Kenalkan namaku Yanggani Pradewi. Panggil saja dewi, satu tahun belakangan ini aku selalu melihat wajah wajah aneh yang berkelebat disekitarku. Awalnya aku berpikir ini hanyalah halusinasiku saja tapi ternyata ?
Aku baru menyadari bahwa aku bisa melihat apa yang orang-orang sebut dengan hantu. Aku tinggal seorang diri di sebuah Rumah besar, ya hanya seorang diri. Ayah dan ibuku tinggal di Jakarta bersama adik perempuanku. Sedangkan aku memilih tetap tinggal disini di tanah kelahiranku tepatnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Aku ingin hidup mandiri tanpa harus menjadi beban kedua orang tua. Saat ini aku tengah menjalani hariku sebagai mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi di Universitas impianku sedari kecil, Universitas Gajah Mada ( UGM ).
Jika kalian bertanya apa aku takut dengan kondisiku saat ini. Aku akan menjawab Tidak, aku sama sekali tidak takut dapat melihat sosok sosok aneh itu yang bahkan terkadang bentuk wajahnya terlalu mengerikan. Aku sudah terbiasa dengan hadirnya mereka.
Jika kalian bertanya, apakah aku punya sahabat ghaib ? tentu saja tidak. Karena meski aku bisa melihat mereka namun aku tak begitu menghiraukan kehadiran mereka ketika mereka mencoba mendekat.
Selama setahun ini sejak aku menyadari aku dapat melihat sosok-sosok astral itu aku menjadi orang yang pendiam. Tak juga begitu menghiraukan orang-orang disekitarku. Aku sendiri tak paham mengapa aku jadi seperti ini. Perubahan sikapku sebenarnya bukan hanya karna aku dapat melihat sosok -sosok itu, bukan. Semua ini terjadi sejak aku kehilangan sosok kakak laki-lakiku satu tahun yang lalu. Kakak ku kembali pada yang Maha Pencipta karena sebuah kecelakaan tragis, yang membuat nyawanya tak lagi bisa diselamatkan. Mengharuskan jasad itu terkubur dalam gundukan tanah bertabur bunga.
Masih sangat terekam jelas dalam memoriku ketika Kakak dikuburkan. Saat itu juga aku harus rela kehilangan sosoknya yang penyayang dan selalu memanjakanku. Aku begitu sedih dan pilu mengetahui kenyataan bahwa kakak tak lagi bisa menemaniku setiap hari. Dia pergi untuk selamanya.
Bagiku Tak ada yang dapat menggantikan sosoknya yang begitu menyayangiku, menemaniku setiap hari, mengajariku bermain gitar, melindungiku ketika aku disakiti teman-temanku. Seketika semua itu menghilang. Aku merasa sendirian dan tak pernah memiliki seorang sahabat. Jika kalian bertanya lagi bagaimana interaksiku dengan teman teman kampusku. Aku akan menjawabnya " sangat buruk " selama ini aku tak berminat berteman terlalu dekat dengan siapapun. Karena aku selalu nyaman sendirian, karena bagiku cuma kakaku lah teman setia sekaligus sahabat yang pernahku miliki.
Aku tak begitu mudah percaya dengan orang lain aku adalah orang yang introvert. Selama ini tak ada yang tau tentang hidupku dan masalah yang sedang ku alami. Semuanya ku pendam sendirian, tak ada teman curhat. Tidak seperti dahulu ketika kakak masih ada. Semuanya ku curahkan pada kakakku itu.
ketidak percayaanku pada orang lain bukan tanpa alasan dahulu ketika masih SMA aku pernah memiliki sahabat dekat namun sekali lagi mereka tak benar benar menjadi sahabat yang setia, mereka berdusta. Mereka semua meninggalkan aku ketika keluargaku jatuh terpuruk karena beberapa sebab yang tak pantas jika ku ceritakan. Mereka yang kuanggap teman dengan mudahnya menertawaiku, mengolok olokku dan Pada akhirnya itu semua yang membuatku tak lagi percaya pada yang namanya teman dan itu juga berlaku untuk hantu-hantu yang ingin menjadi temanku
******---*****
MOHON MAAF CERITA INI SAYA PUBLIS ULANG DAN SUDAH MELALUI TAHAP REVISI. TERIMAKASIH.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia [END]
General FictionTuhan mempunyai banyak cara dalam mempertemukan manusia tunggal agar bertemu dengan pasangannya. Entah dengan cara baik atau buruk, dengan cara di ulurkan secara halus maupun dilempar dengan kasar atau bisa jadi dengan suatu perantara. Jika Tuhan su...