BAB 13 Balapan

1.3K 133 4
                                    

Selama hampir 15 menit aku berusaha memancing Varell untuk memberi tahu sekaligus memperkenalkanku dengan temannya memang awalnya cukup sulit tapi pada akhirnya Varell terjebak pancinganku sampai dia mau mengenalkanku dengan teman yang katanya dulu mengenalkan dia pada Tasya dan di sinilah aku sekarang di rumah Romi, nama teman Varell itu. Pertama kali kenalan sama orang itu kelihatan banget kalo sifat dia sebelas dua belas sama kayak Varell.

"Hai gue Dewi temen Varell. Oya boleh kan gue jadi temen lo ?" kataku pada Romi, tentu saja ini hanya sandiwara .

"Oh boleh banget siapa sih yang gak mau temenan sama cewe cantik kaya lo, jangankan jadi temen lo jadi pacar lo aja gue juga mau kok" perkataanya sungguh terang-terangan dan kupastikan itu hanya omongan cowo play boy, bagaimana mungkim kalau cowo baik-baik ngomong kaya gitu sama orang yang baru dia kenal. So Hati-hati jadi Perempuan, jangan sampai termakan gombalan manis cowo karena bisa aja semua itu bohong. Manis di luar belum tentu hatinya tulus. Catet itu !

Mendengar itu aku hanya tersenyum paksa. Kalo bukan karena Adam yang maksa aku bantuin di, aku bener-bener gak sudi berurusan sama orang-orang kayak mereka ini.

"Oh ya Rom, katanya si Dewi pengen nantangin lo tuh, mangkanya dia maksa pengen kenal sama lo" kali ini Varell yang membuka suara.

"Owh ya ? Apa aja yang di critain Varell sama lo wi, kok bisa lo kepikiran pengen nantangin gue ? Pasti anak ini jelek-jelekin gue ya"

"Hahaha gak juga sih. Tapi banyak lah intinya lo rajanya dalam hal tantang menantang. Gue jadi pengen tau sebesar apa sih kemampuan lo" Nada ku setengah mengejek

"Okey lo nantangin apa nih dan jaminannya apa nih kalo misalnya gue menang"

"Gue mau nantangin lo balapan kalau gue menang lo harus nglakuin apa aja yang gue mau begitu juga sebaliknya gimana ?" kataku menantang

"Oh okey balapan mah kecil buat gue. Terus kapan kita mulai ? kalau gue yang menang lo harus jadi pacar gue ya" kata Romi tersenyum miring

"Okey deal nanti malam kita mulai"

"Oke siapa takut" katanya menyeringai

"Kalian serius mau balapan ? gak gue gak setuju jangan sampai lo jadi pacar dia wi. Enak aja gue gak terima" kata Varell

"Kenapa lo hah lo juga naksir sama Dewi hahaha bersaing sehat broo" kata Romi mengejek. Kenapa mereka jadi ngrebutin gue sih. Siapa juga yang mau sama mereka. Ogah banget...

"Udah lo tenang aja rell. Oya gue harus cabut dulu nih ada urusan lain" kataku

"Loh kok buru-buru banget wi, kita kan belum ngupi-ngupi" kata Romi

"Aduh jangan sekarang deh. Gue ada urusan nih penting  banget. Lagian kan malam ini kita bakalan ketemu di area balap. Gue tunggu kalian jam 10 malem. Okey" kataku lalu segera beranjak pergi.

" Tapi....wi. Dewi...woy" mereka kompak memanggil namaku

" Udah....bye brooo. See you " Teriak ku dari jauh

Aku berjalan sambil menelpon Adam meminta dia menjemputku. Beberapa menit kemudian Adam sampai di tempat yang ku maksud.

"Gimana wi berhasil" tanya Adam padaku

"Lo tenang aja serahin semua sama gue, ntar malem gue bakalan balapan sama Romi, teman Varell yang katanya dulu ngenalin kakak lo sama Varell. Begitu gue menang nanti, gue bisa paksa romi bicara semua yang pernah terjadi antara Varell dan Tasya. Termasuk perbuatan yang gak pantes Varell lakuin itu. Gue yakin Romi tau semuanya. Gue lihat dia orang terdekat Varell"

"Apa lo yakin wi dan apa kata lo tadi balapan ? Gak ya kalau itu gue gak setuju wi itu terlalu berbahaya buat lo jangan aneh-aneh deh" kata Adam begitu khawatir dia. Hahaha

"Halah udah deh santai aja gue bisa dan gue yakin cuma ini caranya. Udah lo tenang aja kenapa sih doain aja gue. Okey, yuk sekarang Anter gue pulang gue capek ?" Kataku ketus

"Gue gak mau lo kenapa napa wi itu doang lo itu cewek ya gak pantes balapan" katanya dengan nada meninggi

" Gak usah sok khawatir sama gue deh Lo. Gue lebih tau tentang diri gue sendiri dan gue bisa ngelakuin itu. Lagian ini juga buat Lo kok, lebih tepatnya buat kakak lo itu. Gue gak mau terus-terusan dihantui sama dia" kataku tak kalah meninggi

"Maaf...kalo gue salah lagi, gue cuma gak mau lo kenapa napa itu aja" kata Adam tulus dan terdengar lirih

"Makasih lo udah khawatir. Tapi lo tenang aja gue bisa jaga diri sam, lo cukup lihat gue dari jauh pas gue balapan nanti. Sekarang kita pulang ntar malem lo anterin gue ke area balap" kataku kemudian di balas anggukan oleh Adam.

*******

Malam ini aku telah berada di area balap bersama Varell dan Romi sedangkan Adam yang tadi mengantarku dari jauh ku suruh dia melihatku dari jauh juga agar tak di kenali oleh Varell. Meski Adam tak pernah kenal Varell tapi aku khawatir jika Varell penah melihat Adam.  Mengingat dia pernah pacaran sama kakaknya. Siapa tau dulu Tasya pernah memperlihatkan foto Adam pada Varell, itu sebabnya aku gak mengijinkan Adam buat ketemu Varell dulu, sebelum misiku selesai.

"Okey sekarang kita akan memulai balapannya ini ya kalo gue menang lo harus jadi pacar gue so, persiapkan diri lo karena pasti gue yang bakalan menang hahahahah " Romi kembali berkata Penuh percaya diri. Aku hanya tersenyum miring menanggapinya. Kini aku dan Romi sudah menempati garis Start dan dengan hitungan 3 2 1 dari Varell aku dan Romi mulai menancap gas.

Setengah putaran berlalu kini aku tersalip oleh Varell, cukup jauh jarak gue dengannya. Dalam hati gue ketar ketir juga jangan sampai dia menang. Secepat mungin aku menaikan kecepatan. Sedikit lagi akan sampai garis finish gue harus bisa ngalahin dia. Dan.....

Whuuuusssshh yipiiiy gue berhasil di urutan pertama hahahay Dewi akan selalu jadi pemenang. Sampai di garis finish aku melepas atribut balapan dan tersenyum penuh kemenangan kemudian menghampiri Romi.

"Lo lihatkan gue yang menang seperti kesepakatan awal kita, lo harus turutin apapun yang gue mau" bisiku pada Romi begitu aku dan dia saling berhadapan.

"Oke fine gue bakalan turutin apa yang lo mau" balas Romi dengan raut muka pasrah

"Bagus.... gue mau lo dan gue besok ketemu di rumah lo gimana ?"

"Okey no problem"

Sejurus kemudian aku pergi begitu saja meninggalkan area balap menghiraukan Varell yang tampak ingin berbicara denganku.

Aku menemui Adam dan kulihat dia tersenyum bangga padaku, begitu saja dia memelukku senang. Aku yang baru datang di hadapanya begitu terkejut menerima pelukan dadakan dari Adam. Tapi kali ini tak menolak. Entah apa alasannya.

"Lo hebat wi lo berhasil" Dia melepas pelukanya dan memegang kedua bahuku

"Ya iyalah Gue gitu loh" balasku kali ini entah kenapa aku tersenyum kecil padanya.

****

Jatim, 17 agustus 2016

Dia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang