Putih

1.5K 137 3
                                    

'pyaarrr...' suara gemercik air

"Ini dimana?" Tanya Miho bingung. Tiba tiba saja dia sudah berada di sebuah tempat berwarna putih,dia berjalan keluar dari kolam.

Dia berputar putar,melihat ke sekeliling tempat itu,tapi yang ia lihat hanya warna putih. Dia berjalan tak tentu arah,hingga akhirnya ia terduduk lemas.

"Tidak ada gunanya. Tak ada apapun disini,tak ada siapapun.. Hanya aku sendiri"

Miho memeluk kakinya,lalu menangis. Hingga sebuah cahaya menyilaukan matanya. Ia menegakkan kepalanya,melihat apa yang telah menyilaukan matanya itu.

Miho lumayan terkejut dengan apa yang ia lihat. Tiba tiba saja,muncul pintu berwarna putih. Miho bangkit dan mulai mengenggam pegangan pintu,lalu membuka pintu itu. Hal yang lebih mengejutkannya lagi ialah...

"A-Ayah..Ibu.."

"Miho.." panggil lembut seorang pria.

Miho berjalan kaku ke arah mereka berdua. Kedua orang tua yang sangat dia sayangi..

"Ayah..Ibu.. bagaimana kalian.." Miho sungguh tidak percaya dengan apa yang ia lihat,air matanya mulai turun. Mengalir dari mata Rubahnya itu.

Mereka berdua tersenyum. Miho yang tak bisa menahan kuasa, ia berlari memeluk Ayah dan Ibunya.

/greep/

"Ayah..Ibu..hiks.. aku merindukan kaliaann"

"Miho kami juga..."

/sreeesss/

Belum menyelesaikan kata kata,mereka berubah menjadi butiran butiran pasir. Miho terbelak.. dia merasakan kejadian itu terulang kembali.. Ia memegangi kepalanya, tangisannya semakin kuat. Dia terduduk sambil menangis, menahan rasa sakit dihatinya.

Ia larut dalam tangisannya itu, hingga sebuah tepukan menyadarkan dirinya. Ia menengok ke asal tepukan, dan ternyata dia Shuu.

"Miho..kenapa kau menangis? Kau sudah berjanji padaku agar tidak menangis lagi bukan?"

"Ka-Kak Shuu..." Miho langsung memeluk Shuu, Shuu pun membalas pelukannya.

"A-Aku takut kak..hiks.. Mereka semua.." tangis Miho.

"Tenanglah Miho.. Aku ada disini untukmu. Semua akan baik baik saja.." jawab Shuu.

Miho semakin erat memeluk Shuu, ia menangis dalam pelukkan kakaknya itu.

"Tapi Miho.. kenapa kau tidak mau menikah denganku?"

Mendengar kata kata itu, pelukan Miho melonggar, ia mendongkak kan kepalanya dan menatap wajah Shuu dengan heran.

"Kau pernah bilang.. kau mau menikah denganku bukan? Tapi ketika kita akan menikah, kenapa kau menundanya? Hingga akhirnya semua itu tak pernah terjadi."

Miho melepaskan pelukkannya. Dia berjalan perlahan kebelakang,sambil menggelengkan kepalanya. Shuu hanya diam melihat Miho. Lalu Shuu mengangkat tangan kanannya, seperti ingin memberikan eksekusi kematian pada Miho. Lambang rubah bertuliskan KING telah muncul di telapak tangannya.

Miho yang tak dapat melakukan apapun, dengan refleks menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Hingga cahaya yang dikeluarkan Shuu lenyap, Miho menurunkan tangannya. Shuu menghilang.. Tapi..

"A-Apaa..?!" Miho gemetar. Dia melihat banyak mayat di sekelilingnya, dan Mayat mayat itu adalah Rakyat yang tak sengaja terbunuh olehnya.

"Kenapa kau lakukan itu, Yang Mulia"

"Kenapa kau tega membunuh kami..."

"Kau Ratu yang jahat!"

"Pemimpin yang buruk!!"

"Yang Mulia apa yang kau lakukan?"

"Seharusnya kau yang mati, bukan kami"

"Seharusnya kau melindungi kami, bukannya membunuh kami!!"

Kata kata itu mengikat Miho dalam rasa bersalah yang amat dalam. Kata-Kata itu terus terulang, membuat Miho benar benar terpukul. Ia menutupi kedua telinganya, tapi tak ada gunanya, kata kata itu terus terdengar oleh Miho. Miho terjatuh, tapi ia tetap menutupi kedua telinganya itu.

"Maafkan aku.. kumohon.. Aku tak berniat melakukannya pada kalian.. kumohon..."

"Kenapa Yang Muliaa.. Kenapa kau lakukan itu pada kami..."

"Kumohon..hiks.. maafkan aku.. Maafkan aku.." Miho mulai menangis kembali.

Ia benar benar ketakutan. Sendirian di sebuah tempat yang tak ia ketahui.

/greep/

Sebuah tangan menggenggam tangan Miho, Miho yang ketakutan tak berani melihat ke arah orang yang memegang tangannya itu.

"Hei.." ucap orang itu.

Miho memberanikan diri melihatnya. Perlahan dia menengokkan kepalanya. Dan ternyata...

#BERSAMBUNG

Yups, thanks sudah sempatkan waktunya untuk baca. Btw, Rai jujur. Kalau kalian nemu cerita yang alurnya sama kyak cerita Rai, jujur ya. Rai ga ngikutin kok. Rai aja, kadang jarang baca cerita.

Cerita yang Rai buat, adalah hasil khayalan atau mimpi Rai sendiri. Rai membayangkan, Rai jadi Miho. Dan disitulah, imajinasi dimulai. Jadi Miho, atau semua stories yang rai buat..

So thanks yang udah postive thinking. Terima kasih.. It just fanfic my oc with Noblesse...

RaiVin

NOBLESSE FANFICTION [SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang