Aku tak juga menemukan dompetku, padahal sudah ku cari di setiap sudut tempat yang kulewati di mall tadi. Merasa lelah aku memutuskan pulang.
Gila ya, niatnya ke mall pengen ngilangin kekesalan ini malah menambah mood hancur gak karuan apalagi cowok itu. Arrrrgghhh !
Sepertinya aku memang membutuhkan istirahat, tapi lagi2 si hantu yang bernama Tasya itu muncul lagi adoooh....
"Mau apa lo kesini lagi, udah gue udah gak mau bantuin lo" aku berkata sambil tiduran di ranjang menutup tubuhku dengan selimut. Sedangkan hantu itu cuma berdiri di dekat jendela kamarku dan apa katanya barusan ? kalian tau barusan dia bilang apa ? Dia mengancamku akan terus menghantuiku sepanjang hidup sial.
"Adek lo tu songong tau gak dia tuh gak bisa menghormati tamu. Menilai orang dari penampilan padahalkan dia belum tau gue sebenernya kayak apa? " aku mendengar hantu itu tertawa mengejek
"Apa lo ketawa gak ada yang lucu ya". Bentakku
Eh tapi aku baru menyadari emang sih aku ini selalu dingin, jutek, terlihat urakan. Pantes aja kalau orang menilainya buruk, tapi ya gak gitu juga kali. Asal kalian tau aja dulu aku gak kayak gini kok. Dulu aku elegan penampilanku selalu cantik, gak amburadul kayak gini. Tapi yaudah sih, semua orang kan bisa berubah kapan aja. Aku akui saat ini Aku bukan Aku.
**********
Keesokan harinya pukul 07:00. Tidurku terusik karna pencetan bell rumah yang sedari tadi berbunyi. Membuat keinginanku tidur sampai siang sungguh terganggu. Lagian siapa sih jam segini yang dateng, perasaan aku gak pernah punya temen deh. Mau tak mau aku bangun dan turun dengan hanya memakai celana pendek di atas lutut dan kaos polos oblong warna putih.
Begitu aku membuka pintu aku terkejut bukan main. kok adeknya tasya itu bisa ke sini sih, bagaimana dia bisa tau rumahku?
"lo lagi rupanya kok bisa tau rumah gue ?"
"Apasih yang gak gue tau" sombongnya
"Ck" aku hanya berdecak
"Ini punya lo kan nih" katanya sambil menyerahkan benda yang sangat aku kenal. Yap Itu dia dompetku !
"Loh kok....?" heran, aku masih menggantung pertanyaanku karena dia memotongnya cepat.
"Gue tau lo mau nanya kenapa dompet lo bisa ada di gue gitu kan ? Kemarin dompet lo itu jatuh waktu kita ngobrol. Lo sih gue panggil-panggil gak peduli malah nylonong gitu aja. Yaudah gue bawa aja. Ada untungnya juga sih gue jadi tau alamat rumah lo" katanya sambil tersenyum-senyum. Dih sok cute banget
"Oh oke makasih" responku datar
"Gitu doang" katanya.
Aku menaikan sebelah alisku menatapnya, seolah bertanya terus mau lo apa?
" Oh ya nama gue Adam Elfath nama lo ?"
"Dewi" jawaban gue singkat padat dan jelas
"Gue gak dipersilahkan masuk nih"
Tanya nyaih kenapa ni orang jadi sok lembut gitu sih ngomongnya kemarin aja songong.
"Yaudah masuk gue gak kayak lo yang seenaknya ngusir tamu gitu aja" kataku sembil berjalan menggiringnya masuk ke rumah
"Iya gue minta maaf soal kejadian waktu itu. Gue sadar sikap gue gak seharusnya kayak kemaren. Lo mau kan maafin gue ?"
"Hemm"
"Di maafin gak nih ? " Tanyanya lagi
"Iya aja deh biar cepet" balasku malas
"Kok kayak gak ikhlas gitu sih" protesnya
Aku memilih diam hingga dia mulai berbicara lagi.
"Gue beneran minta maaf wi, lo mau kan maafin gue dan jadi teman gue"
"Apaan sih lo lebay deh gue udh maafin lo dan lo gak perlu jadi teman gue"
"Loh memangnya kenapa?" tanyanya bingung
"Lagi gak pengen punya teman" jawabku datar dengan masih menatap ke arah lain.
Dia tertawa renyah. Sejenak aku mentapnya geram, perasaan gak ada yang lucu kenapa dia ketawa sampai segitunya sih. Gejala gangguan jiwa kali ni orang.
"Apa sih yang lo ketawain ?" tanyaku sensi.
"Hahaha lucu aja kok ada ya manusia di muka bumi ini yang gak butuh teman" katanya
"Buktinya ada tuh, ya gue ini orangnya" kataku.
Dia menghentikan tawanya kembali memandang ke arahku dan aku segera membuang muka.
"Lo jangan gitu wi, itu namanya individual lo tau kan dalam hidup ini manusia gak bisa hidup tanpa bantuan orang lain" ujarnya seperti menceramahiku. Buktinya gue bisa
Aku memutar bola mata jengah. Masih diam tak ingin menanggapi omongannya.
" Hidup lo gak akan berwarna tanpa orang lain di sisi lo wi" katanya lagi
" Ck tau apa sih lo tentang hidup. Bahkan gue sendiri gak kenal sama lo, lo juga gak kenal kan siapa gue. Lo hanya sekadar tau kan lo gak bener2 ngerti tentang gue" kataku penuh emosi
" Asal lo tau juga gue udah mulai terbiasa hidup sendiri tanpa orang lain. Jadi gak perlu lo ceramahin gue. Karena lo bukan siapa-siapa gue" kataku penuh penekanan.
"Okey gue bukan siapa-siapa lo, mangkanya itu gue mau jadi temen lo. Supaya gue ngerti semua tentang lo"
"Kenapa lo pengen ngerti tentang gue ? Pasti ada maunya kan ?"
**** To be continue *****

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia [END]
Fiction généraleTuhan mempunyai banyak cara dalam mempertemukan manusia tunggal agar bertemu dengan pasangannya. Entah dengan cara baik atau buruk, dengan cara di ulurkan secara halus maupun dilempar dengan kasar atau bisa jadi dengan suatu perantara. Jika Tuhan su...