuat jantung copot berkali-kali kalo setiap saat berdekatan sama kamu?!

Tentu aja jawabnya malu.

Aulia pun langsung menoleh arah lain, mencari objek baru yang bisa ditangkap netra kecoklatannya. Dan objek yang dia tangkap akhirnya adalah Vani yang berjalan dari arah dapur dengan membawa segelas milkshake menuju tangga.

"Lo tumben aja banyak diemnya hari ini?" Tanya Geo tiba-tiba.

"Hm?" Aulia langsung berganti menoleh Geo.

Geo mengaduk cappucinnonya sebentar dan kembali menanyakan hal yang sama pada Aulia.

"Lo kok tumben gitu diam aja? Lagi badmood?"

Aulia menggeleng. "Enggak kok. Emang kenapa kalo aku diam?" Aulia balik bertanya.

"Ya nggak pa-pa sih, cuma gue ngerasa awkward aja. Kesannya lo jadi pendiem dadakan gitu." Geo menggaruk pipinya, kikuk.

"Hahaha.. Enggak sih. Nggak bete. Em, cuma menikmati live musicnya aja kok." Aulia berucap cepat. Penting dapat alasan buat jawab aja.

"Oh ya? Biasanya lo kan suka cerita apa gitu sama gue. Yang lo cerita kelakuan temen lo yang tiba-tiba teriak dalam kelas, eh gataunya tidur. Yang kayak gitu."

Aulia langsung mengingat percakapannya kemarin lusa. Dia memang pernah menceritakan tentang teman sekelasnya yang ketiduran. Meskipun ceritanya nggak selengkap yang dia bilang ke Geo. Bisakah jadi alasan buat Aulia untuk mencairkan suasana?

"Eh iya! Kamu belom denger cerita lengkapnya kan pas aku Line kamu, ya?"

"Ya belomlah! Lo cuma bilang 'temen aku teriak, gataunya ketiduran'. Pas gue nanya 'kok bisa', eh ganti elo yang malah ketiduran. Mana gue tau ceritanya." Geo menggeleng kecil.

Lovegle: Talk to Your Partner [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang