"Wih emang bener-bener kelakuan lo makin lama! Gak ada yang bisa dimasukkin ke akal!" Cewek berbando kain dengan warna pink terang yang duduk di sebelah kanan Naomi menggelengkan kepalanya. Ia menatap heran kearah sahabatnya itu. Faktanya, Nao sedang melompat-lompat dari kursinya, lalu kembali lagi ke lantai. Begitu terus selama 5 menit.
Cia yang sedang bersamanya di jam kosong kali ini merasa risih sekaligus malu.
"Ngapain masukkin ke akal! Akal kan gak punya lobang. Masukkin aja ke yang ada lobangnya. Sapa tau kane, Ci.." Nao tersenyum miring sambil menaik-turunkan alisnya. Plus, masih sambil lompat-lompat ke atas kursi. Cia yang ambigu akan kata-kata Naomi hanya mampu bersabar. Untung temen.
"Hade.. capek juga ya," Akhirnya cewek jedai hitam itu terduduk lemas di kursinya, disebelah Cia. Ia meraih botol minum pink milik Cia dari atas meja cewek itu dan menegaknya rakus. Sama sekali gak peduli kalau minum sahabatnya itu akan habis dicolong.
"Makasih ya, beb, minumnya. Lega deh.. kapan-kapan beli lagi, kuy!"
Cia menoleh cepat dan langsung menjitak kepala sahabatnya itu. Nao meringis sambil melotot, tak terima, "Apa-apaan lo?! Berani banget jitak kepala adek kandungnya Taylor Swift! Ngajak duel ya?!"
"Ayok kalo lo juga mau, mah!" Cia menggulung lengan seragamnya hingga batas pundak, begitupun Nao. Mereka saling adu pandang dengan tatapan tajam satu sama lain. Nao mengembang-kempiskan hidungnya, mencoba terlihat seperti banteng. Sementara Cia mengusap hidungnya dengan jempol kanannya, berlagak macam preman.
"Maju lo! Jangan bacot aja!" Nao berteriak. Membuat seisi kelas yang tadinya sibuk melakukan aktivitas masing-masing, menoleh pada mereka berdua yang sama-sama berpandangan.
"Bibir lo tuh udah maju duluan! Minta disumpel kaos kaki miper ya lo?! Kalo mau maju mah maju aja gak usah monyong gitu!" Cia tak kalah nyolotnya dengan temannya itu.
Tangan Nao terulur cepat, meraih helaian rambut Cia. Menjambak gadis itu, "ARRGH!"
Teriakan kesakitan Cia ditambah kecepatan Nao menjambak perempuan anggun se- 11 IPS 1 itu lagi-lagi menarik perhatian penghuni kelas. Mereka semua terkejut, tak percaya dengan apa yang mereka lihat.
"Sialan lo!" Cia balas menjambak cewek dihadapannya itu yang juga ikut berteriak kesakitan. Jadilah jambak-menjambak antar Cia dan Nao, kandidat yang masuk ke kategori friendship goals menurut siswa-siswi angkatan IPS. (ditambah si Mutia).
"E-eh pada ngapain sih lo berdua?" Beril -si ketua kelas- berdiri di belakang Nao, berusaha menghentikan gadis itu. "DIEM LO!" tapi bukannya tenang, Nao malah semakin menjadi-jadi.
Semua anggota kelas itu berdiri, ada yang diam, kebingungan, dan ada yang ikut menghentikan aksi anarkis mereka. Sadis sih kalau dilihat dari sudut manapun. Rambut keduanya sama berantakan, berkeringat, gak enak untung dipandang. Juga, status mereka yang sahabat lengket menjadikan ini hal menyeramkan. Memang sih sering berantem dan bikin ribut, tapi kalau sampai jambak-jambakkan dan teriak-teriakkan?
Muka mereka gak menunjukkan kalau masalah yang bikin mereka berantem itu cuma masalah sepele.
Dan faktanya, mereka berantem karena ucapan ngawur Nao aja kan?
"PRANK!!"
Kedua gadis acak-acakkan itu tiba-tiba berdiri, sambil berteriak 'prank'. Kelas menjadi hening.
Nao dan Cia bertepuk tangan dan saling merangkul dengan senyum lebar menghias wajah mereka.
Hening.
"Hahahaha... kita lucu kan? Cie cie ketipu cie.. tos dulu Cia!" Gadis itu bertos ria lalu tertawa terpingkal.
Tapi masih hening.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Years Ago [On Revision]
Genç KurguThis is the story about regretting someone. Not just someone,but some tragedy. Semua terjadi begitu cepat.Semua menjadi kelabu.Semua berlalu sangat haru. Meninggalkan semuanya 3 tahun lalu.