32 - I Think It's Over Now

221 19 0
                                    

Tolong abaikan picture videonya di mulmed yak. Cukup dengerin lagunya aja 😂

Oh iya, part ini aku buat sebagian waktu sekarang sama flashback. Part yg hurufnya tegak itu waktu skrg, klo yg miring itu flashback dan part ini cukup panjang 😂

***

Geo merenung dalam diamnya. Sudah lebih dari dua hari ini dia merasakan patah hati. Nggak, dia nggak patah hati karena ditolak cewek atau sebaliknya. Cowok itu sedang patah hati karena cintanya harus kandas dan hilang karena perbuatan kejam sahabatnya. Geo harus merelakan untuk kehilangan Aulia karena cewek itu memutuskan untuk menyerah atas perasaannya untuk Geo. Di hari ia terkahir kali bertemu Aulia, mungkin itulah hari terakhir bagi hubungan keduanya.

Geo masih mengingat jelas bagaimana Aulia menjelaskan awal dari semua kekacauan ini terjadi. Ia juga masih ingat mengenai pengakuan Irene atas perbuatan kejinya pada Aulia. Geo merasakan dadanya sesak.

***

[ Flashback Scene Geo dan Aulia di Cafe ]

"Al, jujur gue mau nanya sama lo. Kenapa lo seolah bersikap menghindar dari gue?"

Geo menatap lurus tepat pada mata Aulia. Cowok yang saat ini mengenakan kaos hitam bertuliskan WAR dengan outter kemeja flanel motif kotak-kotak berwarna biru itu, menampilkan ekspresi penuh harap. Iya, Geo berharap Aulia kali ini memberikan jawaban dan alasan kenapa dia menghindari Geo.

Kedua telapak tangan Aulia yang berada di atas meja kini saling bertaut. Mendapat tatapan dari Geo, membuat Aulia bingung berkata-kata. Ia pun akhirnya hanya bisa menunduk dan menatap secangkir kopi milik Geo.

"Aku... bukan bermaksud begitu. Cuma... aku rasa ini adalah pilihan yang benar, Ge." Ucap Aulia pelan.

"Pilihan yang benar? Jadi, menurut lo dengan menghindari gue, itu jadi pilihan yang benar gitu? Atas dasar apa, Al? Apa alasannya?" Geo mengernyitkan alis.

Aulia semakin mengeratkan tautan tangannya.

"A-aku nggak bisa jelasin, Ge. Tapi yang jelas itu adalah pilihan yang tepat bagi kita. K-kurasa, kita harus mengakhiri semuanya mulai sekarang." Aulia mencoba tenang.

"Mengakhiri gimana, Al? Gue nggak paham deh!"

Aulia menghela napas sesaat dan memberanikan diri mengangkat wajah. Ia pun menatap lurus pada Geo.

"Hubungan kita, kurasa udah cukup kita berhubungan sedekat ini. Mungkin pertemanan adalah cara terbaik bagi kita."

Geo terdiam. Dia pun mengusap wajahnya dengan cukup kasar, tanda jika ia masih belum 'ngeh' sama ucapan Aulia. Sepintas, terlewat di benak Geo tentang maksud ucapan Aulia.

"Al, elo... Ngerasa nggak nyaman ya di deket gue?" Tanya Geo.

Aulia sekilas keliatan tersentak. Ingin cewek itu menjawab 'nggak' pada ucapan Geo. Tapi, Aulia malah diam aja dan tidak mengungkapkan isi hatinya itu. Biarlah, biar aja Geo berpikiran seperti itu, pikirnya.

"Jadi, emang bener kayak gitu ya." Geo tersenyum miris. Nggak menyangka kalo selama ini Aulia memiliki rasa nggak nyaman ketika cowok itu berada di dekat Aulia.

Aulia menggigit bibir bawah bagian dalam, ia berusaha menahan diri agar tidak mengatakan yang sebenarnya. Sebenarnya ia juga nggak tega melihat wajah murung Geo seperti sekarang. Rasa-rasanya, baru kali ini Aulia melihat wajah Geo yang sepert sekarang. Bahkan mungkin baru pertama kali baginya melihat cowok berwajah murung akibat sesuatu yang sebenarnya bukan salahnya. Aulia jadi merasa semakin bersalah karena nggak jujur alasannya ingin mengakhiri semuanya pada Geo. Tapi, jika Aulia jujur, apa dia bakalan menjamin Geo akan percaya padanya? Gimana kalo sebaliknya?

Lovegle: Talk to Your Partner [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang