"Lo apaan sih?!" ujar perempuan dengan rambut merah mencoloknya kepada bia ketika bia mendekat ke arah ardio
Bia kini sedang berada di hadapan ardio beserta gadis-gadis seksi di kelilingnya
"Ardio? Lo ngapain kaya gini? ini gue bia" bia kini berada disamping ardio, bia melihat ardio begitu sangat berantakan. Matanya menatap bia, bia sedikit takut melihatnya karena ardio matanya merah banget. Belum lagi ardio tetap menghisap rokoknya. Bia sedikit engap juga tapi dia cuman ingin nyadarin ardio aja, bia ga suka ardio kaya gini.
"Heh lo tuh ga mikir yah, my baby dio kesini itu yah buat senang-senang lah. Mening lo pergi deh kampung lo" cewe-cewe seksi itu menertawakan bia
"Gi-"
"Sssttt" tiba-tiba ardio menempelkan telunjuknya tepat di bibir bia
"Hay asyabia sayang" ucap ardio dengan nada orang-orang mabuk. Aroma minuman yang keluar dari mulut ardio sangat menyengat.
"Ar, kita pulang yu biar gue bantu" bia mengangkat tangan ardio lalu disampaikan kepada pundak bia. Namun ardio malah menarik bia kedalam pelukannya, jarak bia dengan wajah ardio kini sangat dekat.
"Kiss me first asyabia"
Ardio mencengkram tangan bia
"Ardio lepasin!" ujar bia
"Lo ga bisa kemana-kemana bi"
"Ardio! Lepasin gue!" geram bia
Ardi memegang pinggang bia
Cengkraman ardio makin keras di pergelangan tangan bia, ardio mengeluarkan asap rokoknya dihadapan wajah bia.
"Lo jangan gila ar! Gue mohon lepasin gue!"
BUUKKK!!
Suara pukulan terdenger, ardi mengeluarkan darah dari hidungnya
"jangan pernah lo sentuh dia!"
Bia merasakan seseorang memegang tangannya erat. Lalu membawanya pergi dari ardio. Bia benar-benar ketakutan, tapi dewi fortuna ada di pihak bia. Bia masih bisa selamat dari sifat setannya ardio yang mau berniat jahat sama bia.
"Asyabiaaaa!!" bia mendengat ardio berteriak memanggil namanya, namun bia terus berjalan tangannya masih di genggam oleh laki-laki yang masih menggunakan seragam sekolahnya.
"Alan!"
Alan terus berjalan
"Ge lepasin gue" bia sedikit terisak, ternyata bia menangis. Bia takut, sangat takut dengan kejadian yang tak pernah bia bayangkan akan terjadi kepadanya.
"Tangan gue sakit ge"
Alan menghentikan langkahnya, lalu melepaskan tangan bia. Alan dan bia kini berada di luar tempat dugem itu.
Alan membalikan badannya, namun bia tidak ada. Alan mendengar suara isakan perempuan dan, ternyata bia sedang jongkok dengan menundukan kepalanya.
"Gausah nangis"
Bia merasakan sebuah jaket menempel di tubuhnya
"Kamu berdiri, udah mau ujan"
Alan membantu bia untuk berdiri, alan mengajak bia untuk berteduh di dalam mobilnya saja. Suasana mobil alan kini benar-benar dramatis banget, bia masih terisak nangis. Bia masih memikirkan tentang hal tadi, tangannya masih terasa sakit.
"Gue tuh bodoh! Ngapain coba gue nyamperin orang mabuk kaya ardio? Akibatnya gini kan ge iya kan?" ujar bia ditengah isaknya
"Berengsek tau ga temen lo itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIANGLE
Teen FictionMereka berbeda juga Bertolak belakang. Sedingin es dan Sepanas api. Sama-sama punya cinta. Tapi ini cinta yang salah. Mereka sama-sama mencintai satu malaikat cantik yang sama. . . Gadis ini tidak suka keseriusan. Gadis ini punya satu cinta. Memili...