Thanks buat yang udah nge-vote ceritaku ini. Buat aku tambah semangat nulis! :-)
Happy reading...
*****
Sesampainya di sekolah, aku langsung menghampiri Niken. Dia masih mendiamkanku.
"Nik, lo kenapa sih? Marah gara-gara yang kemaren? Kalau gitu sorry deh... Gak lucu banget kita marahan gara-gara begituan doang." Cerocosku panjang lebar.
"Ya.. Gue rada kesel aja sama lo. Setiap ada cowok yang ngedeketin lo pasti lo tolak mentah-mentah. Gue mau lo ngerasain masa SMA lo Stell. Lagian pak Alex hal buruk kok."
"Iya, gue udah terima Alex juga. Kita sama-sama janji buat coba saling mencintai." Aku tersenyum mengingat pertemuan kemarin.
"Serius lo?! Akhirnya.."
Lalu aku menceritakan pertemuanku dengan Alex kemarin dan pertemuanku nanti sore dengan Alex.
"Gue juga dateng lhoo.. Diajak sama Fadil."
"Serius lo?"
Kamipun sama-sama berteriak kegirangan.
»»»»» skip pelajaran yang membosankan «««««
"Gue duluan ya Stel." Aku dan Niken akan bertemu nanti di pesta.
Setelah merapikan semua barang-barangku, aku berjalan santai menuju ruangan Alex.
"Stell." Saat aku berada di depan kantin. Itu Ronald berjalan dari dalam kantin manghampiriku.
"Stell, gue bisa minta tolong gak?"
"Kalau gue bisa bantu, oke."
"Hmm.. Lo kan dapet nilai tertinggi ujian praktek fisika kemaren. Lo bisa ngajarin gue gak? Soalnya gue ngulang."
"Bisa aja sih, kapan? Siapa aja?"
"Gue kapan aja bisa. Sebisanya lo aja. Ada 2 temen gue, Rara sama Marsel."
"Oke, nanti kabarin aja."
"Thankss yaa..." lalu dia pamit dan akupun lanjut berjalan lagi. Tapi baru aku memutar sedikit tubuhku, terlihat tubuh tinggi Alex di depanku.
"Aku tungguin di dalem, kamu malah asyik-asyikan pacaran disini." Lalu berlalu pergi dengan langkah cepat.
"Al. Tunggu.." dengan setengah berlari aku mengejarnya.
Aku berusaha mengejarnya yang sama sekali tidak memperdulikanku sampai akhirnya dia masuk ke dalam mobilnya. Dengan cepat aku menyusul, takut ditinggal. Soalnya pagi tadi aku dijemput sama Alex, jadi gak bawa mobil.
"Siapa yang suruh masuk?" Tanyanya dingin tanpa melihat ke arahku.
"Ha?" Kataku bingung. "Aku gak boleh masuk?" Dia hanya diam tidak melihat kearagku yang melihatnya dengan tatapan bingung. Masa hanya karena pembicaraan kecil gitu aja dia marah sih?? Tapi... Apa dia cemburu?
What?! Cemburu? Jealous gitu?
"Atauuu jangan-jangan kamu jealous lagi." Niatku yang hanya bercanda kalah kadi bencana. Wajah Alex yang tadinua datar menjadi marah, akupun jadi terdiam.
"Ya udah aku keluar." Lalu dengan lemas aku membuka pintu mobil dan keluar dari mobil itu.
Aku berjalan menuju gerbang sekolah untuk menunggu kendaraan umum jenis apapun.
Sudah beberapa menit aku menunggu tapi tak ada satupun angkutan yang lewat.
"Dek, nungguin jemput ya?" Tanya satpam sekolah yang mungkin bingung denganku.
"Engga pak. Saya nungguin angkutan umum."
"Disini mah gak boleh masuk angkutan umun dek."
Tepok jidat! Kok aku bisa lupa ya? Daerah sekolahku kan bebas kendaraan umum.
"Kalau mau adek jalan ke depan."
"Iya pak, saya lupaa.." lalu aku meringis.
"Makasih pak, saya jalan dulu." Lalu aku mulai berjalan dengan lemas di trotoar menuju ke jalan raya besar.
Tin tin
Suara klakson mobil yang berhenti tepat di sampingku. Kuharap itu Alex yang mengejarku, dan saat kulihat, mobil itu adalah mobil Alex.
Aku tersenyum senang. Lalu orang yang mengemudikan mobil itu keluar dari mobilnya lalu menghampiriku.
*****
Makasih yang udh baca, apalagi vote sama comment :-)
KAMU SEDANG MEMBACA
Smart Girl And Young Teacher
RomanceStella, gadis pintar, mandiri, dan semangat. Dia usianya yang baru akan menginjak 18 tahun, dia sudah dipaksa oleh keluarga Om-nya untuk menikahi seorang pemuda yang belum ia kenal demi menulasi hutang Om-nya itu. *** Apakah Stella akan kabur? Atauu...