Malam ini seperti apa yang telah ku katakan pada Adam tadi, aku akan menelfon mama dan papaku yang beradi di luar kota. Kalian tau ini akan jadi kali pertama dimana aku menghubungi mereka duluan. Egois memang tapi setelah ini aku berjanji pada diriku sendiri akan sering-sering menghubungi mereka. Sebab jika aku tetap mempertahankan ego dan sikap acuhku pada mereka, mungkin mereka juga tak cepat kembali kesini bersamaku. Bukankah hubungan manusia itu timbal balik ya. Tak terkecuali sikapku kepada orang tua mungkin jika aku bersikap hangat mereka pasti juga akan hangat. Entahlah....mungkin saat ini pilkiranku lagi terbuka untuk lebih dewasa.
Aku mencoba menekan tombol call pada kontak wa mama. Berharap segera di angkat.
"Hallo mah assalamualaikum"
"Waalailumsalam sayang....ya ampun tumben kamu telfon mama duluan ada angin apa nih nak" aku tersenyum kecut mendengar pertanyaan mama, beginikah saking lamanya anak mengacuhkan orang tua. Maaf mama
"Hehe iya dewi kangen banget sama mama, emang mama gak kangen ya sama Dewi ?"
"Ya kangen dong sayang. Kangen banget malah" jawaban mama membuatku tersenyum tipis
"Tapi kok gak pulang ?" Tanyaku
"Maaf sayang papamu disini masih banyak kerjaan apa kamu mau ke sini. Biar mama suruh orang jemput kamu kesini ya nak ya ?"
"Eh enggak ma bukan itu maunya dewi. Dewi cuma mau mama sama papa dan juga adek bisa tinggal disini lagi"
"Maaf sayang kalau itu keinginan kamu kami belum bisa kalau untuk saat ini" Aku diam sesaat begitu mendengar jawaban mama.
"Ma ?" Panggilku pelan
"Iya sayang, ?"
"Dewi ada yang melamar, apa mama setuju kalau dewi nikah aja" Aku tau begitu aku utarakan kalimat itu mama pasti kaget. Tapi aku memang harus bilang soal ini ke mama.
"Hah ? Kamu jangan becanda deh sayang kamu kan masih kuliah "
"Dewi ga becanda mama. Ini serius bentar lagi dewi bakalan lulus kuliah. Aku cuma minta restu dari mama sama papa"
"Ya tapi gak bisa secepat itu wi, mama papa butuh berembuk dulu sebelum memberi restu. Lagian ini kok bisa mendadak seperti ini, jangan bilang kamu.... astagfirullah nak"
"Ma ...mama jangan berpikiran yang aneh-aneh tentang Dewi. Dewi gak kayak gitu. Ini murni ada yang mau ngajakin aku nikah mah setelah lulus nanti. Aku butuh restu mama dan papa "
"Gini aja kasih mama waktu 3 sampai 4 hari buat mikir dan rundingin ini sama papa kamu. Udah ya mama tutup dulu. Mama mau ada arisan sama ibu-ibu ini udah pada ngumpul. Bye sayang assalamualaikum"
"Tapi ma.....Dewi"
tut...tut..tut..
Aku menghela nafas kasar setelah mama secara tiba-tiba mengakhiri sambungan telefon. Mungkin mama memang butuh waktu untuk menyetujui rencana penikahanku. Tapi yasudahlah aku akan tunggu 3 atau 4 hari lagi jawaban mama.
********
Pagi ini aku di jemput Adam, katanya mau di ajak OTW lagi. Haduh otw kemana lagi sih ini ?
"Kita mau kemana sih dam ?" Tanyaku padanya begitu aku membuka pintu rumah dan berdiri di hadapanya dengan penampilan yang sudah rapi dan asal kalian tau sekarang penampilanku tidak seperti dulu sekarang aku lebih feminim. Mungkin ini karena cowok keren di depanku ini. Dia berhasil mengembalikan duniaku.
Adam menyelipkan jari-jarinya di sela jari-jariku tak menjawab pertanyaanku. Dia menggandengku, menggiringku masuk dalam mobilnya yang terparkir di depan gerbang rumahku. Tadi aku sedikit heran kenapa Adam gak bawa motor aja ? Tapi yasudahlah lupakan.
"Kita mau kemana sih dam sebenernya" begitu sampai di dalam mobil aku kembali bertanya padanya kemana aku akan di bawa. Tapi lagi-lagi dia diam dan kali ini dengan seulas senyum manis.
"Dih kok malah senyum sih geje deh sekali lagi aku tanya kita mau kemana sih ?"
"Okey kalo kamu gak jawab aku turun nih" lanjutku mengancam.
"Kamu bawel banget sih, ini sifat asli kamu ya ?" Dia malah ngomong hal yang bukan jawaban dari pertanyaanku
"Adam...aku turun nih" Ancamku. Aku bersiap membuka pintu dan dia menahan pergelangan tanganku untuk tetep berada dalam mobilnya
"Kita kerumah ku, ketemu mama "
"Hah apa ? Gak dam jangan sekarang aku belum siap please"
"Kenapa sih. Apa bedanya sekarang sama nanti"
"Aku belum dapat restu dari mama papa. 3 atau 4 hari lagi aku baru dapet jawaban" kataku sedih
"Ya gpp orang aku cuma mau ngenalin kamu sama mama kok" Adam berkata santai dan melajukan mobilnya.
" Yakan bisa nunggu jawaban dari mama aku dulu. Lagian kan waktu itu aku udah sempet ketemu sama mama kamu. Jangan sekarang ah aku takut, kayaknya mama kamu ga suka deh sama aku."
" Aduh Dewi kamu kenapa bisa mikir kayak gitu sih. Mangkanya sekarang kita ketemu dulu sama mama, waktu itu kan kamh ketemu cuma sebentar dan momennya ga tepat aja ayolah come on"
Demi apapun saat ini jantungku benar-benar dag dig dug der Daia....ehh apasih jadi iklan detergen kan udah ah gak lucu.
"Kamu tenang dong kok jadi kringetan gini sih tanganya" Adam yang memang sedang menggegam tanganku sepertinya meraskan kegugupanku terbukti tanganku berkeringat sekarang. Aku hanya menggigit bibir bawahku, rasanya benar-benar takut di tolak, takut mama adam tak welcome. Ah pikiranku saat ini sudah nethink.
Come on dewi dimana dirimu yang pemberani itu. Batinku memotivasi.
Aku menarik nafas dalam-dalam sebelum turun dari mobil Adam. Waktu begitu cepat secepat kecepatan Adam membawa mobil melesat menuju rumahnya. Sampai-sampai aku tak menyadari kini kita telah sampai."Yuk turun" kata Adam
"Beneran nih sekarang harus ya ?" Kataku lagi tak yakin, Adam hanya menanggapi dengan senyum khasnya ia menggandeng tanganku masuk ke dalam rumahnya dengan mengucap salam.
"assalamualaikum ma...mama" rumah tampak sepi tak ada yang menyaut
"Mama kemana sih" Adam bergumam pelan dengan tanganku yang masih digenggamannya.
"Mama...ma" teriak Adam lagi.
Tak berapa lama kemudian derap langkah kaki menuruni anak tangga ku dengar. Sumpah...sumpah jantungku mau lompat sekarang."Kenapa sih triak-tria...." belum sempat melanjutkan pertanyaanya mama Adam melotot ke arahku.
"Kamu ?" Mama Adam rupanya masih mengingat wajahku, saat aku pernah bertemu padanya sepulang dari puncak waktu itu.
"Ma....aku bawa Dewi kesini. Mama masih ingetkan "
"Adam kamu ini masih berduka baru aja kamu kehilangan calon istrimu. Kenapa kamu sudah dapat yang baru " mama Adam berkata dengan nada sedikit tak enak.
"Ma...Adam udah lama kenal sama Dewi dia bukan orang baru. Sedari awal Adam emang gak pernah mau kan mama jodohin. Adam punya pilihan sendiri dan orang itu Dewi ma."
"Apa-apaan kamu dam kamu pikir mama akan terima ? Gak mama gak akan merestui kalian"
"Ma...mama harusnya sadar ma rubi udah gak ada, rubi udah pergi ninggalin kita semua. Apalagi yang mama mau harapkam ?" Kata Adam
Mama Adam yang sudah berlinang air mata saat ini meninggalkan aku dan adam. Ku lihat mama Adam berlalu menaiki anak tangga menuju lantai atas rumahnya.
" Sekarang kamu tau kan dam feeling ku gak salah mama kamu emang gak suka sama aku ?"
"Hei...kamu jangan ngomong gitu, mama bukan gak suka. Mama pasti butuh waktu juga sama kaya orang tua kamu. Sekarang yang bisa kita lakuin cuma sabar dan berdoa supaya hati mereka terbuka buat merestui kita itu aja. " Adam sedikit menenangkanku.
Apa mereka bakalan ngrestuin
Aku dan Adam ? Sekali lagi ini masih tanda tanya ? Semoga esok sudah bisa ku dengar jawabanya, tentunya jawaban yang sesuai harapanku dan Adam.****
Tulungagung, 09 - 09- 2016

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia [END]
General FictionTuhan mempunyai banyak cara dalam mempertemukan manusia tunggal agar bertemu dengan pasangannya. Entah dengan cara baik atau buruk, dengan cara di ulurkan secara halus maupun dilempar dengan kasar atau bisa jadi dengan suatu perantara. Jika Tuhan su...