18

43.2K 3K 61
                                    

Warning!! 21+
Be wise! Forbidden for kids!

---------------------

Jet pribadi itu mendarat mulus di atas landasan. Dua orang laki-laki menyambut mereka. Dengan sigap seorang dari mereka meletakkan tas mereka ke dalam bagasi mobil, dan seorang lagi menghampiri mereka dan berbicara dengan Theo setelah mereka berjabat tangan.

Dalam waktu singkat, keduanya sudah berada di dalam mobil yang membawa mereka ke sebuah bangunan besar bergaya minimalis.

Tania berjalan ke teras belakang. Ada sebuah kolam renang yang pemandangannya langsung menghadap ke laut lepas. Dindingnya yang terbuat dari kaca membuat siapapun yang berenang di kolam itu seperti berenang di laut bebas.

Theo melingkarkan kedua lengannya mengunci pinggang hingga perut Tania, menarik tubuh istrinya hingga menempel padanya.
"Suka?" bisiknya di dekat telinga Tania lalu mengecup dan sedikit menggigit kecil cuping telinga wanitanya.

Dengan sedikit menggelinjang geli, Tania mengangguk. Matanya dimanjakan oleh pemandangan yang membuatnya tidak bosan menikmati.
Suara deburan ombak di kejauhan terdengar membiusnya.

"Indah banget," desis Tania menghirup dalam-dalam udara laut yang menerpanya.

"Kita bisa kapanpun kemari jika kau mau," ujar Theo mengecup tengkuk Tania yang tersaji tanpa halangan dihadapannya karena wanita itu menjepit rambutnya ke atas asal-asalan.

Tania menangkup jemari Theo di perutnya, menyandarkan kepalanya ke dada Theo, sementara suaminya menciumi pucuk kepalanya.

"Apa acara kita hari ini?"

"Kalau aku bilang aku mau kita di kamar aja?" Theo mengangkat alisnya dengan senyum jahilnya.

"Maksudmu....THEO!" mata Tania melotot melihat seringai mesum Theo. Wajahnya langsung berubah merah padam.

"Ya sayang?" sahut Theo mengedipkan matanya menggoda Tania.

"Theo, aku ingin bicara serius," Tania menarik nafas.

"Bicara saja," ujar Theo mengecupi telinga, rahang, leher dan bahu Tania.

Jantung Tania berdenyut kencang. Ia melepaskan dirinya dari pelukan Theo, berbalik menatap laki-laki yang menjadi suaminya ini.

Theo tidak ingin melepas sentuhannya dari pinggang Tania. Ditariknya pinggang wanitanya hingga merapat padanya.
Disingkirkannya anak-anak rambut yang menutupi sebagian wajah istrinya.

Tania berdebar. Perlakuan Theo sangat manis. Tatapannya yang lembut membuat Tania tersentuh.

"Aku ingin bekerja," Tania memandang mata Theo, menunggu reaksi laki-laki itu.

"Baik. Kau bisa menjadi sekretarisku di kantor, atau pilih saja bagian mana yang kau suka," senyum Theo tanpa memutus tatapannya.

"Bukan itu. Aku ingin bekerja sendiri. Euhm... Maksudku, aku ingin memulai bisnisku sendiri," ujar Tania pelan.

"Apa kau masih ingin membuka toko bunga?" tanya Theo mengusap lengan Tania pelan, membuat istrinya merinding.

"Kau masih ingat cita-citaku dulu?"

Theo tersenyum.

"Aku memang berubah, Tania. Tapi aku tidak akan pernah melupakan masa-masa kebersamaan kita dulu," kata Theo mengecup pipi istrinya dengan gemas.

Tania menunduk menyembunyikan senyumnya. Setidaknya ia tau, Theo tetap memperhatikannya.

"Jadi kau mau mewujudkan impianmu?"

LOVE MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang