Greed

750 70 2
                                    

Still Miho's pov

Ia terdiam, lalu bertanya.

"Bisakah kalian, berhenti mengobatinya?"

Deg

A-Apa maksudnya itu..?

aku menoleh pada Frankenstein. Dan ia masih terlihat tenang dengan perkataan Selir Min. Lalu kembali bertanya.

"Apa itu terlalu sulit?"

"Maaf.. tapi, kenapa kau ingin kami melakukan hal itu?" Tanyaku.

"Tentu saja. Karena aku ingin menjadi permaisuri"

"Eehh..?"

"Jika ia masih saja hidup, aku tak akan bisa menjadi permaisuri. Karena Yang mulia, terlalu menyayanginya. Tapi jika dia mati, kedudukanku akan naik menjadi permaisuri" jelasnya.

D-Dia.. ingin kami membunuh seseorang.. hanya demi..

Kedudukannya?!

"Bagaimana bisa, kau lakukan itu?!" Kesalku.

"Lancang sekali kau, pada Yang Mulia selir Min!" Kesal dayang cheng.

"Tenanglah Dayang Cheng. Mereka datang dari tempat lain. Jadi belum mengerti tata krama berbicara pada para bangsawan" angkuh Selir Min.

Semakin dia berbicara, semakin aku merasa kesal. Kau pikir.. aku tidak tahu.. bagaimana rasanya besar di kerajaan?!

Bahkan tingkatku lebih tinggi darimu!

Aku hanya bisa meneriakinya dihatiku. Karena Frankenstein menahanku.

"Kami tidak bisa melakukannya. Yang Mulia mengizinkan kami tinggal disini, untuk mengobati permaisuri. Bukan untuk menelantarkannya" jelas Frankenstein.

Aku tahu.. kau pasti akan menjawab seperti itu.

"Sudah kuduga kau akan menjawab seperti itu. Tapi.. jika kalian berhasil menjadikanku sebagai permaisuri, aku akan mengangkat kalian menjadi petinggi istana ini. Jadi kalian akan hidup mewah dan nyaman"

A-Apa..?!
Dia benar benar gila..

"Maaf. Tapi Frankenstein sudah berkata tidak. Begitu juga aku. Jadi maaf, Yang Mulia. Bisakah anda berhenti memaksa kehendakmu?"

"Frankenstein?" Tanyanya.

"Ya. Itu namaku. Dan ini asistenku, Miho"

"Begitu ya"

Cring..

Ia meletakan sebuah kantung kecil di depanku, dan Frankenstein.

"Isinya ada 200 keping emas. Jika masih merasa kurang. Kalian akan mendapatkan lebih dari ini, setelah berhasil menjadikanku permaisuri. fufu.." ia tertawa kecil lalu berdiri.

"Aku akan kembali ke ruanganku. Sampai jumpa" ia pun pergi diikuti para dayangnya.

Aku terduduk sambil menatap kesal kantung itu.

"Apaapan dia?! Mencoba menghina kita. Dan.. dia..argh.." kesalku.

Frankenstein tertawa. Menoleh padanya.

"Tawaran yang bagus." Ucapnya.

"T-Tunggu.. kau tak berniat menerima tawarannya itu bukan?!"

"Kenapa tidak?"

Aku terkejut dengan pertanyaannya.

NOBLESSE FANFICTION [SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang