Dokter Tampan#1

48 0 0
                                    

"Ikut aku." Sambil menarikku.

Aku mulai menangis.

"Kamu kenapa sayang?" Sambil mendekapku erat-erat.

Aku hanya menangis dan menangis di dada bidang miliknya.

"Kamu kenapa hey?" Tanyanya untuk kesekian kali masih dengan nada yang sangat lembut.

Aku hanya menggeleng.

Dia mengelus rambutku, pelan. Dia pun mulai terdiam dan mencoba mengerti perasaanku sekarang.

Beberapa menit yang lalu,

"Thank god! Aku mencarimu kemana-mana." Ucapnya.
"I'm here."
"Aku punya kabar bagus! Mau dengar?" Ucapnya.
"What's that?"
"Kepolisian Italy menangkap gelagat aneh dari seseorang di CCTV. They think it is your brother. We have to go, now!" Jelasnya.
"I can't."
"Yes, you can!" Sambil menarikku.

Aku tidak bergeming dari tempat ini.

"Ikut aku." Sambil menarikku.

Aku mulai menangis.

-------------
Sesampainya di Apart.

"Kita ngga jadi ke Italy, ka?" Tanya gyni polos.
"I'm sorry. We can't go now. It's my fault!" Ucapku berpura-pura frustasi.

Untung saja hari sudah masuk musim dingin, dan udaranya tidak bersatu dengan tubuhku. Alhasil aku demam.

"She's sick, gyn. Kita bisa kapanpun ke sana. Lagipula, itu belum pasti Devan." Sambil turun dari mobil, "Ayo, be carefull."

Dan sekarang dia membopongku.

"Gyni, turunkan tasmu lagi dan jangan lupa kunci mobilnya!" Teriak Maze.

"Okidoki."

Tett......

"All right baby?" Tanya Maze.
"Ya."
"Kamu demam begini." Sambil memastikan suhuku lagi.
"Pfffffttt.."
"Kamu harus bedrest!" Sambil menaruhku di kasur, "aku akan menelpon kampusmu besok." Jelasnya.
"I need studying!" Ucapku memohon.
"Nope! You must bedrest."
"Fine!" Sambil berpangku tangan.

Dia menciumku.

"I'll be back. Stay your bed!"
"Ayay kapten!"

"Kaaa!!" Ucap Gyni dengan manja.
"Apa sayang?" Sambil menciumnya.
"Kakak kenapasi?" Tanyanya manja.
"Sick. You know that, why you ask me again?" Sambil memutar bola mataku.

Dia menekuk bibirnya.

"Aku ingin mencarinya." Ucap gyni lalu pergi menuju kamar miliknya.

Baru saja aku ingin menyusul, tapi....

"Hey! Aku bilang apa tadi?"

Aku ketahuan Maze dan aku hanya tersenyum lebar.

"Hectic!" Sambil mengompres dahiku, "Dokter sudah ku telepon. Tapi sedang banyak pasien. Jadi, aku harus mengompresmu lebih dulu kata dokter itu."

Aku mengiyakan.

"Sementara menunggu panasmu turun, aku akan disini." Sambil merebahkan dirinya disampingku, "Tidurlah! Aku akan membangunkanmu kalau dokter sudah sampai." Sambil memejamkan matanya.

Dia ingin membangunkanku nanti? Oh-c'mon, dia saja sudah lelah. Bagaimana bisa?

10 menit kemudian.

"Hey, Wake up." Sambil mengelus kepalaku.
"Mmm."

"Let him rest. I will check it now." Ucap Asger.
"I'm so sorry, Ger."
"It's okay, Maze. is she your wifey?"
"of course. I forgot to introduce it." Sambil tertawa pelan.

"Gorgeous, you deserve it."ucapnya dengan terpukau, "the temperature is rather stable. If the fever returns, give this medicine." Jelasnya.

"Thanks, bro. The snow has begun to fall. Take a rest in my room, until the road has been cleared. Agree?"
"I agree. Where is your room?"
"Here." Sambil mempersilahkan masuk.

--------------

15 Menit Kemudian.

'I need water!'

Aku bangun dari kasurku dan mengambil segelas air mineral.

"Kemana semua orang?" Ucapku, "Gyni." Sambil membuka pintu kamarnya.

'Nihil'

'Sepertinya aku harus ke kamar Maze. Aku sudah tidak bisa tidur lagi.'

Tett...

"Hey kalian, aku bosan sendiri di kam....."

Rambut acak-acakan dengan kaos dan hot pans, ditemani sepasang kaus kaki belang oranye, dan secangkir air di tangan sebelah kanan, aku memasuki kawasan Maze dengan tamunya.

Mereka menatapku tanpa berkedip.

"Haai." Sapaku.
"Ng.. All right?" Tanya dokter tampan itu.

Dengan bodohnya, aku menempelkan tangan kiriku ke dahi.

"I'm okay."

Mereka malah tertawa.

Maze menghampiriku, "Alas kakimu kemana memang? Dan, untuk apa segelas air? Kamu pikir, di rumahku tidak ada segelas air?" Sambil tertawa kecil.

"I'm bored"

Mengecup dahiku, "Maaf aku meninggalkanmu. Tapi, gyni bukannya ada dikamar?"
"The room is empty." Ucapku, "And, who is he?"

"Hello, sleeping beauty! I am Asger. Nice to meet you." Sambil mengulurkan tangannya.

"Nepta. Nice to meet you too." Sambil bersalaman.
"He's my friend. Dan, pekerjaannya di London sebagai dokter. Right?"
"Yap." Balas Asger.

"Do you speak bahasa, Asger?" Tanyaku.
"I can't. But, I understood bahasa." Balasnya.

"Oh-okay. Can I?"
"Sure." Ucap mereka berdua.

2 jam kemudian

"I think I have to go now. Let's talk again soon," sambil beranjak dari tempat duduknya, "See you on Friday." Ucap Asger.
"I'm taking you." Balas Maze sambil berdiri.
"Oh-no-no, you just take Nepta to her room because she needs enough rest." Ucapnya, "bye."
"Drive safe." Ucapku.
"Ayayay kapten." Balas Asger.

Klik..

"I need rest." Sambil merebahkan diri di sofa biru miliknya.
"Hanya sebentar ya! Pindah ke kamarmu nanti."
"Mmm.." balasku.

Dia mulai mengecek suhuku.

"Demam lagi ini."

Sepertinya aku ini ketulah akibat berbohong kalau tubuhku sedang sakit.

"Pindah ke kamarmu cepat."
"5 menit aja." Balasku.
"Nope." Sambil berjongkok, "Naiklah."

Brrukkk

"Tulangku sepertinya patah." Ejeknya.
"Seberat itukah aku?" Ucapku frustasi.
"Tidak-tidak, aku hanya bercanda. Oh-c'mon, beratmu itu hanya 49kg." Jelasnya sambil mengantarku, "sudah sampai, sleeping beauty."
"Thankyou, Frog prince."ejekku

Dia memutar bola matanya.

Apa Itu Cinta Sejati?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang