Malam ini seperti malam yang sudah-sudah aku masih memainkan gitarku di balkon kamar sambil memandangi jalanan yang tampak sepi. Hari ini tepat empat hari dimana seharusnya aku sudah memperoleh jawaban dari mama dan papa perihal apakah aku di restui dengan Adam atau tidak. Tapi kenyataannya sampai sekarang mama tak juga memberiku jawaban, tiap kali ku hubungi nomornya selalu tidak aktif. Begini banget deh. Jika tidak dapat restu bagaimana nasib hubunganku dengan Adam ? Akankah berhenti begitu atau terpaksa kawin lari aja. Ah pemikiran macam apa itu, aku tidak senekat itu. Dalam hati aku terus berdoa supaya restu dari orang tuaku dan orang tua Adam segera ku dapat.
Sudah tiga hari juga Adam tak menemuiku terhitung setelah dia membawaku ke rumahnya waktu itu. Entah kenapa semuanya seakan di sengaja meninggalkan aku dalam keadaan yang lagi complicated banget. Padahal aku dan dia baik-baik saja, sama sekali aku gak merasa melakukan kesalahan yang membuatnya marah. Tapi kenapa tiga hari ini dia tak menghubungiku sama sekali dia juga gak menemuiku untuk sekadar mengetahui baik atau tidaknya keadaanku. Apa mungkin dia dilarang sama mamanga. Ah Entahlah...kepalaku benar-benar mumet sekarang.
Aku kembali sepi sendiri. Jadwal bimbingan ku sudah usai. Aku telah mendapat acc keseluruhan d untuk sidang minggu depan. Jadi hariku kembaliku habiskan dirumah sambil nunggu giliran sidang. Terkadang aku kembali mengabadikan setiap objek yang inginku abadikan lewat bidikan kamera DSLR ku sekadar menghilangkan kejenuhan. Tapi saat ini aku lagi pengen nyanyi dan nyanyi.
Dirimu kini berubah dimataku...
Ku tak mengerti dengan semua alasanmu...
Dahulu kamu yang selalu menjaga...
Kau selalu ada tanpa aku harus meminta...
Dan dampai kini aku tak bisa berada jauh darimu...
Dan ku selalu mengerti akan dirimuKu...kini berusaha untuk menjaga hatimu tapi kau tak mengerti aku...
Tak ada lagi kenangan indah sewaktu dulu...
Dan semuanya kini tlah berubah...
~ Kau berubah, Prilly Latuconsina ~Aku bernyanyi sembari memainkan gitarku entah kenapa aku suka sekali dengan lagu itu. Bukan maksud menyesuaikan dengan perasaanku saat ini tapi memang aku suka aja. Tak lama kemudian nyayianku terhenti di gantikan suara dering handphoneku. Pertanda ada panggilan masuk. Privat number begitu aku angkat telfon terputus. Siapa sih malem-malem gini iseng telfon orang pake di privat lagi nomernya. Itu terjadi sampai beberapa kali, setiap aku angkat selalu di matikan kalau tidak begitu tidak ada suara dari pihak penelfon menyebalkan bukan ? atau jangan-jangan ini telefon misterius ? ah aku semakin ngaco. Hantu kalo mau neror sini langsung aja gak usah lewat telefon. Eh ngomongin soal hantu kok aku gak lagi di hantui sosok-sosok itu ya. Walaupun memang aku masih bisa melihat mereka tapi gak ada lagi yang ganggu dan membuntutiku tiap hari seperti sosok tasya waktu itu. Mungkin hanya sekadar melihat mereka-mereka yang lewat.
Merasa lelah bernyanyi dan melamun aku beranjak tidur karena hari memang sudah larut malam. Aku berharap besok ada kebahagiaan untukku.
*****Pagi ini setelah menyelesaikan beberapa urusan dapur aku memutuskan untuk nonton Tv saja di rumah hingga tak lama kemudian ku dengar bunyi bell dari arah pintu utama. Aku beranjak ingin membukanya dan betapa terkejutnya aku melihat orang yang di depanku saat ini.
"Mama....papa" Aku mengaga tak percaya, berasa ini semua mimpi. Tapi tidak ini nyata orang tuaku kembali, betapa bahagianya aku saat ini.
"Hallo sayang, kami pulang buat kamu" mama berkata lalu berhampur memeluku.
"Sumpah dewi seneng banget kalian kembali, ayo masuk" tak terasa air mataku meleleh terharu saking bahagianya. Mereka ku giring masuk dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia [END]
BeletrieTuhan mempunyai banyak cara dalam mempertemukan manusia tunggal agar bertemu dengan pasangannya. Entah dengan cara baik atau buruk, dengan cara di ulurkan secara halus maupun dilempar dengan kasar atau bisa jadi dengan suatu perantara. Jika Tuhan su...