[5] My child : Drunk

3.6K 338 52
                                    

Jimin pov.
Aku menunggu yerin diruang depan. Aku menatap ruang yang Yerin masuki tadi.

'Apa dia belum selesai, lama banget!' batinku.

Lalu tiba tiba pintu dibuka dan yerin muncul dari sana, aku terdiam sesaat.

"Apa cocok?" tanya yerin.

Tapi aku masih bengong melihatnya sampai sampai dia melambaikan tangan didepan wajahku.

"Jimin..."

"Huh ada apa?" tanyaku begitu sadar.

"Apa ini cocok?" tanyanya lagi.

"A.. Iya ini cocok sekali untukmu, kalau begitu ini uangnya. Terima kasih ya"

Aku memberikan selembar uang pada pelayan tadi dan membungkukan badan.

Yerin membungkukan badannya juga dan tersenyum.

"Terima kasih karena sudah membantuku" ucap yerin.

"Ne sama sama, datang lagi ya.."

Pelayan itu membalas senyuman yerin dan melambaikan tangannya.

Normal pov.

Mereka berdua masuk kedalam mobil dan segera berangkat menuju mall yang dituju sehun tadi. Dan suasana mereka berdua sangat canggung hanya ada suara dari mesin mobil yang dikemudikan jimin.

Karena tidak tahan dengan suasana tersebut, yerin memecah keheningan tersebut.

Yerin pov.

Aku tidak suka suasana canggung seperti ini maka dari itu aku langsung bertanya pada jimin.

"Memangnya kau kesana mau beli apa?" tanyaku.

"Ponsel"

"Ponsel? Bukankah kau sudah punya ponㅡ"

"Itu untukmu" potongnya

"Mwo? Untukku?"

"Ya, kau tidak punya ponsel kan? Jadi, biar kita lebih gampang berkomunikasi"

"Kata siapa? Aku sudah punya" jawabku.

"Tapi ponselmu itu ponsel butut. Sudah diam saja! Aku yang beli jadi kau hanya tinggal menerimanya saja!"

Jimin kembali fokus menyetir. Tidak ada suara lagi sampai akhirnya sampai dimall.

---Mall---

Jimin pov.
Aku langsung mengajak yerin masuk ke sebuah toko yang menjual ponsel dan membelikannya sebuah ponsel keluaran terbaru.

Saat aku memberikan paper bag yang berisi ponsel ke yerin, dia terlihat kaget.

"Ada apa? Apa kau mau yang lain?" tanyaku.

"A.. Anu ini kan mahal. Bisakah kau membelikan yang biasa? Nanti hutangku padamu bertambah banyak"

Dia memberikan paper bag itu padaku lagi. Aku tersenyum.

"Tidak perlu, aku ikhlas memberi itu padamu"

Aku menolak untuk mengambil paper bag itu.

Lalu aku menarik yerin ketoko baju.

"Aku akan membelikan beberapa pakaian untukmu, sekarang tidak ada penolakkan" ucapku sambil mengambil beberapa kaus santai untuk yerin.

Jimin pov.

Aku membelikan yerin pakaian, sepatu, tas, make up, dll. Sebenarnya dia selalu menolak saat aku ingin membelikannya barang barang itu, tapi aku mengancamnya dulu, dan setelah mendengar itu dia akhirnya mau menerima semua pemberianku.

Setelah itu aku mengajaknya ke sebuah restoran, tapi saat aku ingin masuk kerestoran itu yerin menahanku.

"Kenapa?" tanya ku.

"Kita lebih baik makan malam dirumah saja, tidak baik jika terus makan diluar"

Aku menatapnya dan akhirnya mengangguk

"Baiklah"

Normal pov.

Mereka berdua pun akhirnya pulang menuju basement dimana mobil jimin dititipkan.

Saat berjalan kesana, angin berhembus sangat kencang membuat yerin kedinginan dengan dress selututnya.

Jimin menyadari itu dan langsung memakaikan jaketnya ke yerin.

Yerin terkejut dan menatap jimin.

"Untuk apa kau memberikan jaketmu?"

"Aku tahu kau kedinginan"

Yerin mematung ditempat lalu dia berjalan lagi.

"Terima kasih"

"Kau sudah mengucapkan itu berkali kali hari ini"

Yerin hanya tertawa geli membuat jimin juga ikut tertawa.

-

Waktupun berlalu, yerin mengerjakan tugas dirumah jimin dengan baik dengan bantuan jimin kadang kadang.

Jimin pun sudah mempunyai rasa cinta yang lebih terhadap yerin. Dia perhatian bahkan dia tidak membolehkan yerin untuk pergi bersama orang lain yang tidak jimin percaya agar bisa menjaga yerin.

Namun sampai suatu malam Taehyung mengajak jimin untuk menemaninya ke bar.

Jimin adalah termasuk tipe orang yang suka minum jika sudah melihat minuman beralkohol

Taehyung pov.

Aku sudah menghabiskan 2 botol soju, tapi aku tidak mabuk karena aku adalah tipe orang yang kuat minum.

Kulihat jimin sudah menidurkan kepalanya diatas meja sambil mengigau tidak jelas.

Dia sudah menghabiskan 4 botol soju, dan artinya dia sudah mabuk berat dan aku pun mengajaknya untuk pulang.

"Jiminnie kajja kita pulang" ajakku sambil menarik tangan jimin.

"Eh..Siapa..kau..?"

Jimin mengigau tidak jelas tapi aku terus menariknya hingga bangun dan menopongnya untuk keluar dari bar itu.

'Ah aku menyesal sudah mengajak dia minum' batinku sambil memasukkan jimin kedalam mobil dan mengantarkan jimin menuju apartemennya.

Yerin pov.
Jimin kemana ya?
Mengapa jam segini dia belum pulang?
Apa terjadi sesuatu padanya?

Yerin menunggu jimin sambil mondar mandir kesana kesini tiba tiba ada yangㅡ

To be continue . . .

✔Yerin Jimin;『My Child‮『  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang