Kageeett... terima kasih untuk 5900 viewer, 660 vote dan 102 follower :D vote dan coment yang banyak yaa, biar saya tahu reaksi kalian sama cerita saya.
yang seru itu baca comment dari kalian :D
Selamaat baca ya. Btw, part ini diposting di sela-sela coffe break ^^
***
"Ada siapa, Na?" Mama yang sudah tertidur akhirnya terbangun karena mendengar suara berisik dari Oriana dan Arga.
"Hmm, itu, Ma..." kata-kata Oriana terputus karena Arga bergerak dari sofa dan mendekati brankar.
Gerakan tubuh Arga lagi-lagi menarik mata Oriana untuk terus mengikutinya. Mau apa Arga?? Tanya Oriana dalam hati.
"Gimana keadaannya, Ma?" Arga mencium tangan mama dan berbicara dengan sopan. "Maaf saya dan Oriana jadi mengganggu tidur Mama."
Arga ini bener-bener deh, dia berbakat lho jadi aktor!!!
"Ya ... udah enakan badannya tapi bosan juga tiduran terus," Mama tertawa menjawab pertanyaan Arga. "Pulang aja ya, Na, tuh udah dijemput Arga..."
"Saya mau nemenin Oriana nginep, Ma," Arga menjawabnya cepat.
Mama tersenyum hangat ketika melihat sikap Arga yang ternyata perhatian pada dirinya dan juga Oriana. Kekhawatiran akan perjodohan antara Arga dan Oriana dulu sempat membuatnya ragu. Oriana adalah anak satu-satunya dan dia tidak ingin salah memilihkan calon suami.
"Maaf ya, gara-gara Mama jadi ngerepotin kamu dan Oriana. Pengantin baru malah honeymoon-nya di rumah sakit..."
Mata Oriana makin melebar. Tadi, dia sudah sangat mengantuk tapi dengan adanya Arga di dalam ruangan yang sama jelas membuat situasi berbeda.
"Mama tidur lagi ya," ucap Oriana. Dia harus segera menyuruh mamanya tidur dan setelah itu berbicara pada Arga.
Perlahan mama memejamkan matanya, napasnya mulai teratur. Mama sudah tertidur pulas, barulah Oriana beraksi. Dia menarik tangan Arga untuk keluar—mereka harus bicara. Entah itu di tangga darurat atau di depan lift.
Saat melewati ruang jaga, beberapa perawat yang melihat Oriana tersenyum. Kehadiran Oriana sempat membuat beberapa staff rumah sakit heboh. Ada yang diam-diam minta foto bersama Oriana dan juga tanda tangan Oriana.
"Kamu mabuk? Iya?"
Arga mendekati jendela yang terbuka yang bersebrangan dengan lift. Pulang ke apartemen adalah opsi terakhir ketika dia berpikir untuk pulang.
"Mau apa ke sini?" Oriana bertanya pelan. Ini sudah hampir tengah malam dan dia tidak ingin membuat orang-orang penasaran.
"Kamu udah makan?" Arga malah mengalihkan pertanyaan. "Marah-marah begitu kayak macan lapar!"
"Ah tau ah!" Cuma Arga yang bisa membolak-balikan hati Oriana.
"Masih marah?"
Oriana menyender di dinding tepat hanya berjarak beberapa cm dari Arga. "Emang penting buat kamu?"
"Kita berdua tinggal serumah, Oriana... kamu pikir aja, apa enaknya diam-diaman. Apalagi lihat muka kamu cemberut."
Eh ini beneran Arga yang ngomong????
"Saya minta maaf."
Oriana tertegun, dia melirik Arga. Seorang Arga meminta maaf padanya.
"Aku maafin tapi kamu pulang," jawab Oriana datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oriana's Wedding Diary (Akan Tersedia Di Gramedia 8 Mei 2017)
Chick-LitWarning: Sebagian cerita telah dihapus demi kepentingan penerbitan "Kamu boleh mencintai orang lain dan aku nggak akan ngelarang," Oriana menggigit bibirnya. Iya atau tidak sama sekali, pikirannya bercabang. Dia pun memilih untuk hancur, sehancurnya...