Cuaca sore ini sepertinya tak mendukung keinginaku hunting foto. Mendung tebal menyelimuti langit, mungkin sebentar lagi akan turun hujan.Mau tak mau aku hanya menghabiskan waktu duduk di balkon kamar sambil memainkan gitar, tentunya hanya seorang diri. Pikiranku menerwang kemana-mana. Entahlah !
Suara rintikan hujan yang berlomba turun membasahi bumi membuyarkan lamunanku. Ku pandangi jalanan yang terlihat dari balkon kamar, terlihat sepi dan rumah-rumah yang ada disekitar juga sunyi sekali. Perlahan retinaku menangkap sosok laki-laki dibawah guyuran hujan. Mendung dan derasnya air hujan membuatku tak bisa dengan jelas melihat sosok yang ada di depan gerbang rumahku itu. Tunggu, dia manusia bukan sih ? Semakin ku perjelas arah pandanganku dan bener ternyata dia bener manusia tapi kayaknya dia lagi ada masalah sama motornya deh.
Wajahnya gak bisa begitu jelasku lihat karena tubuhnya tertutup oleh guyuran hujan, kasihan juga. Pikirku
Aku berniat menolongnya. yah meskipun aku ini terkesan cuek dan gak peduli, tapi ada kalanya aku juga tergugah menolong orang lain yang menurutku pantas untuk di tolong.
Keluar rumah dengan menggunakan payung yang melindungi tubuhku aku pun mendekati laki-laki itu dan memberi sebagian payung untuk melindungi tubuhnya dari guyuran air hujan.
"Eh makasih mba..." katanya menggantung begitu mendongak melihat raut wajahku.
Aku terkejut !
"Kamu ?" Dia juga terkejut dan sesaat kemudian dia menunjukan ekspresi senang ketika melihatku melihatku.
"ck Lo lagi, ngapain lo disini ?" Tanyaku jutek.
Dia cowok yang nabrak aku tadi, kenapa bisa ketemu dia lagi sih? Batinku bertanya
"Ini motorku gak tau kenapa tiba-tiba mogok mana hujannya deras banget lagi" Katanya mengalihkan pandangan ke arah motornya. Sesaat aku berpikir sejenak
"Yaudah lo masuk. Tunggu hujan reda" kataku masih dengan nada datar
"Beneran nih boleh" tanyanya memastikan.
"Kalo gak mau yaudah gue masuk" aku membalikan badanku ingin beranjak
"Eh tunggu, iya deh aku ikut" dia berkata sembari merebut penyangga payung yang ku pegang dan akhirnya aku dan diapun masuk ke dalam rumah beriringan dengan satu payung.
"Sepi banget pada kemana, gak ada orang ya di dalem ?" tanyanya begitu sampai di ruang tamu
"Duduk aja " kataku menyuruhnya duduk tanpa minat menjawab pertanyaanya
" Hemm okey, tapi beneran gak ada orang ya disini selain kamu ?"
" Adanya hantu" aku menjawab seadanya dan berlalu menuju dapur, berniat membuatkanya teh dan mengambil kaos ganti Alm.kakak
"Eh serius kamu di rumah sendirian, di rumah segede ini ?" Tanyanya lagi begitu aku muncul di hadapanya.
Meletakkan teh di atas meja yang ada di depannya aku pun dengan malas menjawab bertanyaan yang berulang kali dia tanyakan.
"Ya gue sendiri, Puas ?"
"Nih, ganti baju lo dari pada lo masuk angin " Lanjutku, melemparkan asal ke arah tubuhnya yang basah kuyup.
"Ini kan kaos cowok kamu kok bisa punya pasti punya pacar kamu ya? Udah gak usah deh" katanya, masih juga kepo. Emang penting gitu ya gue bisa punya kaos cowok dari mana. Duh-duh ni cowok bener-bener Pengen gue tendang jauh-jauh.
" udah deh pake aja itu punya kakak gue" jawabku kesal
"Oh ya terus kakak lo dimana? "
"Oke deh, gue pake ya" katanya lagi setelah tak ada jawaban dari mulutku. Dia mengangkat kaos yang ia pakai berniat ingin melepaskan.
"Eh lo mau ngapain ?" Tanyaku menahan aksinya sambil melotot ke arahnya.
" Loh katanya suruh ganti ?" jawabnya dengan sok polos
"Gila ya lo, sana kalo ganti ya di kamar mandi lah. Lo gak liat ada gue di sini?" kataku galak.
"Iya deh sorry dimana kamar mandinya ?"
"Ini lurus aja ntar ada dapur. Sebelahnya itu kamar mandi" jawabku
Begitu dia selesai mengganti kaosnya dia duduk kembali dan menyeruput teh yang telah kubuat.
"Manis dan hangat makasih ya ?" ucapnya. Akupun hanya diam tak membalas
" Eh omong-omong aku kan udah tau nama kamu nih. Sekarang aku bakalan kasih tau namaku. Aku Varell Bimantara biasanya sih temen-temen manggil aku Bima. Tapi buat kamu boleh kok panggil aku Varell" katanya lagi, kali ini dengan menjabat paksa tanganku. Apa-apaan sih ni cowok siapa juga yang pengen tau namanya.
"Heemm" gumamku
"Kamu kok jarang ngomong, lagi sakit gigi ya ?" Tanya nya lagi. Kurang ajar banget ngatain gue sakit gigi.
" Udah reda tuh hujannya kayaknya lo udah bisa pulang deh" kataku mengalihkan pembicaraan
"Hemm ngusir halus nih?"
Aku memutar bola mata jengah
" Ya kan emang bener hujannya udah reda""Iya aku tau kok kamu gak mau aku lama-lama di sini kan? Okey aku pulang. Makasih ya Teh sama kaosnya" Katanya kemudian berdiri dan melangkah keluar dari rumahku
Tak ada satu katapun yang keluar dariku lagi aku hendak menutup pintu rumah, tapi....
Cowok itu, berteriak
"JANGAN KAGET YA KALAU AKU BAKALAN KE SINI LAGI !'
Aku hanya mendengus kesal. Jelas saja selama ini ketenanganku di rumah ini tak pernah ada pengganggu dari bangsa manusia, yang ada sih malah dari makhluk- makhluk astral itu. Tapi ini untuk pertama kalinya ada orang lain yang masuk di rumahku semenjak aku tinggal sendirian. Jelas lah itu semua tak membuatku nyaman dan betah membiarkan cowok yang namanya Varell itu berlama-lama disini.
****** To be continue ***********

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia [END]
Algemene fictieTuhan mempunyai banyak cara dalam mempertemukan manusia tunggal agar bertemu dengan pasangannya. Entah dengan cara baik atau buruk, dengan cara di ulurkan secara halus maupun dilempar dengan kasar atau bisa jadi dengan suatu perantara. Jika Tuhan su...