Chapter 18 - Perkenalan

11.9K 480 6
                                    

"Sorry, who are you?" Aku melihat ada seorang pria dewasa dengan setelan mahalnya.

Aku memandangnya dengan bingung. Kenapa dia disini dan untuk apa bertanya padaku.

"I'm Stella's brother." Katanya.

Saudara? Memangnya Stella punya saudara?

"Alex, her fiance." Wajah bersahabat pria didepankupun langsung berubah dan tanpa peringatan apapun dia langsung memukul wajahku sampai tersungkur ke lantai. Beberapa orang yang melihatnya terkejut, tapi pergi begitu saja.

Ternyata tanpa kusadari Stella sudah dimasuki ke dalam ruangan dan Niken juga sudah pergi entah kemana.

*anggap percakapannya pake bahasa Inggrisya #peace

"Jadi lo yang buat ade gue sakit hati? Lo tau gak semua kecelakan ini terjadi karena lo!" Dengan emosi pria yang mengaku sebagai saudara Stella terus memukulku membabibuta.

Aku hanya diam menerima semua tinjuan dan pukulan ke wajahku, karena aku memang bersalah atas semua ini. Kalau bukan karena sikap egoisku yg terlalu tinggi, pasti dia tidak akan berakhir seperti ini.

"Gue akan lakuin apapun untuk kesembuhan dan maaf dari Stella."

"Emang itu yang harus lo lakukan! Dasar br*ngsek!"

Aku hanya diam. Luka di seluruh wajahku mulai terasa nyeri dan darah mengalir keluar dari hidung dan sudut bibirku.

"Bersihin diri lo. Gue gak mau Stella bngun dan ngeliat lo dalam keadaan seperti itu." Aku hanya diam mengiyakan permintaan kakak Stella yang belum kutahu namanya siapa.

"Gue Steventus."

Terdengar suara lagi ketika aku ingin pergi mengobati lukaku.

Kubalikan tubuhk dan tersenyum sambil berkata 'Nice to meet you' ya.. Walaupun 'perkenalan' kami agak menyeramkan sih, heheh...

Oke Alex. Sekarang kau harus fokus dengan kesembuhan Stella.

***

Entahlah apa yang terjadi pada tubuh Stella. Sudah 1 minggu dia koma dan bahkan belum terlihat tanda tanda dia ingin sadar.

Aku, Steven, Niken, dan Fadil secara bergantian menjaga Stella. Setiap malam aku tidak dapat tidur dengan nyenyak karena terus memikirkan Stella. Aku benar benar merasa bersalah dan menyesal padanya.

Aku menduduki bangku disamping ranjang Stella sambil terus menggenggam tangannya.

"Stel, i'm sorry. Please wake up.." suaraku terdengar sangat lirih bahkan aku sendiri tak dapat mendengarnnya.

Steven sudah menceritakan semuanya padaku. Kecelakaan itu terjadi karena saat Stella menyebrang di jalan raya.

Steven berkata bahwa saat itu Stella benar benar dalam keadaan buruk karena memikirkanku. Untuk menyegarkan diri Stella meminta izin pada Stev untuk menghirup udara segar dan langsung disetujui Steven asalkan dia menemani. Saat kejadian Steven sedang membeli makanan keinginan Stella dan saat dia sadar Stella tidak berada di sampingnya, semuanya terlambat. Mobil itu sudah menghempaskan tbuh Stella menjadi seperti ini.

Dan alasan kenapa Stella di pindahkan ke Indonesia setelah mendapat perawatan di Jerman adalah karena aku. Sebelum Stella benar benar kehilangan kesadaran dia berkata bahwa dia ingin bertemu denganku, dan disinilah aku sekrang. Setia menemaninya sampai kapanpun.

***

Hai guyss... Udah mau tahun baru nih.. Dan aku baru update.. Maaf ya...

Makasih buat yg udah vomment, dan please banget buat vomment terus ya...

Thankss :-):-):-)

Smart Girl And Young TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang