keputusan terbaik

234 3 0
                                    

Message

Maze,

Neptaaaa, besok gua jemput oke jam 8 pagi! Harus udah rapih. See you tomorrow, cantik.
(diterima)
----------
Anda,

Mau kemana sih? Pagi banget.
Libur-libur males bangun pagi mizii. Devan gimana? Dia bakalan ngomel, soalnya udah janji ga kemana-mana.
(Terkirim)
----------
Maze,

Tenang aja, ajak devan oke. Kali aja bisa jadi calonnya Gyni😆 kalian berdua harus udah siap jam 8. Gua udah bilang ke devan.
(diterima)
----------
Anda,

Iya mizii😩
(terkirim)

Segera, ku turuni anak tangga satu persatu dengan santai.
Tiba-tiba, Devan menghampiriku.

"Ta, ta gua diajak maze pergi. Gua mau dikenalin sama ade nya." ucapnya dengan senang.
"Iya gua tau, gua juga diajak." balasku malas dan langsung menggandengnya.
"Tunggu,tunggu. Tumben lu gelendotin gua gini? Manjanya keluar pasti, ampun deh." ucapnya.

"Hehe, kali-kali gini, dev. Nonton insidious chapter 2 nyok? Tapi lu harus gendong gua sampe sofa. Bisa ngga? Mumpung berat badan naik nih." balasku.
"Ayok. Ogah, badan lu berat ka." ucapnya.
"Ih jaha..... Eh,eh tadi bilangnya ga mau." balasku.
"Hehe, pegangan ta" ucapnya langsung berlari sambil menggendongku.

Kami pun saling tertawa di sofa, lalu aku dan Devan menonton dvd horror kesukaan kami, mungkin kalo sekarang film itu sudah ketinggalan jaman.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.

"Ka bukain sana, males gua."ucapnya
"Mager gua juga. Masukkk....." balasku.
"Delon, ngapain lu kesini lagi?"
Ucap devan dengan nada meninggi.

"Tenang dek."
"Sini nonton bareng, delon." balasku.
"Maafin gua ya ta." timpal delon.
"Maaf? Buat apa?" balasku.

"Waktu itu aku papasan sama kamu dijalan. Kamu pasti ngeliat dan ngedenger percakapanku sama Lian...." ucapnya.

"Tunggu, delon kita putus. Aku udah tau semuanya." balasku datar.
"Tapi ta, maaf ta! aku ngga bermaksut gitu ke kamu. Tolong jangan akhirin hubungan kita." ucapnya memohon.

"Haha, aku emang cewe bodoh, tawa ejekan kalian, perkataan itu, iya kamu bener ko. Aku emang gampang dibohongin. Dan keputusan aku udah bulat. Tolong keluar dari rumah ini, sekarang!" balasku sambil meneteskan air mata terus menerus.

"Tunggu. Lo gaboleh ngusir tamu gitu aja ka" timpal devan dengan tiba tiba memukul delon dengan kencang.

"Dev, udah!!! Cepet keluar delon!" balasku dengan nada tinggi sambil bercucuran air mata.

Sekarang dirumah kami hanya ada aku yang terus menerus menangis dan devan yang sedang kesal dan tetap bersilap tenang.

"Dev, hikshiks. Sorry gua ga cerita ke lo dek" ucapku.
"Kenapa lo ga cerita waktu lo ngeliat mereka hah? Kan gua bisa turun terus ninju dia ta! Kapan lo liat dia sama liana?" balasnya.

"Waktu pensi lo dev. Makanya waktu itu gua murung. Gua ngedenger semua percakapan dia dev, gua ga nyangka. Hiks hiks. Ma,pa delon jahat!!hikshiks" ucapku sembari memeluk devan dengan erat.

"Udah,udah ta. Gua ngehajar delon demi lo, gua gamau lo ngerasain sakit lagi. Maaf ya gua salah tentang delon. Seharusnya dari awal gua ga ngijinin delon buat jadian sama lo. Hukum aku pa,ma. Aku gabisa jagain nepta." balasnya.

"Hiks,hiks..."

Apa Itu Cinta Sejati?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang