"Sudah dibaca?"
Oriana mendongak saat mendapati Arga berjalan ke arahnya. Pria itu selalu tenang bahkan ketika sedang berjalan sambil menyelipkan kedua tangannya di saku celana. Secepat kilat Oriana mengalihkan pandangannya, dia tidak ingin Arga membaca perasaannya saat ini.
"Kita bercerai besok aja! Nggak usah nunggu setahun."
Arga tertawa sumbang, lalu dia merebut kertas perjanjian yang sedari tadi dipegang oleh Oriana. Ditariknya kursi agar ia bisa duduk berhadapan langsung dengan perempuan yang baru saja dinikahinya itu.
"Apa alasannya? Kamu punya alasan yang meyakinkan agar pengadilan memenuhi kemauan kamu?"
Oriana menunjuk surat yang dipegang Arga. "Ini bisa kan dijadikan alasan? Untuk apa melanjutkan pernikahan seperti ini?"
"Bukannya dari awal kamu sudah tahu konsekuensinya? Pernikahan kita nggak lebih dari pernikahan bisnis. Jadi apa yang mau kamu harapkan?"
Kata-kata Arga lebih menyakitkan dari para haters yang dimiliki Oriana yang berkeliaran seperti hantu di media sosialnya. Tanpa Arga memberitahunya, semua orang tahu termasuk Oriana bahwa pernikahan mereka memang hanyalah sebuah pernikahan bisnis tapi apa perlu pria itu berbicara blak-blakan di depannya?
"Kalau salah satu dari kita mengingkari perjanjian itu, apa konsekuensinya?"
"Jika saya yang melanggar, maka kamu bebas memberikan hukuman. Dan berlaku sebaliknya. Bagaimana?" Arga mencoba mengajak berdiskusi.
"Kalau hukumannya segampang itu, untuk apa kamu menggunakan jasa pengacara untuk menjadi saksi? Surat perjanjian ini terlalu lemah..."
"Saya cuma mau, apa pun nanti yang terjadi di antara kita sampai setahun ke depan, hanya kita yang tahu. Jadi tolong, kita saling bekerjasama. Dan fungsi pengacara di sini pun, agar memudahkan proses perceraian kita nanti."
Perih!!!
Gugur sebelum mekar, kalah sebelum perang...
Ungkapan apalagi yang bisa mewakili kesedihan hati Oriana? Belum 24 jam menjadi istri dari Argani Hanan, Oriana sudah tahu kalau setahun kedepan dia akan menyandang status sebagai janda.
"Kenapa kamu melakukan ini?" suara Oriana tertelan keheningan. Sejak tadi alasan kenapa Arga melakukan perjanjian ini membuat Oriana penasaran.
"Karena saya tahu, kamu juga tidak menginginkan pernikahan ini," jawab Arga lugas. "Kamu terkenal, dikagumi banyak orang. Saya tahu dengan jelas, pernikahan ini akan mematikan karir kamu. Tapi karena kamu satu-satunya pewaris dari Sudjono, jadi di sinilah kita terjebak."
Terdengar bijaksana sekali tapi jelas-jelas Arga sedang menutupi rahasia dalam hidupnya. Arga memang pintar! Jelas bukan iu alasannya.
Oriana tersenyum, senyum yang selalu manajernya bilang 'senyum penuh tipu muslihat'. Argamenjadikan latar belakang kehidupannya sebagai alasan dia melakukan perjanjian konyol ini.
Arga... kalau kamu benar-benar peduli bukan begini caranya!
Sambil menghela napas, Oriana bangun dari tempat tidurnya, berniat meninggalkan kamar pengantinnya. Dia tidak akan membiarkan dirinya terpuruk atau meratapi kesedihannya di kamar pengantin yang romantis ini.
She needs wine!
"Kamu mau kemana?" tanya Arga, saat tubuh Oriana melewatinya.
"I need fresh air!" ucapnya bohong.
Arga berdiri dan mencekal lengan Oriana. "Semua orang tahu ini malam pertama kita..."
"So? Then lets do it?" Oriana tersenyum geli melihat wajah Arga yang kesal karena dipermainkan.
"Kalau kamu nggak mau tidur di kamar ini, kamu bisa pilih kamar yang lain."
Arga ... aku nggak mau kamar yang lain. Di mana aja asal sama kamu, aku mau! Setelah mengatakan kalimat super duper norak itu Oriana bergidik ngiri! Kenapa jatuh cinta selalu membuat orang melupakan logikanya?
"Aku mau di kamar yang aku nggak bisa lihat muka kamu," ucap Oriana serius. "Satu lagi, tolong cari Riandra, bilang ke dia aku butuh handphone, tab dan wings stop! Aku tunggu di sini Tuan Argani Hanan."
Air muka Arga berubah tidak setenang tadi. Terlihat sedikit kesal karena sudah diperintahkan begitu saja oleh Oriana.
"Kamu marah? Anggap aja ini ritual 'welcome drink' aku sebagai istri yang akan kamu ceraikan setahun ke depan."
Arga ingin menyela, tapi Oriana tidak membiarkannya. Arga sudah menyakiti Oriana malam ini dan yang akan dilakukan oleh Oriana adalah membalas laki-laki itu.
"Setelah malam ini, aku nggak akan merepotkan kamu! Dan aku setuju sama perjanjian yang kamu bikin itu. Kamu benar, aku nggak mau gara-gara kamu karir aku jadi berantakan. Nikah sama pengusaha freek nggak pernah ada di rencana hidupku."
Oriana membalikkan badannya dan melangkah menuju toilet. Dia tidak ingin mendengar balasan dari Arga.
Dari kecil papanya selalu mengatakan, 'jangan pernah membiarkan orang menyakiti kamu!'
Dan inilah yag terjadi... Oriana balas menyakiti Arga, walaupun hatinya juga ikut sakit. Setahun! Setahun tidak akan lama... Dan selama setahun ini, Oriana akan belajar untuk melupakan perasaannya untuk Arga.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Oriana's Wedding Diary (Akan Tersedia Di Gramedia 8 Mei 2017)
Literatura FemininaWarning: Sebagian cerita telah dihapus demi kepentingan penerbitan "Kamu boleh mencintai orang lain dan aku nggak akan ngelarang," Oriana menggigit bibirnya. Iya atau tidak sama sekali, pikirannya bercabang. Dia pun memilih untuk hancur, sehancurnya...