BAB 7 Gak Terima

1.7K 169 2
                                    

Sejak kejadian kemarin pasca aku menemui adiknya yang songong itu, aku semakin di hantui sosok Tasya. Dia terus memintaku kembali menemui adiknya. Aku sudah malas dan tak mau berurusan lagi sama orang itu bagiku itu sangat membuang-buang waktu. Tapi aku juga risih terus menerus di hantui hantu menyebalkan itu.

Huuuh lama-lama aku beneran gila kalau begini. Merasa stress karena bujukan hantu itu. Aku memutuskan jalan- jalan ke mall malam ini sekadar melepas semua kekesalan dan kejenuhan. Kali ini aku berganti penampilan. memakai celana hitam, baju putih dan kupadukan dengan kemeja kotak-kotak warna merah. Seperti biasa rambut ku biarkan tergerai begitu saja.

                            ****

Mengelilingi mall seorang diri, itulah yang sedang ku lakukan saat ini. melewati area time zone mataku aku melihat laki-laki itu, laki- laki yang tak asing wajahnya. Aku berusaha mengingat ah ya aku ingat sekarang. bukankah itu adik dari hantu perempuan yang tiap hari mengikutiku itu. Kenapa dia bisa di sini juga sih? Tanyaku dalam hati Pura-pura saja aku tak melihat, tapi sialnya dia malah memanggilku duluan. Ck dasar cowok labil kemarin aja ngusir-ngusir sekarang see dia malah menghampiriku duluan.

"Eh cewek pengamen" Tegurnya, mengampirku.

Aku memandang sebentar ke arahnya lalu dengan cepat mengalihkan pandangan seolah tak kenal. Lagian aku merasa sebal, lagi-lagi dia menyebut aku ini pengamen. Dasar cowok blagu !

"Lo punya kuping gak sih atau jangan-jangan lo budeg ?" katanya lagi, sama sekali tak ku tanggapi.

"Wah wah beneran budeg ya lo ?" lagi-lagi dia berucap tidak sopan padaku. Memangnya dia ini siapa ? Teman bukan, saudara bukan sembarangan aja kalo ngomong.

Sampai akhirnya dia menarik bahuku menghadap padanya yaaah mungkin dia sudah capek kali nyerocos dari tadi tapi ku abaikan. Hahaha biarkan saja lagian sopan dong kalo ngomong!

"Apa.an sih lo gak usah pegang-pegang" kataku, sembari menghempaskan tanganya dari bahuku dengan kasar.

"Lagian lo di panggil dari tadi bukanya nyaut"

"Emang lo manggil gue ya ? perasaan tadi gak ada yang nyebut nama gue deh" kataku sinis

"gue pengen ngomong sama lo" katanya berubah serius.

" Hah sama gue, kenal emang ?" Kataku sarkatis. Aku kesel aja sama ni cowok kemaren seenaknya ngusir- ngusir sekarang dia bilang mau ngomong. Enggak ya, aku gak terima sama kesan pertama dia yang gak ada sopan-sopanya sama sekali.

"Katanya lo temen kakak gue lo mau nyampein sesuatu kan kemaren ? Yaudah sekarang gue mau denger apa ?" dengan gampangnya dia bertanya, gak inget sama perlakuan dia kemari. Cih enteng banget mulutnya kalo ngomong

"Heh gue gak pernah bilang ya kalo gue ini temen kakak lo, elo yang menyimpulkan sendiri"

"Yaudah okey, gue gak peduli siapapun elo, yang jelas kemaren lo dateng kerumah gue pengen ketemu gue ada yang lo mau sampein, sekarang gue mau denger ?"

"gak jadi" kataku penuh penekanan di depan mukanya, kemudian berlalu pergi.

"Woy tunggu" dia mengejarku dan memegang pergelangan tanganku. Aku menepisnya kasar

"Apa lagi sih hah, gue gak mau ngomong sama lo ngerti bahasa manusia gak sih lo ?" Kataku marah

"Gak...gak bisa lo harus ngomong sama gue, lo nyimpen sesuatu kan. Lo bilang ke gue sekarang " paksanya

"Iya emang bener, gue emang nyimpen sesuatu tapi sayangnya gue udah gak minat nyampein ke orang kayak lo, orang yang gak bisa menghargai tamu. " kataku tersenyum miring

"Iya gue minta maaf soal kejadian kemarin waktu gue ngusir lo lagian penampilan lo juga sih yang gak bener" kata dia masih menyalahkanku.

"Okey gue emang salah dan lo boleh kok nyalahin penampilan gue tapi satu yang harus lo inget, jangan nilai seseorang dari penampilanya. Kalau lo belum pernah tau yang sebenarnya" aku berkata demikian lalu cepat-cepat pergi dari hadapanya.

Aku bergegas pulang merogoh kunci motor dari saku celanaku. Setelah kutemukan kunci yang kucari. Seketika itu juga aku menyadari ada sesuatu yang hilang dari saku celanaku, dann itu dompetku. Astaga Tuhan salah apa aku ?

Dompetku jatuh pasti di dalem sana. Aku kembali memasuki mall, berharap dompetku bisa ku temukan, karena di dalamnya bukan cuma uang tadi ada KTP dan kartu-kartu penting lainnya. Aku memang  tak pernah membawa tas setiap keluar rumah kecuali saat kuliah atau ada acara tertentu. Eh emang aku pernah ada acara ? Kayaknya ga pernah deh. Sudah ku bilang aku ini bukan cewek feminin yang kemana mana harus bawa tas branded sana sini. Eh tapi dompetku gimana ? Duh.....

  ***To be continue****

Dia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang