Maret 2015
Special Interview with Oriana Jasmeen & Argani Hanan.
R: "Kapan rencananya pernikahan Mbak Oriana dan Mas Arga akan berlangsung?"
O: "Juli 2015. Doain ya biar semuanya lancar."
R: "Apa alasan kalian menikah?"
Arga dan Oriana saling menatap. Arga tersenyum, memberi kode kepada calon istrinya agar menjawab pertanyaan dalam press conference yang tengah berlangsung di ball room Hotel Lumiere.
O: "Cinta. Itu kan alasan dua orang menikah."
Semua orang yang ada di sana tertawa. Jelas-jelas jawaban itu terdengar sangat klise. Isu yang tersebar di masyarakat adalah pernikahan dua anak manusia ini jauh dari perasaan sentimental bernama cinta.
R: "Apa benar kalian dijodohkan?"
O: "Benar. Kami memang dijodohkan dan aku tidak mempermasalahkan hal itu. Calon suamiku pun juga begitu. Kami sepakat untuk belajar saling mencintai."
R: "Perjodohan dan pernikahan ini semata-mata hanya bisnis? Dan demi merger kedua perusahaan yang kalian miliki? Gosip atau fakta?"
A: "Kalaupun iya, siapa yang dirugikan? Dua perusahaan kami akan menjadi satu dan tentunya akan semakin memperluas jaringan bisnis keduanya."
R: "Mbak Oriana setuju dengan ide ini?"
O: "Dari awal kalian tahu, kan? Kalau aku nggak pernah tertarik terjun di dunia bisnis. Dan, aku sangat bersyukur memiliki calon suami seperti Argani Hanan. Aku bisa terus berkarir di dunia akting, sementara Arga bisa mengurus bisnis keluargaku."
R: "Apa yang kalian lakukan jika pernikahan ini tidak berhasil?"
A: "Saya akan berjuang dan terus mengusahakan pernikahan ini semampu saya."
O: "Yang pasti aku akan membuat Arga menderita seumur hidupnya! Kalau pernikahan kami sampai gagal."
Oriana tertawa di depan kamera begitu lepas. Dan, menerima uluran tangan Arga ketika press conference berakhir. Namun, genggaman tangan itu hanya terjadi ketika semua orang menatap mereka. Setelah memasuki lift, mereka tak lebih dari dua orang asing—jauh dan berjarak.
Keterangan:
R: Reporter
A: Argani Hanan
O: Oriana Jasmeen
***
Tiga bulan sebelumya—Januari 2015, tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-28, Oriana mendapatkan hadiah yang teramat spesial dari orangtuanya. Sudjono dan Liliana memberikan tiga nama kandidat sebagai calon suami Oriana.
Menurut Oriana itu bukanlah sebuah hadiah melainkan malapetaka! Umurnya memang sudah cukup untuk menikah, tapi yang Oriana tidak habis pikir ... kenapa orangtuanya juga melakukan hal yang sama padanya?
Ya, Oriana akui, sebuah perjodohan dalam lingkungan keluarganya sudah menjadi hal biasa, tapi tetap saja Oriana tidak ingin memiliki kisah yang sama seperti saudara-saudara sepupunya. Yeah, pernikahan bisnis itu hanya sempurna di awal! Setelahnya, hanya menunggu waktu hingga bom waktu itu meledak dan hancur.
"Nggak ada salahnya dilihat dulu, Riana," kata Liliana meyakinkan tatkala melihat Oriana yang kesal.
Kalau bukan karena Sudjono yang tengah menatapnya tajam dan juga mamanya yang terlihat cemas, Oriana sudah ingin kabur dari rumahnya dan kembali mendekam di apartemennya saja. Dia pikir, ritual ulang tahunnya akan dilakukan seperti yang sudah-sudah. Mereka makan malam bersama dan mengobrol tentang apa saja yang terlewat satu sama lain, karena, waktu berkumpul seperti ini jarang sekali terjadi kalau tidak ada acara khusus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oriana's Wedding Diary (Akan Tersedia Di Gramedia 8 Mei 2017)
ChickLitWarning: Sebagian cerita telah dihapus demi kepentingan penerbitan "Kamu boleh mencintai orang lain dan aku nggak akan ngelarang," Oriana menggigit bibirnya. Iya atau tidak sama sekali, pikirannya bercabang. Dia pun memilih untuk hancur, sehancurnya...