GELAP....

536 12 0
                                    

"Ta, ta bangun..."

Suara devan yang tidak henti-hentinya menyebut namaku itu, membuatku ingin sekali menutup mulut besarnya.

Tapi, mengapa sulit sekali?
Aku tidak bisa membuka kedua mataku ini.

"Tenang dev,tenang."

Suara delon seperti menenangkan devan.

"Lo fikir gua bisa tenang apa? Kaka gua pingsan gini!?"

Terdengar, suara devan mulai meninggi.
Aku paksa kedua mataku untuk membuka.
Aku mulai terbangun.
Dan aku lihat raut wajah devan yang sangat cemas.

"Lo kenapa, dev?" ucapku.
"Lo pingsan ta, gua khawatir sama lo. Panik." balas devan cemas.
"Kamu gapapa ta? Kamu tadi udah makan belom? Kamu pucet banget." timpal delon.
"Udah kok. Gausah khawatirin aku. Aku gapapa kok dev, del. Ayo katanya kita mau pergi?" ucapku sok kuat.
"Kamu baru juga siuman udah ngajakin jalan." Ucap delon memaki tapi lembut.

"Aku udah gapapa kok, nih liat." jawabku dan kucoba untuk berdiri tapi kepalaku masih pusing dan aku terjatuh.
"Hati-hati." ucap delon.
"Udah lo istirahat aja ka."

Devan reflek menggendong aku kekamar untuk beristirahat.

"Lo boleh pulang ka." ucapnya kasar dan dingin.

Delon pun terlihat sangat kecewa, dan menuruti perkataannya.

"Jangan kasar sama delon,dek." balasku.

Dia hanya terdiam.

Bahkan, sampai dia menurunkanku di kasur empuk kesayangan ini.

"Ka, boleh ngga gua tidur sama lo? Gua kangen ibu." ucapnya.
"Iya boleh."balasku.

Devan memelukku erat sekali dan tertidur disampingku.

(Pukul 22.00)

Aku hanya terus memandangi wajah adikku ini.

Entah kenapa, adikku terlihat menyedihkan sekaligus menyakitkan.
Wajahnya tak pernah berbohong.

Seharusnya, aku bisa menjadi sosok ibu untuk Devan adikku. Tetapi, aku malah tidak memperdulikannya, bahkan aku pun tak tahu kalo dia merindukan kasih sayang seorang ibu.

(Maafkan aku dek, aku janji aku kan jadi ibu untukmu. dan kapanpun kamu merindukan kasih sayang ibu, aku bersedia memberi kasih sayang yang sama untuk kamu dev) gumam ku di dalam hati.

Aku dan devan pun tertidur di kasur empuk ini, tiba-tiba aku mendengar suara ayam berkokok kencang sekali...

Ternyata sudah pagi.

Aku bergegas membangunkan devan dan menyuruhnya untuk bergegas kesekolah, akupun bersiap. Delon sudah menunggu didepan sedari tadi, bahkan dia sudah tidak sabaran dan mengklakson kami agar cepat turun.

"Dev,ayo cepetan. Berangkat bareng aku aja sama delon." ucapku.
"Iya ka, sebentar. Ambil tas dulu." balas devan.
"Aku tunggu dimobil ya dek, jangan lama." ucapku.
"Iye." balasnya.

Akupun menunggunya di mobil.

"Devan mana? Kita udah telat nih ta." ucap delon.
"Lagi ambil tas." balasku.
"Ini udah ko. Sabar dong." ucap devan.
"Kita berangkat yap." balas delon.

Hampir saja kami telat, karna  sekolah kami dan devan lumayan jauh.

(15 menit kemudian)

Aku dan delon memasuki kelas dan memulai pelajaran bersama litisha dan teman lainnya.

Apa Itu Cinta Sejati?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang