“Justin!”
Justin mendengar ada seseorang yang memanggil namanya dengan suara yang sangat lantang. Ia menghentikan langkahnya dan menoleh pada seseorang itu, ternyata Autumn. Autumn berjalan menghampiri Justin, Zayn berjalan di belakang Autumn mengikutinya menghampiri Justin. Tiba-tiba saja Autumn mengaitkan lengannya pada lengan Justin! Justin mengerjap. Apa ini? Mengapa Autumn tiba-tiba menggandeng Justin? Bukankah selama ini, yang Justin tahu ia tak pernah menyukainya? Nampaknya Zayn juga terkejut. Merasakan lengan Autumn yang mengait pada lengannya ini, Justin jadi berdebar. Ia terdiam tak bisa melakukan apa-apa. Senang, dan nervous.
“Justin sudah lebih dahulu berjanji padaku untuk mampir ke Asramaku, bukankah begitu, Just?” ucap Autumn.
Mata Justin membulat. Apa katanya? Sejak kapan aku berjanji seperti itu padanya? batin Justin. Justin tidak menjawab. Wajahnya terlihat bingung.
“Benarkah?” sahut Zayn tidak menyangka. Bagaimana bisa Justin berncana untuk pergi ke Asramanya Autumn? Dan Autumn menerima itu? ucap Zayn dalam hati.
“Ya! Aku akan mengerjakan tugas bersamanya. Jadi, maaf kau tidak bisa mampir ke Asramaku sekarang Zayn.” jawab Autumn terlihat senang.
Air muka Zayn berubah kesal. Jelas saja dia kesal. Seharian penuh ini Zayn berusaha mengambil perhatian Autumn tapi tak sedikit pun Autumn menerimanya. Sedangkan Justin? Dengan mudahnya dia bisa mengambil perhatian Autumn. Padahal ia tahu bahwa Autumn juga tidak suka pada lelaki berambut coklat muda itu. Zayn tidak menanggapi jawaban dari Autumn tadi dan langsung pergi meninggalkan Autumn dan Justin.
Setelah kiranya Zayn sudah lumayan jauh, Autumn langsung melepaskan kaitan lengannya pada lengan Justin, dan sedikit menjauh. “Maaf.” ucap Autumn.
Justin benar-benar tidak mengerti apa maksud Autumn tadi. “Kenapa kau berbuat seperti itu tadi?” tanya Justin.
“Jangan kauanggap serius. Aku hanya ingin Zayn berhenti mengikutiku.” jawab Autumn. Kembali ke sifat aslinya.
Justin terdiam. Jadi, tadi itu hanya pura-pura? Padahal Justin sudah berharap lebih.
“Ehm, Autumn..” ujar Justin hendak berbicara. Tapi tidak dilanjutkan karena sebenarnya ia juga tak tahu harus mengatakan apa. Hanya saja ia ingin bisa lebih lama bersama Autumn. Autumn pun tidak merespon Justin. Justin melihat Autumn memandang lurus ke depan dengan tatapan kosong. Tunggu, apa yang sedang Autumn perhatikan sebenarnya? Mengapa wajahnya terlihat sedih? Justin mengikuti arah pandangan Autumn dan menangkap ada dua orang di hadapan mereka, sedang berciuman. Itu kan Cody dan Caroline. Mengapa Autumn memperhatikan mereka seperti itu? benak Justin.
“Gadis itu… siapa?” gumam Autumn. Suaranya kecil tapi Justin masih bisa mendengar jelas.
“Dia? Namanya Caroline. Memang ada apa?” tanya Justin. Justin melihat Autumn menundukkan kepalanya. Berbalik badan lalu melangkah gontai meninggalkannya. “Autumn, tunggu!” Justin meraih pergelangan tangan Autumn. Autumn berhenti melangkah. “Kau kenapa?”
“Tidak apa. Sudah sana, jangan ganggu aku.” jawab Autumn lemah.
“Kau… cemburu? Kau suka pada Cody?” Justin kembali bertanya, ingin tahu mengapa Autumn berubah menjadi sedih seperti itu.
Autumn menatap mata Justin tajam. “Bukan urusanmu!” sahutnya lalu berlari menuju anak tangga dan menaikinya dengan langkah cepat.
Justin memandang kepergian Autumn sampai Autumn hilang dari pandangannya. Jadi, Autumn menyukai Cody? Ya, sudah jelas. Walaupun tadi dia tidak menjawab ‘ya’ tapi dia juga tidak mengelak. Dan pandangan nanarnya itu, menggambarkan sekali kecemburuan. Pikir Justin. Justin merasakan ada yang retak. Disini, di dadanya, di dalam hatinya. Ia mengetahui Autumn yang menyukai Cody setelah ia menyadari bahwa dirinya menyukai Autumn. Bagaimana ini? Cody adalah sahabat Justin, sedangkan Autumn adalah gadis yang disukainya. Tapi gadis itu malah menyukai sahabatnya. Dan sekarang gadis pujaannya itu tengah dilanda saki hati melihat sahabatnya sudah memiliki seorang kekasih.
![](https://img.wattpad.com/cover/9019467-288-k810419.jpg)
YOU ARE READING
Unexpected (Completed)
FanficSekelompok gadis remaja "anti-popular" yang bersahabat, Autumn Styles, Demi Lovato, Miley Cyrus, Selena Gomez, Perrie Edwards, dan juga Eleanor Calder, harus terbiasa dengan keberadaan pria-pria popular di kampus mereka. Seperti julukannya yang anti...