[8] My child : Pregnant

3.4K 287 13
                                    

Yerin Pov.
Jimin terus memanggilku dari luar tapi yerin tidak mau membuka pintu, yerin sudah muak melihat muka nya. Gara gara dia harga diri yerin sudah hilang.

Apa yang akan dikatakan orang nanti jika lama lama perutku semakin membesar?

Pasti semua akan menghinaku habis habisan.
Yerin Pov End.

"Hoek.. Hoekk.."

Yerin mual lalu berlari menuju kamar mandi lagi. Lalu yerin memegang perutnya sendiri.

'Bagaimana ini? Aku takut'

Lalu yerin memeriksa seluruh laci yang ada dikamar rawat yerin. Yerin menemukan sebuah testpack.

Ia mengecek dan hasilnya benar. Yerin positif hamil. Yerin langsung lemas seketika, ia terduduk dilantai begitu saja.

"Hiks.. Hikss... Bagaimana ini? Dasar pria kurang ajar!"

Yerin kesal sambil memukul mukul lantai.

---

Sementara jimin masih menunggu yerin didepan kamar rumah sakit itu. Kebetulan ada seorang dokter yang lewat, Jimin langsung memanggil dokter itu.

"Dokter!"

"Ya, ada apa tuan?"

"Bisakah kau membuka pintu kamar ini? Yerin mengunci kamar ini dari dalam, dan aku memanggilnya namun dia tidak mau membukanya, aku takut terjadi apa apa dengannya!"

Jimin sangat panik.

"Kalau begitu saya punya beberapa kunci cadangan dan harap tunggu sebentar karena saja akan mencoba membukanya"

Berkat bantuan dokter itu pintu itu bisa dibuka. Jimin dan dokter itu langsung menghampiri yerin yang terduduk dilantai kamar.

"Nona" panggil dokter itu.

Yerin langsung menatap dokter itu dengan muka sembab.

"Ada apa? Mengapa kau menangis?" tanya dokter itu lagi.

"Kumohon dok tolong usir pria itu dari sini!"

Yerin berteriak sambil menunjuk Jimin.

"Yerin kau kenapa? Kenapa kau tiba tiba maㅡ" tanya jimin lalu dipotong oleh ucapan dokter.

"Sudahlah tuan, lebih baik kau keluar sekarang. Aku takut nanti pasien ini makin banyak pikiran"

Akhirnya jimin menyetujui ucapan dokter itu dan keluar dari kamar itu

Yerin pov.
Dokter perempuan itu menuntunku untuk ketempat tidur.

"Nona, sekarang coba ceritakan apa yang membuatmu marah ke pria tadi" ucap dokter itu.

Aku tidak menjawab tapi aku menatapnya dengan tatapan.

'Siapa namamu?'

Seakan tahu pikiranku dia langsung tersenyum.

"Kau pasti takut karena menceritakan masalahmu ke aku, tapi aku bukan orang jahat kok. Namaku Jung Eunha, salam kenal yerin-ssi"

Dokter itu tersenyum ramah. Aku tersenyum kecil.

"Salam kenal" jawabku pelan.

Kulihat, eunha melihat testpack yang kugenggam.

"Yerin, mengapa kau memegang testpack?"

"Aku.. Aku telah melakukan dosa besar"

"Apa? Kau..Hamil? Siapa lelaki yang melakukan hal itu padamu?"

Mendengar itu mataku langsung berkaca kaca.

"Dia.. Adalah pria yang kuusir tadi"

"Kenapa kau mau melakukan hal itu dengan dia?"

Aku langsung menceritakan semuanya pada Eunha. Entah kenapa aku merasa dia memang orang yang sangat baik.

Baru kenal beberapa menit saja aku sudah merasa nyaman saat bersamanya.

Eunha pov.
Setelah yerin menceritakan semuanya padaku aku juga sangat kaget. Tapi aku mendengarkan ceritanya dengan baik.

"Tapi apa kau sudah memberitahu Jimin tentang ini?" tanyaku.

"Be.. Belum, aku benci padanya!"

"Sebenci benci nya kau padanya, kau tetap harus memberitahunya. Dia harus tanggung jawab"

Tapi yerin hanya melamun terdiam. Aku menatapnya dengan iba.

Jimin pov.
Aku pulang keapartemenku dengan kecewa. Mengapa yerin mengusirku?

Ini tidak masuk akal, apa aku sudah melakukan sesuatu padanya?

Lalu aku teringat bahwa semalam aku mabuk. Dan aku mulai berpikir aku melakukan itu padanya.

Aku menggeleng cepat.

"Tidak mungkin jimin! tidak mungkin! Kau pria yang baik" tolakku.

Sesampainya diapartemen aku melihat ayahku sudah ada disana.

"Jimin..."

Aku membungkukkan badanku.

"Ada apa ayah? Kenapa kau disini?"

"Begini, mulai besok kau harus pergi ke china untuk mengurus beberapa perusahaanku disana, lalu aku sudah menjodohkanmu dengan seorang wanita yang baik"

Aku melotot.

"Apa?! Dijodohkan? Aku tidak mauu!! Apa apaan, siapa wanita itu?" tanyaku sambil berkacak pinggang.

"Dia Kim Yewon, dia cantik juga baik! Kau harus bertunangan dengannya setelah pulang dari China"

"Tapi ayah.. Aku sudah mempunyai wanita yang aku cintai, aku ingin menemukan jalan hidupku sendiri" tolakku.

Ayahku menatapku dengan tatapan sedih.

"Aku mengerti perasaanmu tapi ini demi perusahan kita, Jimin.."

Normal pov
Setelah percakapannya dengan ayahnya, jimin langsung mengemasi pakaiannya dan malamnya ia pun menunggu yerin yang tidak kunjung pulang.

Dia menelepon yerin, namun tidak diangkat. Dan dia mencari yerin dirumah sakit yang tadi, namun yerin tidak ada.

Jimin terus mencari sampai akhirnya dia menemukan yerin yang sedang berada didepanㅡ


To be continue. . .

✔Yerin Jimin;『My Child‮『  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang