Setelah date pertama kami malam itu, hubunganku dengan Alex menjadi semakin dekat. Alex juga sudah berbicara pada orang tua Daniella kalau dia sudah memiliki calon istri dan tak lagi bisa menemani Daniella. Maka dari itu Daniella di pindahkan ke Jerman agar dapat melupakan Alex.
Oya, kadang Alex cemburu saat aku mengajarkan Ronald. Dia selalu memaksa untuk menemaniku saat mengajar Alex, tapi sayangnya aku yang selalu menang. Hihihi...
Sekarang aku sedang di bandara dengan Alex. Aku akan mengikuti lomba sains tingkat nasional di Makasar.
"Jaga diri, jangan telat makan, jaga mata kamu, jangan lirik cowok lain disana, kabarin aku terus. Ja-"
"Oke!" Tegasku, kalau tidak, dia akan terus berbicara sampai aku tertinggal pesawat.
Sekrang aku tau sifat lain dari Alex. Manja dan posesif.
"Aku pergi dulu.."
»»»»» skip «««««
Sesampainya aku di hotel, hal pertama yang kulakukan adalah menghubungi Alex lalu mandi dan tidur.
Hanya kepala sekolah dan guru pembimbingku saja yang ikut dalam acara ini. Kami tidak membawa suporter sama sekali.
"Semangat!" Pesan dari Alex membuatku optimis.
Keesokannya acara dimulai. Awal aku mengerjakan soal masih mudah, tapi lama kelamaan soal makin sulit, tapi aku terus berusaha dan aku yakin pasti aku bisa!
Setelah 3 jam aku mengerjakan soal-soal itu, akhirnya selesai juga.. Lega rasanya dan bangga pastinya.
"Bapak yakin kamu pasti masuk ke tingkat internasional Stel."
"Bapak jangan terlalu berharap sama saya, saya takut ngecewain."
"Sekarang saja kamu sudah membanggakan kami."
***
Alex POV
Baru sehari aku tak melihat Stella, rasa rindu sudah muncul. Sebenarnya aku ingin menghubungi Stella terus, tapi aku juga tak ingin mengganggu konsentrasinya disana.
Sabar Alex. Satu hari lagi...
Sekarang aku sedang duduk di kursi guru kelas Stella. Mereka sedang mengerjakan soal ulangan yang kuberikan.
Setelah pelajaran selesai, aku langsung meminta mereka mengumpulkan kertas-kertas itu. Sebenarnya alasan aku menjadi guru hanya karena Stella, dan sekarang Stella tidak ada membutku tak bersemangat.
"Pak, nanti jadi kan ngajarin saya sama temen-temen?" Ah! Dia Fenita. Gadis mungil yang memintaku untuk mengajarkannya dan teman-temannya.
"Oke, dimana?"
"Rumah saya aja gimana pak? Deket kok." Rumah? Rasa tidak etis seoang guru mendatangi rumah muridnya, tapi ya sudahlah. Aku tak ingin berdebat.
"Baiklah."
"Hmm pak. Kakak saya gak bisa jemput saya. Saya boleh ikut bapak?"
"Tunggu disini sepulang sekolah. Kalau temanmu ada yang mau ikut silahkan."
"Makasih pak!" Katanya kegirangan.
Sebenarnya bisa saja aku menolak, tapi kerjaan di kantor sedang tidak dan aku harus sibuk agar tidak memikirkan Stella.
»»»»» skip «««««
"Bapak silahkan duduk dulu, saya sama temen-temen ganti baju sebentar." Aku sekarang sudah duduk di ruang tengah rumah Feni. Rumahnya besar dan mewah.
"Alex?!"
Deg
Suara itu. Suara yang kurindukan sejak dulu.
*****
Siapa tuhh... Hihihi...
Makasih banget yang udah baca ceritaku ini :-)
KAMU SEDANG MEMBACA
Smart Girl And Young Teacher
RomansStella, gadis pintar, mandiri, dan semangat. Dia usianya yang baru akan menginjak 18 tahun, dia sudah dipaksa oleh keluarga Om-nya untuk menikahi seorang pemuda yang belum ia kenal demi menulasi hutang Om-nya itu. *** Apakah Stella akan kabur? Atauu...