Sudah sebulan sejak kejadian itu, dan sekarang Stella sudah berdiri di banda Seotta untuk yang kedua kalinya dalam sebulan ini.
"Lo janji jangan kasih tau siapapun, oke?" Kata Stella sambil memeluk erat sahabatnya itu seakan ini adalah pertemuan terakhir mereka.
"Siap. Lo jaga diri di negara orang. Jangan teriak-teriak, jangan norak, jangan malu-maluin gue disana. Pokoknya lo harus cerita apapun yang terjadi disana, apa-"
"Stopp..." Stella mengangkat tangannya dan membentuk tanda stop agar Niken berhenti berbicara.
"Gue berangkat. Jaga dirimu." Lalu Stella masuk dengan langkah tegar, sedangkan Niken yang terus memandang Stella sampai dia tertelan kerumunan orang.
***
Alex POV
Sudah sebulan sejak kejadian itu.
Aku sama sekali belum menghubungi Stella. Rasa rindu menyusup memasuki ruanh hatiku, padahal Wilona selalu saja datang ke sekolah ataupun ke kantorku, tapi Stella yang terus kupikirkan.Selama sebulan ini aku terus menelurusi perasaanku. Pada siapakah akhirnya perasaanku akan berlabuh? Aku merasa membutuhkan Wilona, rasa cintaku padanya masih bisa kurasakan, tapi sekarang aku juga menginginkan Stella dan membutuhkannya disampingku.
Aku berjalan menyusuri koridor. Pagi ini rasanya aku malas untuk mengajar, tapi aku harus bertemu Stella. Aku harus bicara padanya.
Ya, sejak sebulan lalu aku cuti mengajar karena tak ingin bertemu Stella dulu. Kadang orang tuaku menanyakannya, dan kujawab Stella sedang sibuk belajar untuk UN.
"Niken." Kulihat Niken belajar sendiri dengan lesu tak seperti biasanya.
"Dimana Stella?" Saat kami sudah saling berhadapan.
"Untuk apa bapak mencarinya? Ingin menyakitinya lagi?" Tatapan sinis Niken menekankan padaku seakan aku adalah pembunuh sahabatnya.
"Apa masudmu?"
"Dia pergi. Entah berapa lama." Kata Niken malas lalu pergi begitu saja meninggalkanku.
Apa maksudnya 'pergi'?
Aku berusaha mengejar Niken, tapi bel sudah terlebih dahulu berbunyi. Murid yang berlarian memasuki kelas menyulitkanku berjalan.
"Pak Alex. Anda di panggil kepala sekolah."
Argghh, apalagi ini.
»»»»» skip «««««
Aku terus menghubungi Stella, tapi tak satupun telponku diangkat, bahkan terakhir kali dia mematikan ponselnya.
Apa yang harus kulakukan?
Niken tak ingin memberitahuku keberadaan Stella, dan aku juga tak mendengar kabar apapun di sekolah, selain itu keluarganya juga tak ada yang tau mengenai kepergiannya.
Sebenarnya apa yang terjadi??
Keberadaan Wilona disisiku sekarang sama sekali tak membantu. Hanya Stella yang terus terbayang di otakku.
Beberapa hari ini aku terlihat seperti mayat hidup yang bergerak bagaikan robot.
Aku merindukannya.
*****
Maaf yaa baru update. Aku merasa ceritanya bosenin, dan udah gak ada ide lagi.
Tapi aku tetep minta Vommentnya ya...
Terima kasih :-)
KAMU SEDANG MEMBACA
Smart Girl And Young Teacher
RomanceStella, gadis pintar, mandiri, dan semangat. Dia usianya yang baru akan menginjak 18 tahun, dia sudah dipaksa oleh keluarga Om-nya untuk menikahi seorang pemuda yang belum ia kenal demi menulasi hutang Om-nya itu. *** Apakah Stella akan kabur? Atauu...