14 - Her Brother Looked Like...

308 22 3
                                    

Malam ini di hari Rabu, Ayah, Bunda dan Gilang sedang bercengkrama di ruang tengah lantai bawah. Terdengar beberapa canda gurau dari Gilang yang sedang menggoda Bunda. Dan Ayah yang terbahak melihat istrinya digodain bergantian oleh Ayah dan Gilang. Aulia yang berdiri di pertengahan tangga menggigit jari gelisah. Gelisah untuk meminta izin menonton konser tetapi bukan dengan Nezia atau teman-temannya.

Biasanya, Aulia akan diberikan izin oleh orang tuanya kalo dia perginya bersama Nezia atau ketiga sahabatnya yang emang sering seliweran ke rumahnya. Bahkan keseringan numpang menginap di rumah gadis yang punya potongan rambut pendek ini.

"Duh.. Minta izin nggak ya? Kalo enggak nanti pas keluarnya ditanyain mau kemana, dan pasti entar diantar sama Kak Gilang. Kalo jujur mau keluar nonton konser sama Geo, takutnya nggak diizinin. Padahal kan pengen lihat. Juga," Aulia memutus monolognya. Tangannya terangkat dan memegang kedua pipinya sendiri. Tepat saat membayangkan Geo sedang menatap dan tersenyum padanya.

Dia langsung menggeleng cepat. Nggak waktunya buat memikirkan hal itu. Yang harus dipikirkan gadis itu saat ini adalah bagaimana dia dapat izin dari Ayah, Bunda dan tentu aja, Kak Gilang.

"Adek? Ngapain kamu?"

Aulia langsung terlonjak kaget. Dia menoleh dan melihat Gilang menatapnya bingung.

"Em, nggak pa-pa, Kak. Adek mau ke dapur. Haus."

Akhirnya Aulia pun memilih turun dan berjalan ke dapur. Dia mengambil gelas air kosong dan mengisinya dengan air dingin dari dalam kulkas. Dia mungkin emang butuh mendinginkan pikirannya sebelum dia ngomong sama orang tuanya.

***

"Bunda," Aulia mendudukkan diri di samping Bunda yang menonton tivi sendirian. Ayah udah memilih buat baca buku di ruang baca.

"Kenapa, Dek?" Bunda masih melihat ke arah tivi.

"Bun, Adek mau liat konser pas malam minggu nih. Diizinin kan, Bun?" Tanya Aulia.

"Pergi sama siapa? Nezia? Liona, Viena sama Devita?" Bunda kali ini menoleh.

"Em, bukan sama mereka. T-tapi sama temen Adek yang lain." Aulia memilin ujung baju babydoll bergambar Teddy Bear.

"Temen yang lain? Siapa? Bunda taunya kamu sama tiga cewek itu aja. Temen mana lagi to?" Ucap Bundanya dengan aksen Jawa yang sering keluar.

"Y-Ya... A-Ada lah temen Adek. J-Jadi gimana Bun?" Aulia mulai gelisah.

Bunda jelas tau banget gelagat Aulia yang sedang nggak jujur. Dengan mengulum senyum kecil, Bunda pun merapatkan duduknya pada Aulia. Berniat mulai menggoda putri satu-satunya.

"Adek udah punya pacar ya?" Goda Bunda.

"P-Pacar? E-Enggak kok Bun. A-Adek nggak punya pacar." Aulia pura-pura fokus melihat presenter yang asyik mewawancarai salah satu bintang tamu di acara talkshow tersebut.

"Beneran nih? Terus temen kamu ini yang mau ajak kamu nonton konser siapa namanya?"

"Bunda kepo nih. Ya ada deh pokoknya dia temen Adek." Aulia udah komat-kamit biar mukanya tidak merah.

"Kan Bunda perlu tau, Dek. Nanti kalo Bunda nggak kamu kasih tau, ya Bunda nggak bakalan izinin kamu keluar." Bunda mulai bersikap cuek dengan ikut menonton tivi.

Aulia langsung menoleh.

"Kok Bunda gitu? Biasanya Adek langsung dibolehin keluar pas malam."

"Soalnya kamu nggak bilang sih sama Bunda siapa teman yang kamu maksud. Kan Bunda jadi was-was kalo kamu beneran lihat konser apa nggak." Bunda mengendikkan bahu pura-pura acuh.

Lovegle: Talk to Your Partner [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang