BAB 20 Datang orang baru

1.3K 102 1
                                        

1 bulan kemudian....

Satu bulan berlalu semenjak pertemuan kedua orang tuaku dan orang tua Adam berlangsung. Hubunganku dengan Adam semakin dekat sebagai calon pasangan suami istri. Ya...kini aku telah lulus sebagai sarjana Psikologi. Itu artinya sebentar lagi rencana pernikahanku yang telah di sepakati sejak sebulan yang bulan yang lalu akan segera terlaksana. Terbukti kini hampir 85% persen persiapan pernikahan sudah terselesaikan termasuk undangan pernikahan kami yang akan di langsungkan 2 minggu lagi.

Saat ini aku sedang ada di sebuah salon melakukan perawatan, ini juga masuk dalam daftar persiapan pernikahan lho hehe. Kebetulan hari ini aku pergi sendirian karena hari ini Adam lagi di bandung nganter undangan ke rumah temen SMA nya. Jadi dia gak bisa nemenin aku ke salon, akhirnya aku pergi sendirian deh.

Saat sedang memandangi wajahku di depan cermin yang baru saja selesai dari serangkaian perawatan kulit wajah. Aku di kagetkan dengan seseorang yang berdiri di belakangku dengan sinisnya. Padahal aku sama sekali tak mengenalinya, tapi kenapa raut mukanya menatapku begitu sinis terlihat menaruh kebencian terhadapku, aku bisa melihatnya melalui pantulan cermin besar di depanku saat ini. Sampai aku menoleh ke belakang dia melihat mensekat dan berbicara padaku dengan nada yang jauh dari kata sopan.

"Lo Dewi kan ?" Tanyanya malah terdengar seperti nada menantang merutku.

Aku menautkan alis dan menjawabnya ragu

"Iya lo siapa ?"

"Gak penting siapa gue, yang penting gue tau siapa lo !" Katanya

"Maksud lo ?" Tanya ku masih belum mengerti apa mau perempuan yang masih asing di depanku ini.

"Iyaa...lo itu kan cewe penikung, perebut pacar orang" katanya menyentak bahuku kasar

"Apa-apaan lo hah ? Maksud lo apa sih gue gak kenal sama lo. Bahkan gue gak tau pacar yang lo maksud itu siapa ?" Kataku tak kalah galak

"Halah jangan sok polos deh, lo aja dengan santainya mau di nikahin pacar gue" katanya

"Pacar lo siapa ? Gue ini mau nikah sama Adam ya bukan pacar lo" kataku

"Lo nya aja yang bego, Adam itu udah lama kali pacaran sama gue. Belum pernah ada kata putus selama ini"

"Okey kalo lo pengen tau siapa gue, kenalin gue Marchella pacar Adam elfath sejak 2 tahun lalu" lanjutnya kali ini dengan menjabat paksa tanganku. Apa lagi sih ini ? Pacar adam ? Kenapa selama ini adam gak pernah cerita soal cewe ini. Bukanya Adam bilang dia gak pernah pacaran ya selama ini ? Apa dia bohong ?...

"Lo pikir gue percaya sama semua omong kosong lo" kataku menepis tangannya

"Jadi lo pikir semua omongan gue itu omong kosong gitu ? Heh cewe penikung lo boleh gak percaya sama omongan gue. Tapi apa lo masih gak percaya juga sama ini foto" katanya sembari melempar kertas foto ukuran 3R. Kemudian cewe itu berlalu pergi meninggalkanku.

Aku menatap tak percaya siapa yang ada di foto itu, seorang laki-laki yang begitu aku kenal tepatnya dia calon suamiku sedang bercumbu mesra dengan perempuan yang barusan berbicara padaku. Tidak...ini bukan foto editan. Bisa ku pastika foto ini asli tanpa edit. Entah itu foto dari jaman kapan, yang jelas orang di foto itu benar-benar Adam dan Marchella. Okey...kalau misalnya itu beneran foto masa lalu mereka aku bisa terima, tapi yang gak aku terima adalah ketidak jujuran Adam sama aku. Kenapa sih dia musti berbohong selama ini. Dengan bilang kalo selama ini dia gak pernah punya pacar. Benar-benar bulshit.

Aku tak bisa membiarkan ini terlalu lama. Aku memutuskan menyusul Adam kebandung. Tapi sebelum itu aku sempat ke rumah Adam menanyakan pada mama Adam terkait alamat rumah temannya itu.

*******

Sampai di bandung, di kediaman teman Adam yang bernama Randy Aku di sambut baik oleh orang-orang yang ada di rumah yang lumayan besar itu, bisa ku tebak itu pasti orang tua dari Randy, teman Adam. Mereka memberitahuku kalau Adam dan Randy sedang bermain basket di lapangan basket yang ada di belakang rumah itu.

"Sayang...kok kamu bisa di sini" suara itu langsung menyambutku ketika aku memasuki area lapangan basket dan menghampiri Adam dengan ekspresi memendam emosi. Tanpa menjawab pertanyaan Adam aku begitu saja melempar foto ke arahnya, foto yang sedari tadi membuatku ingin murka padanya.

"Kenapa kamu bohong ?" Tanyaku datar

"Hei... aku bisa jelasin" Dia ingin menyentuhku tapi cepat-cepat aku menghindar.

"Jangan sentuh aku, kamu jawab aja kenapa kamu sembunyiin semua ? Kamu bilang kamu gak pernah punya pacar ? Itu apa ? " tanyaku masih dingin

"Iya aku jelasin dulu kamu yang tenang dulu ya itu bukan aku ....aku gak pernah bohong sama kamu"

"Kita pulang sekarang, nanti di rumah aku jelasin ya. Gak enak ini di rumah orang masa kamu marah-marah gini " lanjutnya masih dengan nada lembut.

Tapi aku tak peduli, aku begitu saja meninggalkannya. Mungkin dia akan mengejarku setelah ku dengar dari jauh dia berpamitan pada Randy yang sedari tadi mematung menyaksikan pertengakaran kecilku dengan Adam.

Kini aku dan Adam berada di dalam satu mobil tapi aku masih enggan melihatnya yang saat ini sedang menyetir di sebelahku. Tatapku masih lurus ke depan, masih enggan bersuara.

"Dewi....kamu dengerin aku ya, itu bukan aku. Aku emang gak pernah terikat hubungan pacaran selama ini sama wanita manapun. Kamu masih ingetkan prinsip yang pernah aku bilang ke kamu. Kalo aku mau satu wanita untuk selamanya. Pertama dan terakhir yaitu kamu."

"Terus kamu mau bilang kalo foto itu tuh hasil editan cewe yang namanya Marchella..marchella itu iya ? Basi tau gak ?" Jawabku

"Kan aku belum selesai ngomong, dengerin dulu dong " kata Adam lembut dan menyentuh daguku agar menghadap padanya. Tapi lagi-lagi aku menolak.

"Kamu bener foto itu memang bukan editan " kata Adam dan aku langsung melotot ke arahnya. Tapi anehnya dia malah tertawa gemas melihat ekspresiku dia pikir lucu ?

"Gitu banget ekspresinya, jadi makin cantik lhoh dengerin lagi dong ini belum selesai aku ngomongnya" kata Adam

"Apaan sih " kataku mengalihkan pandangan lagi ke depan.

"Laki-laki yang ada di foto itu emang mirip banget ya sama calon suami mu yang ganteg ini. Dia namanya Andra" katanya membuatku bingung.

"Andra...siapa dia ? Kenapa bisa mirip sama kamu ?" Tanyaku

"Dia kembaran aku " jawabnya kali ini dengan raut muka sendu

"Kembaran ? Kamu punya kembaran ? Kenapa gak pernah cerita ?" Tanyaku lagi

"Maaf ...selama ini aku emang gak pernah cerita soal Andra kembaran aku itu. Karena.... karena di udah pergi dari dunia ini" katanya. Aku yang mendengar hanya bisa menutup mulutku. Tak menyangka ternyata selama ini Adam punya kembaran.

"Dan Marchella itu mantan pacar Andra. Dia gak terima andra pergi ninggalin dia selamanya ketika kecelakaan 2 tahun lalu itu terjadi. Pada akhirnya dia larinya ke aku, dia mau jadiin aku ini pengganti kakak. Karena wajah kita memang sangat mirip. Tapi aku gak pernah suka sama Marchella. Kamu harus percaya sama aku." Lanjut Adam. Aku masih saja terdiam mencerna semua ucapanya.

"Kalau kamu masih gak percaya juga, sekarang aku anter kamu ke mama ya. Nanti kamu bisa tanya semuanya sama mama, biar kamu percaya" setelah berkata demikian Adam kembali melajukan mobilnya. Kali ini dengan kecepatan tinggi.

*******

18 September 2016






Dia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang