51 - The Answer

240 18 0
                                    

Geo yang mendengar bahwa Aulia benar-benar khawatir padanya langsung memasang senyum lembut. Ia sedikit menggeser tubuhnya agar bisa lebih mendekat dengan posisi Aulia. Tangannya semakin menggenggam erat gadis yang masih sesegukan itu.

"Ternyata komuk lo pas lagi nangis nggak ada bedanya ya Al sama yang dulu-dulu." Kekeh Geo.

Aulia melirik Geo sekilas. Agak merasa kesal sih sama cowok itu. Biasanya kan ya kalo ada orang nangis gitu pasti dihibur, dikasih kata-kata yang bisa menenangkan dan melakukan tindakan agar bisa membuat orang berhenti nangis. Laah ini nggak! Ucapan Geo barusan adanya malah membuat Aulia sedikit kesal.

Untung sayang, coba kalo enggak...

"Orang nangis tuh adanya dihibur, bukannya malah dikatain!" Ada ekspresi cemberut sekilas di mimik muka Aulia ketika berucap barusan.

"Hehehe! Sengaja bilang gitu kok." Geo menyampaikan senyum lebarnya.

"N-nyebelin..." Ucap lirih Aulia masih dalam isakannya yang mulai berkurang.

Tanpa aba-aba, Geo menarik pergelangan tangan Aulia sehingga membuat cewek itu memajukan posisinya. Meskipun terisak, dapat dilihat kalau Aulia terkejut dengan perlakuan Geo barusan. Dan melihat posisi mukanya sangat dekat dengan wajah Geo, membuat Aulia menahan napas. Jantungnya berpacu cepat, secepat Shinkasen kali ya.

"K-Kamu ngapain sih?!" Ada nada gugup di suara lirih Aulia.

"Cuma pengen lihat muka lo dari deket, Al. Dan elo emang cantik. Pantas aja sih gue sampai nggak bisa ngedipin mata gue tiap ada elo." Tiba-tiba Geo menggombal.

"Gausah ngegombal deh!" Aulia melirik arah lain. Pipinya sedikit bersemu merah.

"Gue serius kali." Geo tersenyum lebar.

Ada keheningan. Mendengar Geo yang berkata bahwa ucapannya serius ditambah senyum lembut cowok itu, semakin membuat detak jantung Aulia nggak stabil tingkat akut. Disembunyikan sebagaimana pun, Aulia bisa memastikan kalau Geo udah melihat wajahnya yang merona.

"Em... A-aku boleh mundurin badan nggak nih? C-capek tau di posisi gini terus." Celetuk Aulia tiba-tiba. Jujur mukanya udah terasa panas banget berada sedekat itu dengan Geo.

"Eh, iya! Kelupaan! Hehehe!" Kekeh Geo sambil melepaskan genggamannya di pergelangan tangan Aulia, bermaksud mengiyakan Aulia untuk memundurkan badan.

Saat Geo hendak kembali membuka suara, ada beberapa langkah dan obrolan berisik dari luar kamar rawatnya. Tak lama, pintu kamar inapnya terbuka dan menampilkan Hendro dan Cellia serta Dinia dan Juang, cowok Dinia. Buru-buru Geo kembali ke posisi semula dan terlihat salah tingkah. Begitu pula dengan Aulia.

Namun, mata sigap Cellia menangkap gerakan mencurigakan dari kedua makhluk beda jenis tersebut. Cellia lantas menyipitkan matanya dan menyengir lebar.

"Hayoo! Abis ngapain kalian? Abis mau berbuat senonoh ya?" Celetuk Cellia sambil cengengesan.

"Enggaklah!" "Enggak!" Sahut Geo dan Aulia bersamaan.

Mendengar keduanya menjawab dengan kompak, keempat orang yang baru saja masuk ruangan tadi terkekeh geli. Mereka senang banget melihat ekspresi Geo dan Aulia yang udah seperti ke gep sama satpam komplek, salting abis. Komuknya lucu banget.

***

Geo memandang langit malam yang mulai menggelap dari balik jendela ruang inapnya. Kamarnya yang awalnya ramai, kini jadi sepi. Siang tadi Aulia, Hendro dan Cellia udah balik lagi ke kantor selepas jam makan siang. Terus Mama dan Papanya sedang mencari makan di kantin rumah sakit. Sedangkan Dinia sedang pulang ke rumah untuk mengambil beberapa baju ganti buat semua orang bersama Juang. Geo menghela napas kecil.

Lovegle: Talk to Your Partner [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang