Agustus 2016
Setiap tanggal 31 di bulan Desember, ikatan pengusaha Indonesia akan berkumpul di sebuah tempat khusus untuk mengadakan acara penggalangan dana untuk kegiatan sosial. Seperti bantuan untuk korban bencana alam atau pembangunan sekolah-sekolah di daerah terpencil.
Acara dimulai sejak makan malam dan berakhir pada saat tiupan terompet yang menandakan pergantian tahun.
Sebisa mungkin, Oriana selalu menghindari acara-acara yang berkaitan dengan kepentingan perusahaan keluarga besarnya. Alasannya, Oriana tidak ingin orang-orang menilai kepopularitasan yang dia dapatkan di dunia entertainment adalah hasil koneksi yang dimiliki keluarganya.
Sejak kecil Oriana sudah dibiasakan bekerja keras untuk berusaha mendapatkan yang dia inginkan. Maka, ketika dia bercita-cita untuk menjadi bintang film, Oriana sudah memulai mengasah bakatnya dengan mengikuti sanggar yang memfokuskan diri pada seni peran.
Ketika Oriana berhasil meraih cita-citanya, semua itu dia dapatkan dengan hasil jerih payahnya. Bukan karena di darahnya mengalir darah Sudjono yang terkenal dengan kekayaannya yang melimpah.
Dan, hari ini ... Oriana terjebak karena kekhilafan Mea!
Mea, manajernya, mengatakan pada Sudjono kalau jadwal Oriana kosong pada hari terakhir di tahun 2013. Oriana tidak berkutik, dia tidak memiliki alasan lain untuk tidak menghadiri acara membosankan itu. Oriana terpaksa menghadirinya demi menyenangkan orangtuanya.
***
Seperti yang sudah-sudah, acara ini akan diadakan di hotel bintang lima. Kali ini acara bertempat di ballroom Ritz Carlton. Yang menjadi salah satu alasan Oriana juga untuk tidak menyukai acara bertajuk penggalangan dana seperti ini. Menurutnya acara penggalangan dana hanya sekadar nama saja.
Padahal acara ini tak jauh dari acara pamer berjamaah. Dan parahnya, keluarganyalah yang memprakarsai acara ini. Walaupun Oriana sudah memprotes papanya, tapi tetap tidak digubris.
"Terserah mereka mau pamer! Yang penting ada uang donasi yang terkumpul untuk orang-orang yang membutuhkan, Riana." Begitu kata papanya waktu itu.
***
Sudjono memaksa Oriana untuk berangkat bersama, tapi ditolak oleh Oriana secara halus. Oriana memilih untuk berangkat sendiri dengan mobilnya, dalam hatinya dia sudah merencanakan untuk kabur sesegera mungkin kalau nanti orangtuanya lengah.
Percayalah, acara-acara formal seperti ini pasti akan didominasi oleh gaun-gaun mewah yang dirancang khusus para desainer terkenal. Oriana sama sekali tidak memiliki persiapan apa-apa untuk datang ke acara malam ini. Setelah membongkar koleksi gaunnya, Oriana menemukan gaun hitam andalannya. Berpotongan sederhana yang menunjukkan punggungnya yang mulus ditambah clucth dan stiletto bewarna merah.
Rambut bergelombang Oriana dibiarkan tergerai, riasannya pun sangat minimalis. Di dalam mobilnya Oriana masih menunggu Mea datang. Oriana meminta Mea untuk menemaninya malam ini. Dan Mea tidak memiliki alasan untuk menolak.
"Makanya jangan ceroboh," ucap Oriana ketika Mea menjelaskan perihal Sudjono yang menanyakan jadwal Oriana secara tiba-tiba. "Sekarang lo harus nemenin gue, Me! Nggak mau tahu pokoknya..."
"Tapi nggak lama-lama kan? Gue juga udah ada janji."
"Nggak! Gue cuma setor muka aja kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Oriana's Wedding Diary (Akan Tersedia Di Gramedia 8 Mei 2017)
Chick-LitWarning: Sebagian cerita telah dihapus demi kepentingan penerbitan "Kamu boleh mencintai orang lain dan aku nggak akan ngelarang," Oriana menggigit bibirnya. Iya atau tidak sama sekali, pikirannya bercabang. Dia pun memilih untuk hancur, sehancurnya...