31 - Pengakuan

216 22 0
                                    

Irene keluar dari sebuah toko kue sambil menenteng sekotak roti dengan berbagai macam rasa. Cewek itu kini sedang menunggu taksi yang lewat untuk bisa mengantarnya ke rumah Geo. Ups, bukan rumah Geo sih, lebih tepatnya rumah Tante Maudy, tantenya Geo.

"Hmm... Untung tadi rapat di kantornya selesai lebih awal dan roti kesukaan Geo juga masih ada." Gumam Irene.

Nggak lama setelah itu, ia melihat adanya taksi yang lampunya masih menyala, tanda taksi itu kosong. Dengan cepat Irene melambaikan tangan agar supir taksi tadi menghampirinya. Tak berselang lama, taksi itu pun berhenti di depannya. Irene segera membuka pintu bagian penumpang belakang dan duduk dengan nyaman.

"Kemana Mbak tujuannya?" Tanya si supir.

"Kompleks Perumahan Cahaya Indah ya, Pak." Balas Irene.

Supir taksi tersebut mengangguk paham dan mulai melajukan mobilnya. Sementara itu, senyum di wajah Irene daritadi mengembang terus. Ya wajar sih dia mau menemui sahabatnya—eh, bukan— calon kekasihnya sih yang benar.

***

Irene mengumbar senyum lebar ketika Tante Maudy membukakan pintu rumahnya.

"Eh, ada Irene. Masuk yuk!" Ajak Tante Maudy.

"Permisi ya Tante." Ucap Irene sopan.

"Pasti mau ketemu sama Geo ya?" Tanya Tante Maudy.

"Iya Tante. Sekalian mau nagih janjinya Geo buat nemenin Irene belanja di mall nanti malam." Balas Irene.

"Oh, mau kencan toh." Tante Maudy mengangguk-angguk paham.

"Ih, Tante apaan sih. Kan cuma nemenin doang. Duh, masa dibilang kencan sih." Sebenarnya, Irene jujur tersipu malu mendengar ucapan dari Tante Geo tersebut.

"Lho bener kan? Kalo jalan berdua kan namanya kencan to? Gini-gini Tante sama Om Roy pernah muda lho, jadi ya pernah ngerasain yang namanya kencan."

"Hehehe... Tante bisa aja deh. Aku iyain deh kalo gitu." Irene tersipu abis.

"Eh, tapi, ini Geo belum pulang. Katanya masih keluar sama temennya gitu." Ucap Tante Maudy.

"Oh ya, Tante? Pulang jam berapa ya Tante kira-kira anaknya?"

"Aduuh... Tante kurang tahu ya. Tadi sih jam setengah empat dia keluar, tapi dia bilang sih sebelum Maghrib udah pulang. Mungkin sebentar lagi kali ya." Jelas Tante Maudy.

"Oh gitu. Yaudah deh Irene tungguin aja di sini Tante." Irene tersenyum manis.

"Tungguinnya di dalem aja, Ren. Sambil nonton TV. Kalo di sini nanti kamu bosen nunggu sendirian. Tante soalnya mau masak, nyiapin makanan buat orang rumah."

"Tante mau masak? Irene bantuin boleh?" Tawar Irene.

"Boleh, boleh! Yuk sini kalo gitu!" Ajak Tante Maudy.

"Eh iya, Tante. Ini ada kue dan roti buat Geo dan Tante Maudy sekeluarga." Irene memberikan bungkusan roti yang ia beli tadi.

"Lho kok repot-repot sih. Aduh, harusnya kamu nggak usah repot gini." Meski begitu, Tante Maudy menerima bungkusan itu.

"Nggak repot kok, Tante." Irene tersenyum sambil menunjukkan giginya.

"Yaudah yuk kita masak!"

***

Geo memasuki rumah dengan wajah penuh amarah. Setelah bertemu dengan Aulia dan mengetahui kebenaran dibalik sikap Aulia yang mendadak dingin dan cuek itu, Geo jadi geram. Cowok itu hanya nggak menyangka aja ternyata ada teror yang menimpa Aulia jika Geo dan cewek itu tetap berjalan bersama. Dan lebih parahnya lagi, otak pelaku dari si peneror itu adalah...

Lovegle: Talk to Your Partner [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang