∆19

85 4 1
                                    

The earth, and all it's life, are supporting us to connect at this very instant
-dee

Suasana malam ini begitu dingin namun tetap hangat menurutnya, bia duduk di halaman rumah seseorang yang di hiasi lampu-lampu kecil, yang membuat tempat ini menjadi tidak seram.

Segelas greentea hangat menemaninya, bia duduk berhadapan dengan seorang laki-laki yang hampir membuat jantungnya tidak karuan. lebih tepatnya dia sudah berhasil melakukannya.

Tingkah Alan masih terasa membingungkan ketika ia datang menghampiri bia saat selesai bermain piano. Lalu ia tidak berkata apa-apa, menyuruh bia untuk ikut bersamanya. Saat bia pergi, di ruang tamu sudah tidak ada siapa-siapa bahkan billa pun tak terlihat di sana.

"Kayanya bentar lagi, gue harus pulang deh" ucap si gadis

"Hm" laki-laki itu masih menatap perempuan dihadapannya.

...

"Ge?"

Laki-laki itu menoleh, sebelum ia kembali meminum greentea hangat yang sudah disajikan ibunya.

"Gue.. euh, Maksud Lo tadi apa?"

Laki-laki itu heran, apa yang dimaksud gadis didepannya itu. Namun ia masih tetap diam.

"I hate this situation" ucap gadis itu pelan

Mereka hening, sibuk dengan minuman mereka masing-masing. Suasana malam ini malah makin membingungkan, sejak sebuah perkataan mendarat dari mulut seseorang yang membuat keadaan ini bisa terjadi. Bia masih tidak mengerti perkataan Alan kepada ibu nya tentang pernyataan secara langsung dari Alan, entah itu palsu atau entah lah.

"Bi,"

Si gadis menatap laki-laki dihadapannya

"Ada hal yang sebaiknya ga kita tahu dan ga perlu dicari tahu, yang terjadi biar terjadi, yang udah biar aja udah"

"Ge gue-"

"Saya tau soal patah hati, saya hafal, tapi saya enggan untuk berhenti jatuh cinta"

Bia si gadis yang sedang kebingungan itu tidak tahu harus jawab apa, namun apa yang alan ucapkan seolah memberi alasan tentang apa yang sebelumnya terjadi diantara mereka.

"Just because we don't talk, doesn't mean i don't think about you"

Ba terdiam. Entah apa yang sedang ia coba untuk di mengerti, bahkan Alan selalu membuatnya kebingungan. Tingkah dan ucapannya tak pernah terduga, bahkan apa yang sudah di lakukannya malam ini akan menjadi teka-teki besar untuk bia.

**

"Sayang, buka dong, udah siang nih"

Suara perempuan di balik pintu kamar bia itu, sudah ketiga kalinya mebangunkan bia di hari libur ini.

Waktu menunjukan pukul 09.00 dan bia masih saja tidak membuka pintunya. walaupun ini hari libur keluarga bia biasanya suka menyempatkan untuk sarapan bersama.

"Hm"

Bia membuka pintu dan hanya memperlihatkan kepalanya saja, dia bergumam membalas ucapan sang ibu dengan mata yang masih terpejam, juga rambut yang masih berantakan.

"Ihh kamu cepetan dong bangun, perempuan ko tidurnya ngulet banget. Cepetan sarapan dulu bia"

"Sip mam"

TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang