Siapa yang harus ku percaya?

37 0 0
                                    

"Ka, gyni berangkat sekolah dulu ya." Sambil mencium pipiku.
"Mmm..."

1 jam kemudian

Teettt....

"Sayang, ayok bangun. Kamu harus sarapan dulu."

Aku langsung duduk dengan cepat.

"Astaga.. Sleeping beauty atau zombie?"
"Jahat." Sambil berjalan sempoyongan ke kamar mandi.

Dan, seperti biasa, Maze menyelamatkanku dari ciuman antara dahiku dengan pintu kamar mandi.

"Hati-hati dong sayang."
"Oke, terimakasih." Sambil mencuci muka dan menyikat gigi.

Kami pun sarapan.

Seusai sarapan pagi, kami memutuskan menonton channel horror random yang ditayangkan di televisi.

Tiba-tiba ponselku bergetar.

Message

Unknown number,

Kak ini gua Devan, gua ada di tangga darurat lantai 2 apart lo. Temuin gua, penting!
(Diterima)
----------------

Anda,

Tunggu ya, ada Maze soalnya. Gua kesana.
(Dikirim)
-------------

"Sayang, aku mau ke minimarket dulu ya." Ucapku sambil mengambil my wallet.
"Mau beli apa? Bukannya udah dibeli semua ya, kemarin?" Tanyanya mulai curiga.
"Pembalut. Mau beliin?" Balasku sesantai mungkin.

Dia menggeleng cepat.

"Aku mau beliin kalo bareng kamu." Ucapnya.
"Aku yang akan membelinya sendiri. Just stay here."

Dia mengangguk, "hati-hati"

Di tangga darurat.

"Devan, ada apa?"

Dia memelukku, "Apa kabar kak? I miss you."

"Aku juga. And, what important things?" Tanyaku.

Sambil berbisik kepadaku, "Gua tau siapa dalang dibalik ini semua. Tapi, gua masih belum yakin dia bekerja sendirian." Jawabnya.
"Then, who?"
"Gyni."

Aku melepaskan pelukannya.

"Are you insane?"
"Sounds insane, right? but I honestly. you have to trust me!" Jelasnya.
"Nggak mungkin, Dev! You have to stop finding out again, and just come with me. Okay?"
"No-no, please, believe me!"

Aku hanya terpaku tak percaya.

"Ta!! Please, believe me!"

"Hey!!! Stay away from her!" Teriak seorang lelaki di depan pintu darurat.

"Ma..."
"Aku harus pergi." Ucap Devan.
"Hey!"

Devan sekarang berada di sudut tembok. Maze menangkapnya dengan cepat.

"Lo siapa?!" Teriak Maze, "Answer me!!"

Maze menarik masker hitamnya.

"Devan?"

Devan tetap diam tak bersuara.

"Lo kemana aja, Dev?" Tanya Maze sambil melonggarkan dorongannya.
"STAY AWAY FROM MY SISTER!!" Teriaknya.

Suara Devan menggema di seluruh ruangan itu.

"What do you mean?" Ucap Maze bingung.
"You're a Devil! Lo dan Gyni kan yang ada dibalik semua ini?" Balas Devan sambil menangis tersedu-sedu.

Maze tak percaya, dia melepaskan Devan.

Sambil mendekapnya, "Dev! Calm down, okay." Ucapku.
"Ta! Hiks hiks, jangan percaya dia hiks hiks."
"Gua percaya lo, Dev. Tapi kita harus punya buktinya. Lo liat Maze, dia aja kaget dengernya." Balasku menenangkan.
"I swear, I saw Gyni at that place." Jelasnya.

"Dev, Gua nggak ada hubungannya sama semua ini. Bahkan, gua nyari lo kemana-mana. Gua nggak akan nyakitin siapapun, Lo ataupun Nepta! Dan, Gyni pun nggak pergi kemana-mana selain ke sekolahnya." Ucap Maze.

"I don't care, if you and he conspire or not. I don't believe you! I saw her wearing a school uniform at the place where people were holding me back!" Teriaknya.

"Anyone please stop talking!" Bentakku.

Mereka terdiam.

"Semua harus ada buktinya. Sementara ini, Maze jangan bilang siapa-siapa kalau Devan udah ketemu. Dia belum aman. Dan, Devan kamu harus ambil gambar Gyni sebagai bukti. Aku akan memikirkan apa yang harus dilakukan nantinya kalau bukti sudah terkumpul. Dev, kamu harus pergi. Ini sudah terlalu lama." Ucapku.

Sambil menghapus air matanya, "Lo tahu dimana Gua kan. Gua akan bebasin lo! Please, be carefull."

"Lo juga, jangan percaya siapapun sampai gua dapetin buktinya" Balasnya sambil mengecup keningku.

Devan berlari menuruni tangga dan menghilang.

"Ta." Panggil Maze.

Aku hanya terdiam, masih tak percaya dengan kata-kata mereka berdua.

"All right, Ta?" Panggilnya lagi.
"Jujur, aku bingung harus bagaimana."

"I swear, I ... I don't hide any secrets. I don't know anything, I'm even surprised to see Devan here. Please, trust me." Jelasnya.

Apa Itu Cinta Sejati?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang