Sesuai dengan tempat yang disebutkan oleh Arga, Oriana datang demi menyelesaikan segala urusannya bersama lelaki itu. Meski menempuh perjalanan cukup jauh dari tempat persembunyiannya, dengan perutnya yang kian membesar wajah Oriana tak terlihat lelah.
Tidak ada satu hal pun di dunia ini yang akan membuatnya takut. Sekalipun hari ini dia akan kehilangan Arga sebagai suaminya.
Oriana tahu, hari ini akan segera datang. seperti yang telah mereka sepakati, setelah hari ini status mereka sebagai suami dan istri akan berakhir karena sebuah perceraian yang dilandasi oleh surat perjanjian yang dibuat Arga untuk mereka berdua setahun yang lalu.
Oriana tidak akan menangisi Arga lagi.
Oriana tidak akan berharap Arga akan mencintainya lagi.
Oriana sudah mematikan hatinya untuk Arga.
Dan, Oriana mendapatkan itu semua selama satu tahun penuh hidup bersama Arga. Oriana sudah meyakini hatinya, bahwa dia sudah tidak mencintai Arga.
***
Sudah lewat 10 menit dari waktu yang Arga janjikan untuk pertemuan penting mereka. Beberapa bulan lalu mungkin Oriana akan merasa keewa atas sikap Arga yang semena-semena ... tapi sekarang tidak lagi. kali ini Oriana akan bersabar untuk menunggu dan segera menyudahi pernikahannya bersama Arga.
Setelah hari ini dia akan benar-benar menjadi perempuan bebas lagi... dan dalam waktu enam bulan kedepan, seorang bayi mungil akan melengkapi hidupnya. Oriana sangat yakin, dia akan sangat bahagia tanpa Arga.
Oriana menyesap milkshake cokelat yang baru saja diantarkan pelayan, sambil melihat timeline di sosmednya. Sebuah link artikel tentang mitos kehamilan membuatnya asyik membacanya hingga terdengar suara kursi di depannya.
Lelaki itu ... Argani Hanan! Masih tampil penuh dengan pesonanya yang menawan, tatapan matanya biasanya dingin tapi kali ini dia menatap Oriana dengan hangat dan diikuti senyum di bibirnya.
Oriana balas tersenyum namun senyumnya hilang ketika mendapati lingkaran hitam di bawah mata Arga. Seperti yang sudah-sudah, ketika malam hari, Arga lebih memilih menyelesaikan pekerjaannya di bandingkan untuk tidur.
"Maaf lama..." ucap Arga kaku.
Oriana tersenyum tenang dan langsung menanyakan tujuannya. "Kamu sudah siapkan berkas-berkasnya?"
Arga tidak mejawab dan memilih memanggil pelayan untuk memesan secangkir espresso. "Gimana kandungan kamu? sehat?"
"Jangan mengalihkan topik, Ar! Kandunganku jelas-jelas tidak pernah menarik perhatian kamu..."
"Aku salah ya?" Arga memajukan tubuhnya, sorot matanya berubah redup hingga terpejam sesaat. Lalu saat Arga membuka matanya, suaranya terdengar tegas. "Aku membatalkan surat perjanjian kita. Aku mau kita tetap menikah..."
Di hadapannya, Oriana reflek menggeleng... untuk semua rasa sakit hati dan kecewa yang dia pernah rasakan. Oriana hanya menginginkan satu hal. Lepas selamanya dari Argani Hanan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Oriana's Wedding Diary (Akan Tersedia Di Gramedia 8 Mei 2017)
ChickLitWarning: Sebagian cerita telah dihapus demi kepentingan penerbitan "Kamu boleh mencintai orang lain dan aku nggak akan ngelarang," Oriana menggigit bibirnya. Iya atau tidak sama sekali, pikirannya bercabang. Dia pun memilih untuk hancur, sehancurnya...