Haiii, i'm back...
Ada yang nungguin gak nihh??
Ya udah langsung aja, happy reading :-)
*****
Sudah seminggu sejak 'pertemuan' keluarga itu, dan kalian tau? Pernikahan kami dilakukan setelah aku lulus SMA, gila kan?!! Memang.
Sekarang aku sedang duduk di sebuah cafe dengan satu-satunya sahabatku, Niken.
"Terus sekarang lo mau gimana?" Tanya Niken.
"Ya nerima semuanya. Nothing i can do, right?" Kataku lesu. "Ancaman mereka keren banget sih Nik."
"Ya udah, sekarang lo lupain itu semua, dan by the way, lo kenapa gak masuk hari ini. Lo salah pilih hari tau Stell, hari ini sekolah kira ada guru baru. Gantengggg banget. Nyesel lo gak liat." Apa lagi si Niken. Temennya lagi ada masalah, eh malah curha guru baru.
"Inget kak Fadil woi! Baru juga jadian." Kataku sambil menjitak kepalanya.
"Aduh! Iya-iya." Kami disinipun untuk merayakan Niken dan kak Fadil yang belum lama jadian.
"Tenang, besok gue masuk. Gue mau ke panti dulu ya, ikut?" Kataku sambil berdiri dan merapikan barang-barangku.
"Gue mau ketemu sama Fadil."
"Okelah. Duluan ya..."
Hanya butuh waktu 15 menit dengan mobil, akupun sudah sampai di panti asuhan.
"Bundaaaa...." teriakku sesampainya di dalam panti.
"Aduh kamu tuh cewek, jangan teriak-teriak gitu." Bunda datang dan langsung menuntunku ke ruangannya.
"Itu donatur baru panti ini dateng. Kamu temenin gih." Kata bunda. Sejak orang tuaku masih hidup, aku sudah sering main kesini, jadi aku memanggil kepala pengasuh disini dengan sebutan bunda.
"Oke." Seperti biasa, aku akan menerangkan mengenai panti ini dan kelebihan anak-anak panti di disini pada donatur baru. "Mereka dimana sekarang?"
"Ditemenin Laras di ruang main kayaknya." Laras adalah salah satu anak asuh di panti ini yang sudah remaja, seumuranlah sama aku.
Saat aku memasuki ruangan bermain, aku hanya melihat anak-anak dan seorang lelaki yang memunggungiku, tapi sepertinya aku mengenali orang itu.
"Princess Peri..." teriak Lulu. Dia adalah anak perempuan berusia 4 tahun yang sangat menggemaskan.
"Eh Princess Lulu.. Udah sehat?" Akhir-akhir ini dia sakit.
"Udah dongg..." jawabnya semangat.
"Udah makan?"
"Ini aku mau makan."
"Ya udah makan dulu sana, nanti main lagi. Yang lain juga." Lalu mereka semua keluar dari ruangan menuju ruang makan. Anak-anak disini sebenarnya tidak terlalu banyak, jadi setiap ada donatur yang menyumbang, uangnya akan di bagi ratakan ke cabang panti yang lain.
"Stella?" Aku kenal suara itu.
"Kak Fadil? Astaga! Kakak ngapain disini?" Akupun menghampiri kak Fadil yang berdiri tak jauh dariku.
"Ohh... I know, kakak donatur itu ya..." tebakku.
"Bukan."
"Teruss? Kakak ngapain disini, by the way, bukannya kakak mau ketemu sama Niken ya? Dia udah nungguin kakak."
"Astaga! Kakak lupa. Makasih udah ngingetin, kakak duluan ya." Tanpa pamit kak Fadil langsung pergi keluar ruangan ini disaat yang bersamaan Alex masuk.
Waitt... Alex?!
"Gue ada janji sama Niken."
Ngomong soal Alex, apa kalian mau tau apa yang aku dan Alex bicarakan saat malam itu? Hhmm.. Mungkin tidak sekarang, lain kali saja, itu tidak terlalu penting. Hihihi...
"Alex?" Kenapa dia disini? Apa jangan-jangan dia donatur baru itu?
"Kenapa kamu disini?" Alex menghampiriku diikuti Laras disampingnya.
"Ini panti punya om aku, kalau kamu. Ngapain disini? Kamu donatur itu ya? So, you're a CEO, huh?"
"Ya." Jawabnya singkat.
*****
Bosenin gak? Hahaha...
Tolong vomment ya...
Thanks :-)
KAMU SEDANG MEMBACA
Smart Girl And Young Teacher
Roman d'amourStella, gadis pintar, mandiri, dan semangat. Dia usianya yang baru akan menginjak 18 tahun, dia sudah dipaksa oleh keluarga Om-nya untuk menikahi seorang pemuda yang belum ia kenal demi menulasi hutang Om-nya itu. *** Apakah Stella akan kabur? Atauu...