7

41.8K 2.9K 67
                                    

Warning!!!! 21++

Mohon jangan nekat dan jangan ngeyel!!!!

============

Tubuh Theo bergulir, turun dari atas tubuh mulus Eleana. Ia menoleh, mendapati gadis itu tengah memejamkan matanya sambil tersenyum puas.

Theo tersenyum miring. Gadis yang pernah dipujanya ini sekarang sedang tergila-gila padanya. Keadaan berbalik sekarang.

Eleana menggeliat, menyurukkan wajahnya ke dada bidang Theo, memeluk tubuh liat Theo dengan erat.

Theo menarik rapat Eleana hingga melekat ke tubuhnya. Mengecup mata terpejam itu, lalu turun dan melumat bibir gadis itu dengan sedikit kasar.

Eleana melenguh membalas ciuman Theo dengan sepenuh hasratnya.

"Aku menginginkanmu lagi, El," bisik Theo menyeringai.

Eleana memandang Theo dan tersenyum menggoda.

"As you wish, darling," bisiknya lalu dengan tubuhnya ia mendorong Theo hingga terlentang, dan menaiki tubuh Theo dengan cepat.

Lalu gadis itu mencium Theo dengan membabi buta, mencumbu tubuh padat itu, memanjakan dan memujanya dengan bibir sexy nya, mengulang persetubuhan panas. yang membuat mereka terbakar dan terpuaskan.

Eleana tidak pernah cukup bercinta dengan Theo. Ia ingin memiliki Theo. Ia yakin, laki-laki itu masih mencintainya.

"Theo," panggilnya setelah mereka berdua menuntaskan hasrat dan gairah.

"Hmm?"

"Boleh aku bertanya sesuatu?" Eleana menumpukan tubuhnya dengan sebelah lengannya, sementara tangannya yang satu mengusap dada Theo, memainkan bulu-bulu halus di bidang keras itu.

"Apa yang ingin kau tau, El?" jawab Theo memejamkan matanya. Suaranya terdengar malas.

"Aku dengar kau sudah bertunangan. Apakah itu benar?"

"Ya," sahut Theo singkat, tidak berusaha memberikan penjelasan lebih lanjut.

"Apakah aku mengenalnya?"

"Kurasa tidak."

"Tunanganmu tidak marah kau bersamaku?" pancing Eleana.

"Dia sangat mengerti siapa aku," ujar Theo. Wajah cantik Tania saat pertunangan mereka menguasai pikiran Theo.

"Benarkah?"

Theo mengangguk, masih memejamkan matanya.

"Apakah kau mencintaiku, Theo?"

Theo membuka matanya perlahan. Dipandangnya wajah cantik wanita yang baru saja digumulinya.

"Kenapa kau bertanya begitu?" Theo mengerutkan keningnya.

"Ehm...tidak apa-apa...hanya ingin tau," Eleana mengedikkan bahu telanjangnya.

"Kenapa semua wanita menginginkan pernyataan cinta?" tanya Theo menggumam.

"Itu penting, Theo. Kau pernah dengar ungkapan bahwa wanita lebih mengedepankan perasaan sementara laki-laki lebih menggunakan logika?"

Theo terkekeh pelan dan mengangguk.

"Andai saja aku yang menjadi tunanganmu, Theo," desis Eleana mengecupi dada Theo.

Theo menggeram pelan, membalikkan posisi dan menindih tubuh sexy Eleana. Jemarinya menelusuri lekuk tubuh indah gadis itu, membuat Eleana menggelinjang mendesah oleh percikan gairah yang kembali dinyalakan oleh Theo.

LOVE MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang