Pagi yang indah. langit yang cerah menyelimuti langit.
Miho bangun dengan segarnya, menatap keluar jendela.
"Hari yang indah, mungkin lebih baik. aku membuat lagu untuk Lord. Atas tanda terima kasih dariku untuknya.."
Miho mengambil biola putihnya, lalu mengendap endap pergi.
Perlahan ia membuka pintu, lalu melirik kanan dan kiri.
"Aman.."
Ia berjalan menuju pintu depan.
"Selamat.." ucap Miho sambil menarik gagang pintu.
"Ya. Selamat kau kurang beruntung hari ini.."
Miho langsung menoleh ke arah belakang. Dan ternyata, itu adalah Frankenstein.
"Fr-Frank.. kenapa kau bisa tau.. aku ada disini?!" Tanya Miho gugup.
"Aku merasakan ada hal yang aneh. Dan ternyata yang kulihat ternyata seorang wanita, yang sedang sakit mengendap endap pergi keluar. Mau kemana kau?!"
Miho gemetar. Ia sudah mengetahui kekuatan Frank yang sebenarnya.
"A-Aku hanya..."
Frankenstein mendekati Miho, lalu mengambil biola yang Miho pegang, dan menarik lengan Miho.
"Kau tak boleh kemana mana, hingga kau benar benar sembuh!"
"Ahh.. tanganku Frank.."
Frankenstein tak menghiraukan hal itu, dia terus menarik Miho lalu membawanya ke kamarnya.
"Diam disini, sampai aku mengizinkan kau untuk keluar. Atau kau harus keluar untuk selamanya!"
KNOCK..KNOCK..
Seseorang mengetuk pintu depan.
"Siapa itu.. Hah, baiklah. Kau diam disini!"
Frankenstein langsung keluar lalu menuju pintu depan.
"Kau Muzaka"
"Ya ini aku. Lama tak berjumpa Frankenstein"
"Masuklah.. Tuan ada didalam.."
Mereka pun berjalan kedalam.
Krieeett..
"Raizel.. aku kembali. Bagaimana kabarmu?"
Raizel menoleh.
"Ternyata Kau.."
"Ayolah.. temanmu ini baru saja kembali. Bagaimana kalau kita pergi keluar?"
"Hm.." Raizel sedikit terkejut.
"Sebaiknya anda ikut keluar, Tuan. Mungkin ini bisa menghibur sedikit perasaan anda"
Muzaka melirik lirik, seprti mencari sesuatu.
"Dimana adikku? Maksudku, Miho"
"Dia sedang masa pemulihan, jadi aku tak mengizinkannya pergi"
"Apa dia bertarung lagi? Baru saja aku ingin mengajaknya pergi"
Pada akhirnya Raizel dan Muzaka pergi keluar rumah.
Akhir akhir ini, banyak peperangan terjadi di sekitar manusia. Mereka saling membunuh dengan bantuan para Werewolf atas perintah Maduke.Keesokan harinya, Miho sudah diizinkan pergi keluar Mansion. Ia pun pergi menuju hutan yang sepi.
"Tempat ini kelihatannya cocok.."
ia memainkan alunan biola yang indah, tak lama permainannya terhenti..
Wussshhh...
Angin bertiup kencang. Dan sebuah bayangan melintas diatasnya."I..Itu kan, Tuan Raizel.. Tapi, apa yang dia lakukan disini?"
Karena penasaran, Miho memutuskan untuk mengikutinya. Tapi tubuhnya tak dapat bergerak, setelah kemunculan seseorang didepannya.
"Ka..Kak Shuu.."
"Yo Miho! Ternyata kau masih hidup ya.."
"A-Apa yang kau lakukan disini?"
Tanya Miho gemetar, sambil memeluk biolanya."Aku hanya mendekar suara indah,permainan adikku tersayang. Itulah kenapa aku kemari.."
Miho perlahan berjalan mundur, ia tak ingin merepotkan Raizel atau yang lainnya. Dengan memberinya kekuatan lagi.
"Oh ya.. aku hampir tak mengenal dirimu, karena aku merasakan kekuatan lain dalam dirimu"
'Kekuatan lain?Apa itu.. kekuatan Raizel?' Pikir Miho.
Shuu kakak Miho, yang hampir membunuhnya saat itu. Kini kembali, untuk membawa Miho lagi.
Miho yang tak ingin bertarung, ia berlari menghindari Shuu. Berlari dan terus berlari.
Tapi Shuu mengejarnya. Miho tahu, ia tak akan bisa lari dari Shuu. Satu satunya jalan, yaitu melawan dan menghentikannya.
Miho bersembunyi dibalik sebuah pohon. Shuu tau, Miho ada disana.
"Miho.. ayolah, jangan bersembunyi lagi.. kakak tahu, kau ada disana.."
Shuu langsung muncul dihadapan Miho, tapi ternyata Miho telah siap dengan pedangnya, ia lalu menghempaskan pedangya. Dan mengenai Shuu.
"Kau ingin kita bermain lagi?" Tanya Shuu sambil memandang perutnya yang terbeset dan mengeluarkan darah.
"Ku harap, ini akan cepat"
Pada akhirnya, mereka bertarung kembali.
"Kali ini, aku tak akan kalah!!"
Shuu tersenyum.
"Kau manis sekali.."
"Diam!!"
Baru saja Miho akan menyerang lagi, namun ia merasakan kekuatan yang sangat besar dari arah utara. Ia menoleh, dan tiba tiba saja matanya bersinar berwarna merah.
Pertarungan Shuu dan Miho terhenti. Karena mereka sama sama merasakan kekuatan itu.
'Kekuatan ini.. seperti yang terasa dalam tubuhku..'
Miho sadar, Shuu terdiam. Ia langsung mengambil kesempatan.
"Apa itu.." tanya Shuu.
Saat ia mulai sadar, Miho sudah tak ada dihadapannya.★★★★ ★★★★ ★★★★ ★★★
Miho telah kembali ke Mansion malam harinya. Ia melihat Frankenstein telah menunggunya didepan pintu.
"Frank.. ada apa? Kau terlihat cemas.."
"Tuan.. ia belum juga kembali"
"Tuan Raizel? Memang,dia pergi kemana?"
"Aku tak tahu. Aku merasakan kekuatannya, tapi aku tak tau dia dimana."
"Dia tak mengatakan apapun?"
Frankenstein menggeleng.
"Ia pergi begitu saja"
Miho terdiam. Ia merasakan ada suatu hal yang ia lupakan, tapi apa?
"Hm.. mungkin ia akan pulang besok.."
"Hm.." Frankenstein hanya mengangguk. Lalu ekspresinya berubah, ketika melihat luka di tubuh Miho.
"Kau.. apa yang telah kau lakukan,hah?!"
"Eh.. aku bisa jelaskan.."
★★★★ ★★★★ ★★★★ ★★★
Puluhan.. bahkan ratusan tahun berlalu. Tapi Rai tak kunjung kembali. Pada akhirnya, Frankenstein memutuskan untuk pergi mencarinya.
"Kau pergilah.. aku akan menunggu disini, hingga kalian kembali.." ucap Miho.
Tapi Frank tak bisa membiarkan Miho sendirian, ditambah Shuu yang masih berkeliaran. Miho pun ikut dengan Frankenstein untuk mencari Raizel.
"Kemana kita akan mencarinya?" Tanya Miho.
"Kita lihat nanti.."
#bersambung.
Makin aneh dan yaa...
Bgtulah :v
Oke, Thanks for vote, comment and Follow..
Oh ya, Rai ada story baru. Noblesse juga, judulnya "Aku tak akan pernah melupakanmu"
Baca ya :v
KAMU SEDANG MEMBACA
NOBLESSE FANFICTION [SEDANG REVISI]
Fantasy[Ditulis pada 2016-2017. Tulisan lama yang tengah masa Revisi] Seorang wanita misterius, tiba tiba saja datang ke Mansion sang Noblesse. Siapakah wanita ini? Baca saja kelanjutannya disini ^^ Noblesse Fanfiction with OC(Original Character). Mungkin...