Fiyuuuuuuuuuuh *usap keringat sambil kucek kucek mata*
Demi Dongek yang tampan, rasanya capek banget nyelesein chapter ini. Aku udah janji untuk post chapter ini malam ini, jadi aku ngebut dan nggak tahunya ternyata ini chapter puanjang nian sampai sadar sudah lewat jam 12 ternyata. Tapi ya sudahlah selagi matahari belum terbit dihitung masih malam ya hihi...
Spoiler: chapter ini kayak twister bikin perasaan campur aduk naik turun jerit seneng sampe jerit sebel saking panjangnya.
So... Happy reading my lovely readers!!!
Donghae menyipitkan matanya saat membuka mata. Ia melirik jam dindingnya dan ternyata sudah pagi. Sekilas ia melihat salju yang berjatuhan melalui jendela kacanya. Donghae memiringkan kepalanya dan melihat Dara masih tidur, meringkuk padanya, kepala Dara ada pada bahunya dan lengannya memeluk Dara. Donghae mengerjap, masih tak bisa percaya bahwa Dara ada di sini bersamanya. Perasaan bangga menyerbunya. Semalam sudah sangat larut, atau dini hari ini, saat saat Donghae mendapati kalau dirinya adalah pria pertama dalam hidup Dara. Ia khawatir kalau ia mungkin menyakiti Dara. Donghae mencium Dara dengan lembut di keningnya dan Dara bergerak sedikit namun kemudian tidur lagi. Dengan hati-hati, Donghae menarik lengannya dan turun dari ranjang, memakai kembali boxer dan kaosnya. Ia menarik selimut sedikit lebih tinggi lagi untuk menutupi Dara sebelum berjalan keluar dari kamarnya.
Donghae langsung menuju ke dapur dan membuka lemari, mencari sesuatu untuk dimasak sebagai sarapan. Ia ingat selalu melakukan hal yang sama selama tiga tahun dan ia langsung menggelengkan kepalanya untuk menangkisnya. Ia akan menghentikan semua piran-pikirannya itu sekarang. Seperti apa yang orang katakan, Seize The Day dan ia akan hidup seperti itu. apapun yang akan terjadi besok, ia akan melaluinya.
Donghae sudah memasak bacon saat ia mendengar pintu depan terbuka. Keningnya mengerut saat menerka siapakah yang mungkin datang, Donghae berjalan keluar dari dapur dan mendapati Mrs. Rey mengibaskan mantelnya dari salju yang menutupinya. Ia berhenti mengibaskan mantelnya ketika melihat Donghae dengan spatula di tangannya.
"Kau ada di sini?"
Donghae menggaruk kepalanya karena jawabannya sudah jelas. "Uh, yeah? Kukira kau tidak akan kembali sampai besok?"
"Well, kupikir kau tidak akan pulang dan aku mencemaskan Dara."
Donghae menyeringai. Kelihatannya Dara juga menggunakan pesonanya pada Mrs. Rey.
"Jam berapa kau pulang?" Mrs. Rey menggantung mantelnya di gantungan sebelah pintu depan.
"Mungkin sekitar jam 2 atau 3?" Donghae mengendikkan bahunya. Ia benar-benar tidak ingat jam berapa ia pulang dini hari tadi.
Mrs. Rey berdecak. "Jadi sepertinya kau benar-benar tidak menghabiskan malam Natal dengan Dara. Apa kau sedang membuat sarapan?"
"Uh... ya."
"Apakah Dara masih tidur?"
"Uh..." Donghae merasa tidak nyaman. "Ya."
"Baiklah, kalau begitu biar kubangunkan Dara jadi kita bisa sarapan bersama." Mrs. Rey mulai menaiki tangga namun Donghae memanggilnya.
"Mungkin nanti saja. Dia... tidur... sangat larut..."
"Karena dia menunggumu," tegur Mrs. Rey pada Donghae dan dia mengambil satu langkah naik ke atas tangga. "Aku benar-benar tak percaya kau tidak mendengarkanku. Aku akan membangunkan Dara. Kurasa sarapan ini akan membuatnya ceria lagi."
![](https://img.wattpad.com/cover/43688464-288-k694033.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You (Indonesian Translation) - COMPLETED
FanfictionDara terbangun di sebuah rumah sakit dengan 15 tahun hidupnya hilang dari ingatannya. Dari seorang gadis sederhana dan ceria yang sedang berusaha menamatkan sekolahnya, ia terbangun menjadi seorang CEO dari salah satu perusahaan hiburan musik terbes...