∆16

134 13 3
                                    

Malam ini terasa begitu spesial bagi bia, bia menggunakan dress buatan ibunya. Setelah melewati perdebatan yang sengit, untuk menggunakan baju ini atau tidak akhirnya bia mengalah dan mengenakan baju pilihan ibunya. Satu hal yang paling bia ga nyaman, bia harus mengenakan sepatu yang bukan termasuk kategorinya. Higheels

"Tuh liat, kalo gini kan cantik" seru ibu bia kepada anaknya yang tengah berdiri di depan kaca, bia masih memutarkan badannya dilihatnya gaun itu dari setiap sisi.

Sementara di lantai bawah, ada yang sedang serius menonton film sambil menunggu semua anggota keluarganya selesai. Siapa lagi kalo bukan si santai, bian. Ada juga ayah yang sedang sibuk membersihkan sepatu miliknya agar mengkilat. Rio, mencoba untuk menyesuaikan kemeja mana yang pas untuk malam ini

"Aku di mobil bang rio aja"

Keluarga bia sudah bersiap untuk pergi, sebelum orang tua bia menawarkan, bia sudah memilih untuk pergi bersama rio dan bian di mobil yang sama

"Ko kita tumben banget adain makan keluarga besar gini" tanya bia di tengah perjalanan

"Masih pada inget firda?" ucap rio

Bian mengangguk cepat, sedangkan yang perempuan masih mencoba mengingat kembali.

"Kenapa emang?" tanya bia

"Dia itu, bakalan sekolah di london,"

"Wih keren" potong bia

"Iya, makanya kita sekarang mau pamitan juga sama firda"

Bia mengangguk mengerti, perempuan yang sedang memakai gaun cantik dan rambutnya yang pirang dan halus tergerai rapih itu, membuka handphonenya.

1 line massage

Bia membuka aplikasi line nya, yang dia lihat tadi ada pemberitahun pesan belum di baca.

Ardio: lo ga kangen gue?

Apaan deh ni anak batin bia

AsyabiaP: btw, lo katanya kena hukuman skors ya?

Ardio: sebegitu terkenalnya yah gue? Sampe lo bisa tau gitu?

Bia menyunggingkan senyumannya, meskipun ardio tidak bisa tau.

Rio melihat dari spion mobil ke arah bia, perempuan itu sibuk dengan handphonen serta tersenyum sendiri ketika melihatnya.

Setelah ardio bilang, kalo dia harus pergi, bia langsung mematikan handphone. Bia mendengarkan musik kesukaanya, namun tidak lama mobil berhenti di restaurant mewah yang ada di kota bandung.

**

"Li, udah belum?"

Alan, menunggu di ruang tengah rumahnya, menunggu ali selesai dandan bak perempuan yang begitu lamanya.

"Teriak mulu" ucap ali yang turun dari tangga.

Ali menggunakan kemeja merah marun rapih, bagian tangannya dia gulung, mengenakan jam tangan hitam, lalu celana hitam dan tidak lupa sepatu adidas kesayangannya ia kenakan.

"Kaya cewe banget sih lo, dandan dulu atau gimana?" gerutu alan, mereka berdua kemudian meninggalkan rumah lalu menguncinya.

Sofyan, ayah alan, tidak ada dirumah beliau ada pelatihan khusus di bogor.

"Lo yakin mau pergi ke sana?"

"Hm" ucap alan, lalu masuk ke dalam mobilnya bersama ali.

"Pacar lo jadi ikut?" tanya alan

TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang