41 - Konspirasi Licik

206 18 0
                                    

Hari pelaksanaan outbound akhirnya tiba.

Dan Aulia mendesah kecewa karena saat ini dia sedang berdiri bersama teman-teman sekantornya yang lain dan menunggu bis mereka datang. Gagal sudah usaha Aulia untuk kabur dari acara wajib tersebut. Dia mengingat-ingat alasan kemarin ketika dia menghadap Pak Abdul, selaku penanggung jawab acara. Dengan mencoba mengatakan bahwa dirinya kurang enak badan, Aulia mencoba mengelabui Pak Abdul pada Jumat paginya dengan memasang mimik muka sakit dan batuk. Dan Pak Abdul awalnya menyetujui izin dari Aulia bahwa gadis itu tidak perlu ikutan outbound.

Tapi naas, Pak Abdul berubah pikirannya memberi izin Aulia saat melihat Aulia sedang berdebat hebat dengan Geo di pantry. Bahkan siang itu Pak Abdul melihat wajah Aulia yang terlihat cerah dan tidak pucat sepagi tadi. Dan yang membuat Pak Abdul sampai geleng-geleng kepala adalah saat menyadari batuk Aulia menghilang seketika ketika ia tertangkap basah kondisinya baik-baik saja dengan suara melengking protes karena diusili oleh Geo.

"Aulia, saya nggak akan kasih SP, tapi besok pagi-pagi sebelum jam setengah 6 harus sudah berkumpul dengan teman-teman yang lain ya." Begitu pesan Pak Abdul padanya.

Mengingat hal itu semua, Aulia menoleh cepat pada sosok laki-laki yang berdiri dengan wajah tak bersalahnya. Ya bukan sepenuhnya salah Geo sih, soalnya cowok itu juga nggak tahu apa-apa terkait rencana kaburnya. Hanya aja, timing-nya nggak tepat. Aulia seharusnya masih memainkan peran orang sakit seharian itu jadi berantakan saat dirinya terlibat adu mulut dengan Geo di pantry dan pas juga Pak Abdul datang untuk membuat kopi. Cuma yang bikin menyebalkan itu, Geo menahan tawanya dengan pandangan mencemooh saat tahu Aulia batal dapat izin Pak Abdul. Kampret banget.

"Cih, bukan salahnya sih, tapi tetep aja gue kesal." Bisik lirih Aulia.

"Apa, Al? Lo ngomong sesuatu?" Tanya Geo sambil menandaskan potongan roti sobek isi selai stroberi ke mulutnya.

"Nggak kok!" Sewot Aulia.

"Beneran? Kok gue kayaknya denger lo ngomong sesuatu ya?" Tanya Geo.

"Salah denger tuh kamu! Aku nggak ngomong apa-apa!"

"Yaudah sih biasa aja, jangan sewot pagi-pagi kayak gini. Entar cepet banyak keriputnya loh." Cengir Geo.

"Selama masih ada conclear dan anti aging, nggak masalah tuh."

Geo hanya geleng-geleng kepala dengan cewek pendek di sampingnya ini. Untung yang ngomong ini Aulia, cewek yang dulu ia suka dan sekarang juga masih ia suka. Coba kalau cewek lain, udah Geo semprot juga kali ya. Eh, tapi masa cowok mengkasari cewek sih? Banci dong!

"Ciyeeee... Bapak sama Nyonya pagi-pagi udah bertengkar aja sih? Kenapa Nyah? Bapak nakal ya minta jatahnya?" Goda Cellia pada Aulia.

"HEH!!! Sembarangan aja sih nih mulut! Udah dibilangin jangan panggil-panggil Bapak Nyonya gini!! Lagian jatah apaan coba?!" Semprot Aulia, menambah daftar kekesalannya pagi ini.

"Loh nggak papa, Al. Siapa tahu nanti kamu beneran jadi Nyonya Dhezio. Hehehe." Geo ikutan menggodanya.

"Ih! Apaan sih?!" Meskipun kelihatannya Aulia tidak terima ucapan Geo barusan, nyatanya pipinya merona juga.

"Waaah... Semoga jadi kenyataan deh Pak doanya!" Gelak Cellia.

"Aamiin."

***

Ketika langkah kaki Aulia menuruni bus yang membawa ia dan rombongan teman sekantornya ke wilayah puncak Bogor, Aulia terkesima dengan pemandangan dan aroma segar suasana pegunungan. Asri sekali di sekitar villa yang disewa oleh perusahaan untuk kegiatan outbound kali ini. Villa yang disewa oleh perusahaan juga tergolong villa yang luas dan terlihat cukup mewah. Setiap sudut wilayah villa itu terlihat hamparan halaman yang luas, taman hijau yang asri, dan beberapa perkebunan yang di dominasi oleh pohon-pohon yang menjulang tinggi.

Lovegle: Talk to Your Partner [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang