"Ronald?" Yaa.. Itu bukan Alex seperti harapanku, tapi Ronald. Hanya mobil mereka saja yang sama.
"Kok jalan Stell? Bareng gue aja yuk. Gue anter." Ajak Ronald
"Engga usah deh Ron. Gue bisa sendiri." Lalu aku melanjutkan jalanku. Tapi tanganku di tahan olehnya.
"Anggap aja ucapan terima kasih larena lo udah mau ajarin gue sama temen gue."
"Gue ikhlas kok." Kataku sambil tersenyum tulus.
"Stella pulang sama saya." Aku dan Ronald sama-sama melihat ke asal suara. ALEX!
"Pak Alex?" Ronald pasti bingung. Aku memang menyembunyikan hubunganku dengan Alex.
"Biar Stella saya yang antar." Lalu Alex langsung menarik tanganku sehingga pegangan Ronald pada tanganku juga ikut terlepas.
"Ron, gue duluan yaa.. Makasih tawarannya." Lalu aku dan Alex masuk ke dalam mobil Alex yang terparkir di belakang mobil Ronald.
Selama di perjalanan menuju entah kemana, tidak satupun dari kami ada yang bersuara sampai akhirnya kami tiba di sebuah mall ternama.
"Kita mau ngapain kesini?" Tanyaku heran.
Dia hanya diam terus berjalan dengan tangan yang terus memegang tanganku.
Aku ditarik ke sebuah butik ternama dan langsung disuruh untuk mencoba beberapa gaun, begitu juga dengan Alex yang memilih jas pesta. Setelah gaun, aku beralih ke tas dan sepatu. Sebenarnya aku tidak terlalu suka gaunnya, tapi kata Alex pada pelayannya 'carika gaun yang cocok'. Gaunnya memang cocok di tubuhku, tapi tidak cocok denganku.
Setelah selesai aku langsung lagi ditarik Alex ke sebuah salon. Di salon ini wajahku di dandani habis-habisan, rambutku juga dikepang bagian atasnya dan dibuat bergelombang bagian bawah membuat leherku terekspos bebas.
Setelah selesai dengan semuanya, waktu sudah menunjukkan pukul 7. Lama juga aku disini.
Aku yang sudah siap dengan gaun dan tas kecil ditanganku langsung berjalan dengan sepatu berhak 5 cm dengan agak kesusahan menuju Alex yang katanya menunggu di ruang tunggu salon.
Saat aku melihat ke ruang tunggu, aku tak menemukan seorangpun disana.
Ponsel yang sedang kupegang bergetar. Ada pesan dari Alex yang isinya membuatku agak kesal. Dia menyuruhku pergi ke pesta dengan mobil yang sudah menunggu di lobby. Tanpa alasan ataupun kata maaf.
Tenang Stell, jangan rusak semua tatanan lo hanya karena masalah kecil. Mungkin Alex dibutuhin buat batuin acara pertunangannya.
Saat di dalam mobil aku meminta pak Gilang untuk mampir ke supermarket karena aku haus.
"Makasih pak." Setelah pak Gilang memberikan sebuah botol air mineral.
Perjalan menuju tempat pertunangannya tidak jauh, hanya saja sekarang aku terjebak macet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smart Girl And Young Teacher
RomanceStella, gadis pintar, mandiri, dan semangat. Dia usianya yang baru akan menginjak 18 tahun, dia sudah dipaksa oleh keluarga Om-nya untuk menikahi seorang pemuda yang belum ia kenal demi menulasi hutang Om-nya itu. *** Apakah Stella akan kabur? Atauu...