Bagian 20

23 3 0
                                    


Mulai saat itu Reza belajar mencintai Cila, perlahan namun pasti hatinya pun tergerak. Manik matanya mulai meneduh kala pandangannya teruju ke wajah cewek itu. Panggilan kakak-adik yang selama ini dipakai juga berubah menjadi panggilan sepasang kekasih pada umumnya. Reza merasa ini hidupnya yang baru.

Semuanya berlalu sesuai rencana panjang yang dibuat Cila. Dia memutuskan membuka sebuah usaha yang bergerak di bidang yang sama dengan usaha Ibunya Cila. Lebih fantastis lagi karena usaha tersebut mampu menjadi pengganggu usaha ibunya Cila. Pencapaian besar yang tak pernah Reza bayangkan ternyata dapat ia raih. Mereka hidup sederhana tapi penuh kelengkapan juga kebahagiaan.

Masalah baru datang ketika Reza menyadari dirinya terlau dalam mencintai Cila. Rio, seseorang yang sering sekali curhat padanya mengenai Cila ternyata jadi boomerang kuat, sebuah penghancur mutlak.

"Za, lo jilat semua ludah lo sendiri! Lo nggak tahu malu!" bentaknya saat berkunjung pagi-pagi ke rumah Reza.

Reza hanya diam tanpa au memanggapi. Ia salah selama ini terus mendengar ocehan cowok di depannya ini, memberinya nasihat serta dukungan agar lebih dekat dengan Cila. Tapi sekarang, Reza bahkan berusaha menjauhkannya.

"Gue bakal ancurin semuanya, Za. Enggak cuma hidup lo, hidup Cila juga bakal gue ancurin. Gue berbuat begini karena ini bukan sekadar patah hati aja. Ini lebih sakit karena gue dikhianati orang yang selama ini gue percaya."

"Rio, gue minta maaf tapi lo kan tahu Cila itu nggak mudah buat—"

"Terserah lo mau ngomong apa, Za. Lo nggak malu sama semua yang pernah lo bilang ke gue, ha?" bentak Rio membabi buta, "Lo bilang 'gue sama Cila cuma saudara nggak lebih', atau yang 'gue nggak bakal ngelawan takdir gue sebagai pendukung bagi CIla, cuma pendukung. Selamanya bakal jadi pendukung. Elo lah yang berhak atas hatinya, Yo'. Hahaha,

"Lo pernah bilang gitu ke gue! Gobloknya, gue bisa percaya gitu aja." Rio maju ke depan lalu menjinjing kerah Reza kasar. "Lo nggak malu apa udah dicap kumpul kebo di usia anak SMA sekarang ini sama tetangga-tetangga? Lo nggak ngerasa kasihan apa Cila jadi bahan gosipan seluruh sekolah? Lo cuma mikirin diri lo sendiri, lo egois, lo nggak pantes hidup!"

"Rio...," ujar Reza lirih. Namun tenggorokannya malah tercekat ketika berusaha menjelaskan semuanya.

"Lo perlu tahu, Za. Cinta lo diawali dari keegoisan elo. Cinta lo didasari dari rasa takut seorang pembokat kepada tuannya. Lo muak hidup diinjak-injak, lo pikir udah nggak ada jalan lain, makanya lo rela jatuh cinta sama adek lo sendiri!"

Rio mendecih sembari menggeleng tak menyangka. "Lo mirip banget pembokat matre yang pengin nguasai harta majikannya dengan cara menikahinya!"

Setelah selesai melemparkan semua amarahnya, Rio bergegas pergi. Hatinya yang patah berkeping ia sangga menggunakan tekad terkuat miliknya. Dalam dua bulan, Rio berhasil memporak-porandakan Restoran Reza dan Cila. Membuat keduanya hidup dalam keterpurukan dimakan kemiskinan.

Cila yang bertubuh lemah kemudian sakit keras karena kelelahan. Tanpa Cila, Reza hanya orang tak berkemampuan. Dia mulai menyadari yang dilakukannya selama ini adalah salah. Tak seharusnya kabur dan menentang kelaurga Adi Rahadi atau pun Rio.

Dalam keputus asaannya, malam itu, Reza pergi kembali ke rumah besar keluarga Adi Rahadi. Ia memohon agar Cila diselamatkan. Apa saja yang diminta keluarganya, ibunya, Reza pasti penuhi. Sayangnya, saat itu keluarga Adi Rahadi sudah membuang dua nama dalam silsilah keluarga mereka. Tidak ada yang mampu diperbuatnya.

DeeperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang