Congrats and Goodbye..

1.4K 77 0
                                    

Tak terasa, UN sudah berlalu. Dan tak terasa pula, pernikahan Rhesa Dan Shiela tinggal menghitung hari saja.

Dan sekarang sedang free day for school. Alias hari jeda. Bagi kelas 12 doang sih.

"Nino, makin hari rambut lo makin tipis aja no" ujar rhesa saat nino melepas kupluk yang bertengger dikepalanya tadi.

"salah sampo kayanya" masih alasan yang sama.

Rhesa masih belum ngeh kayanya. Padahal sudah berbulan bulan rambut nino rontok akibat kemoterapi yang di jalaninya.

Anehnya, rambut nino mengalami rontok dalam waktu lama, bahkan sampai sekarang pun masih terlihat agak tebal, tidak seperti layaknya pasien kemoterapi lainnya yang dalam waktu yang tergolong singkat sudah tak memiliki rambut lagi karena rontok.

Nino kembali memakai kupluknya. Dan membuka buku tentang leukimia. Apa ini ada hubungannya dengan rambutnya?

"tumben lu baca begituan. Biasanya baca buku komik aja ogah ogahan. Buku apa sih-leukimia? Napa lo bac-" rhesa seketika terdiam. Pikirannya baru saja sampai. Terlalu banyak memikirkan pernikahan gini nih jadinya. Ga konsen kan, alias lemot.

Rhesa merebut tas nino, lalu mengeluarkan segala isi didalamnya.

Dan apa yang ditemukannya.

Tiket ke Singapura dan berbagai macam obat obatan.

Rambut rontok, obat obatan, tiket, buku tentang leukimia..

Otak einstein rhesa bekerja baik. Dan dalam waktu singkat, dia bisa menyimpulkan sesuatu.

"jangan bilang rambut lo rontok gara gara kemoterapi karna lo sakit leukimia. Dan lo bakal ke singapura buat berobat." tanya rhesa sangat tepat sasaran. Membuat nino yang asalnya fokus langsung menoleh ke arah rhesa horor.

Dari ekspresi itu, rhesa bisa menyimpulkan kalau diagnosa nya tepat.

Padahal rhesa berharap diagnosa nya sepenuhnya salah.

"Ciee yang bentar lagi nikah.." tukas nino. Rhesa tau dia mengalihkan pembicaraan.

"ga usah ngalihin pembicaraan"

"sorry ya sa, gue ga bisa dateng nanti ke acara pernikahan lo. Soalnya ada undangan ke singapura. Gue baru mau ngomong itu" balas nino.

Rhesa tau maksudnya.

"undangan berobat di rumah sakit ternama di Singapura kan?!" sindir rhesa.

"ke kantin yu sa, gue laper nihh" lagi lagi nino mengalihkan pembicaraannya. Membuat rhesa menatapnya horor bercampur sedih.

"makan yuk res, gue laper gue mau minum obat. Gue gamau mati. Gue lagi berjuang buat ngelawan penyakit ini, Demi adhi. Kalian juga. Gue ga rela leukimia ngegerogotin tubuh gue terus. Meski gue suka putih, tapi gue ga mau kebanyakan darah putih. Jadi ayo makan" ujar nino membuat rhesa sedikit murung. Tatapannya sedikit meredup.

Dan setelah menyadari sesuatu, matanya membulat dan melihat ke arah nino.

"demi adhi?" tanyanya. Nino terkekeh dan melengos begitu saja membuat rhesa semakin penasaran.

"Woyyy!!!! LO UTANG PENJELASAN SAMA GUE!!!"

Rhesa berlari ke arah nino. "heh, kampret. Lo jangan gitu sama gue. Cerita napa"

Nino merogoh sesuatu yang ada dilehernya.

Dan tergantung sebuah kalung dengan cincin yang menjadi liontinnya.

"WAANJJIR, SEJAK KAPAN LO TUNANGAN SAMA ADHI" ceplos rhesa membuat nino meringis.

"sebelum SMA."

Dizzy alphabet, makes crazy coupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang