Juli 2015 - Pernikahan

106K 6.1K 40
                                    


Sabtu sore di awal bulan Juli—adalah hari yang telah dinanti-nantikan oleh dua keluarga besar; Sudjono dan Hanan. Dua pembisnis  itu kini sudah resmi saling memperkuat bidang usaha yang mereka miliki dikarenakan sebuah ikatan pernikahan anak-anak mereka yang baru saja berlangsung.

Oriana Jasmeen dan Argani Hanan.

Oriana Jasmeen resmi menyandang nama Hanan, setelah setengah jam lalu prosesi akad nikah mereka berlangsung khidmat. Dengan jantung berdebar karena takut dan cemas, Oriana akhirnya bisa tersenyum tanpa beban.

Kalau kalian ingin tahu, jenis ketakutan yang dirasakan Oriana bukan jenis ketakutan yang sama yang dialami oleh pengantin perempuan pada umumnya. Tapi lebih dari itu ... Oriana bukannya takut Arga akan salah mengucapkan kalimat ijab kabul yang sakral itu. Melainkan Oriana takut kalau-kalau Argani tidak akan pernah datang pada hari pernikahan mereka! Untungnya, Arga tidak melakukan hal keji itu padanya.

Bolehkah dia bersorak dengan kencang karena telah memiliki Arga?

Tapi sepertinya kebahagiaan itu hanya miliknya—milik Oriana seorang diri. Karena di sebelahnya, Arga memasang wajah dingin dan tak bersahabat. Bahkan ketika tadi tangan mereka bersentuhan secara tidak sengaja, Arga tetap tak peduli dan lebih memilih menyalami para tamu.

Ini pilihannya yang Oriana ambil! Oriana menerima perjodohan yang ditawarkan oleh ayahnya dengan perasaan sukacita tanpa berpikir apakah Arga juga menyetujuinya atau tidak.

Terlambatkan kalau dia meminta maaf sekarang?

Dari sisi sebelah kiri tiba-tiba ada tangan yang memeluk pinggangnya, tubuh Oriana tersentak seketika dan kaget ketika menyadari bahwa tangan itu adalah milik Arga. Belum hilang rasa terkejutnya, Arga berbisik.

"Lihat ke depan, kita mau difoto!" ucapnya dingin.

Benar saja, seorang fotografer yang bertugas mendokumentasikan hari penting mereka sedang menginstruksikan agar mereka berpose romantis.

Oriana melirik sesaat, tidak ada senyum di wajah Arga. Lelaki itu tampak tersiksa melewati segala ritual di hari pernikahan mereka.

Saat sang fotografer sudah selesai mengambil gambar, Arga memilih duduk sejenak di kursi pelaminan yang dekorasinya didominasi oleh bunga lily. Baru beberapa jam saja, Oriana sudah merasa serba salah berhadapan dengan Arga.

Ibarat perang, Oriana sudah kehabisan para prajuritnya. Tinggal dia yang maju seorang diri untuk berhadapan langsung dengan sang musuh.

Menang atau kalah?

Hanya dua itu pilihannya. Dan, Oriana ingin memenangkan hati Arga... kata hatinya berucap pelan. Dia ingin Arga mencintainya.

"Kamu mau minum?" Oriana mendekat dan bertanya pada Arga.

Arga menggeleng dan menggeser tubuhnya—memberi tempat pada Oriana untuk duduk.

"Saya sudah taruh surat perjanjian pernikahan kita di kamar hotel. Kamu baca baik-baik dan kalau ada yang kamu nggak setuju, segera beritahu saya."

"Surat perjanjian?" tanya Oriana tak mengerti.

"Kamu baca dulu aja!"

Oriana masih bengong, tapi Arga tidak menggubrisnya ... lelak itu malah bangkit dan menyalami teman-temannya yang baru saja datang.

***

Oriana's Wedding Diary (Akan Tersedia Di Gramedia 8 Mei 2017)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang