11 - Tanggung Jawab

425 25 2
                                    

Aulia berucap salam sekilas ketika membuka pintu rumahnya.

Hari ini dia pulang telat dari biasanya. Pukul 19.40 dia baru sampai rumah. Ini gara-gara dia harus menyelesaikan laporan praktik kuliah lapangan yang dilaksanakan dua minggu lalu. Jadinya, setelah Ashar sampai menjelang Maghrib, Aulia dan sahabat-sahabatnya harus berkutat dengan laptop dan temuan data-data lapangan di perpustakaan. Baru setelah ibadah Maghrib dia bisa pulang.

"Adek, kok baru pulang?" Bunda yang berada di ruang tengah menatap heran bungsunya yang baru sampai rumah.

"Iya, Bun. Tadi Adek harus ngerjain laporan praktik kuliah lapangan dulu. Abis Maghrib Adek baru pulang. Dan jalanan macet tadi. Untung Adek masih dapat bis waktu di halte." Aulia menaruh tas ranselnya di sofa. Lalu dia ikut merebahkan diri di samping Bunda.

"Yaudah, sana cepat mandi. Kamu kuliah dari pagi gitu, badanmu kecut.*" Bunda pura-pura menutup hidungnya karena bau badan Aulia. Padahal Bunda masih bisa mencium aroma parfum putrinya.

"Iya, Bunda. Ini Adek mau ganti baju sama sekalian mandi." Aulia mulai beranjak dari duduknya.

"Kamu udah makan?"

"Belum, Bun." Sahut Aulia dan menoleh menatap ibunya.

"Yaudah, abis mandi segera makan ya. Bunda, Ayah sama Kak Gilang udah makan duluan tadi."

"Iya, Bun."

Aulia pun mengambil ranselnya lagi dan sekarang berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Membuka pelan pintu kamarnya dan menaruh asal ranselnya. Hari ini rasanya Aulia merasa sangat lelah. Seharian di kampus dan ditambah mengerjakan laporan. Dia pun merebahkan diri sejenak di atas kasur. Menikmati empuknya kasur yang sangat dibutuhkan tubuh lelahnya.

Baru sekitar sepuluh menit sesudahnya, Aulia mulai beranjak dan mengambil handuknya lalu berjalan keluar kamar untuk mandi.

***

"Kamu baru pulang, Dek?" Tanya Gilang saat dia keluar kamar dan berpapasan dengan Aulia yang selesai mandi.

"Iya, Kak. Tadi masih nugas."

"Tadi aja Kakak tawarin kamu buat bareng sama Kakak nggak mau." Gilang menyandarkan bahunya di pintu.

"Kan soalnya aku nggak tau selesainya sampe jam berapa gitu, Kak!" Aulia menyahuti sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.

"Yaudah buruan turun, terus makan." Perintah Gilang.

"Okay!"

Aulia pun melewati Gilang dan berhenti di depan kamarnya. Baru tangannya memegang kenop pintu, kata-kata Gilang membuatnya mendadak tergugup.

"Geovany itu siapa, Dek?"

Mampus.

Gilang udah menanyakannya.

Aulia kesusahan untuk menelan ludah. Harus bilang apa?

"Em, d-dia temen a-aku, Kak." Aulia tergagap.

"Cewek apa cowok?"

Aduh. Gimana nih? Bilang jujur atau bohong?Jujur aja kali ya?

Aulia menaruh tangannya ke samping badan. Perlahan dia berbalik arah. Masih bisa dilihatnya Gilang berdiri bersandar pada pintu kamarnya. Tangannya bersedekap di depan dada.
Masih memandanginya dengan tatapan kalem, Gilang berdiri mengenakan kaos bola AC Milan.

"I-Itu, itu, em.." Berpikir Aulia! Berpikir! Teriaknya dalam hati.

"Cowok 'kan?" Tebak Gilang.

Lho? Kok?

Lovegle: Talk to Your Partner [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang