Pada Akhirnya

1.1K 114 15
                                    

"Ka-Kau.."

"Ya! Ini aku, Frankenstein!"

Frankenstein muncul, lalu menyelamatkan Edian, membawanya ketempat yang aman.

"Tu-Tuan Raizel!" Ucap Edian terkejut, setelah Frank menurunkannya.

Raizel hanya mengangguk.

"Tuan, biarkan aku yang menghentikannya"

Raizel menyetujui permintaan Frankenstein. Frankenstein turun, untuk menghentikan Miho.

Miho menoleh karena sadar akan kehadiran Frankenstein.

"Hai Tampan. Apa kau mau menemani aku bermain? Kita akan melewati saat saat yang menyenangkan"

Miho terus saja terseyum, walaupun air mata mengalir dari kedua matanya.

"Aku memang tampan,terima kasih. Tapi Maaf, aku sudah memiliki seorang kekasih" jawab Frank sambil menunjukan wajah liciknya.

"Sayang sekali.. Baiklah kalau begitu, Matilah!!" Miho mengangkat pedangnya, lalu mengarahkannya pada Frank.

Dengan cepat, Frank dapat menghindar. Ia memulai serangan dengan turunnya hujan Darkspear.

Miho menatap kearah langit, dimana hujan darkspear turun. Ia berputar layaknya tornado berputar dengan kencangnya.

'TRAANKK... TRANKK'

Darkspear berpencar kemana mana. Edian yang menyaksikan kejadian itu, merasa sedikit takut. Ia hampir saja mati karena merendahkan lawannya.

Darkspear yang terpencar itu, juga mengarah pada Edian dan Raizel. Edian dengan sigap, berdiri di hadapan Raizel untuk melindunginya. Namun, Raizel menggunakan Bloodfieldnya untuk melindungi dirinya dan Edian.

'Tap..'
Tiba tiba saja seseorang datang, dan mendekat.

"Tuan Rayga"

Rayga Kertia. Ia memberi hormat kepada Sang Noblesse.

"Lord mendengar keributan dari arah sini. Ia memintaku datang untuk melihatnya. Jadi, Miho atau Frankenstein yang melakukannya?" Tanya Rayga.

"Wanita Fosch itu. Dia yang melakukannya. Dan menghancurkan tempat ini" Jawab Edian.

"Begitu ya. Hm, aku juga ingin melihat cara bertarungnya"

Mereka semua menoleh bersamaan, suara lain tiba tiba saja muncul.

"Yang Mulia Lord"

Mereka memberi hormat pada Lord, yang tiba tiba saja muncul. Di ikuti Gechutel dibelakangnya.

"Kenapa anda, sampai repot-repot harus datang kemari?"

"Ini sudah kedua kalinya, Lukedonia hampir hancur karenanya. Aku jadi penasaran apa yang ia lakukan. Jadi aku kemari"

Mereka semua mengangguk.

★★★★★☆☆☆☆☆★★★★★

Miho berlari mencoba untuk mendekati Frankenstein. Tapi ia gagal. Frankenstein selalu membuat jarak dengan Miho.

"Kenapa kau selalu menjauh dariku? Kemarilah.." ucap Miho.

"Aku hanya tak ingin, kekasih gelapku ini Marah" ucap Frankenstein sambil menatap Darkspear yang ia pegang.

Miho mulai kesal. Hingga kekuatannya semakin meningkat.

'WUSSSHHHHH'
Aura merah yang keluar dari tubuhnya semakin membesar. Rambutnya berterbangan.

Dan yang membuat Frank terkejut, dengan munculnya 2 buah telinga rubah. Menggantikan telinga normal Miho. Dan sebuah ekor yang muncul dibagian belakang.

Miho melesat, berlari dan melompat layaknya rubah pada normalnya. Frankenstein menahan serangan Miho.

Ia tak mau melukai Miho lebih buruk lagi, karena ia tahu setelah semua ini berakhir, pasti dia yang akan mengobatinya.

"Hah.. Merepotkan saja.."

'Trankk'
Pedang Miho tertahan oleh Darkspear.

"Kau terlihat manis, dengan kedua telinga rubahmu itu, Miho"

"Diam Kau!!" Miho melompat, lalu mencoba menyerang Frankenstein lagi.

"Wah.. Wah.. sepertinya pertarungan ini,hebat juga. Iyakan Raizel?" Tanya Lord.

Raizel hanya mengangguk.

'Ini salahku. Jika aku bisa menyelesaikannya tadi, Tuan Raizel, Tuan Rayga,Tuan Gechutel, bahkan Lord. Tak perlu datang kemari' pikir Edian cemas.

Selama pertarungan, Frank menatap kalung yang Miho kenakan. Kalung itu berwarna merah, sama seperti mata Miho.

'Apa jika aku melepasnya, dia akan sadar?' Pikirnya.

Ia memutuskan untuk melepas kalung yang dikenakan Miho.

"Hei.. Ekormu terlihat lucu. Apa itu lembut seperti kapas?" Pancing Frank.

"Krrr.. Tak ada yang boleh menyentuh ekorku, apalagi berbicara begitu!!!" Miho bergerak dengan cepat.

'Trinnnkk..'
Frankenstein menahan pedang Miho, dan mencoba meraih kalungnya. Dan ia pun mendapatkannya.

Merasa kalungnya disentuh, Miho mencoba untuk kabur. Tapi, Frank menarik kalung itu hingga terlepas.

******************************

"Miho.."

"Kau manis sekali"

"Kau adik yang lucu"

"Kau akan jadi Ratu yang dapat melindungi rakyatmu"

"Kenapa kau lakukan ini pada kami, Yang Mulia.."

"Ratu Jahat!!"

"Ratu yang tak bertanggung jawab!!"

"Kami mengabdikan diri padamu. Kami siap melakukan apapun, walau itu harus mengorbankan nyawa kami"

"Apapun yang terjadi, kami akan selalu menghormatimu Yang Mulia"

"Ayah dan ibu menyayangimu, Miho"

"Aku mencintamu, Miho. Sebagai kakak, dan juga seorang Laki laki"

******************************

'BRRUUKKK'
Mata Miho kembali seperti semula. Ia terjatuh lemas, untung Frank sempat menangkapnya.

"Miho.. Kau pasti sangat tersiksa. Aku dapat merasakan hal itu.."

#Bersambung

Ya.. Terima kasih udah mau mengerti Rai. Rai jadi terharu :'v

Hm.. tanda *** maksudnya kayak semacam Flashback yang jalannya cepet. Pasti yang suka nonton anime atau yng lainnya tau gimna..

Oke, Thanks buat Vote, Coment and Follownya. Dan juga, jangan lupa mampir ke story baru Rai.

Durarara!! Fanfiction

Sekian Terima Kasih,
Raivin

NOBLESSE FANFICTION [SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang