"HAHAHA..!! ANJIR NGAKAK IH BANG!!"
"YA UDAH GUE BILANGIN JUGA, SI BOM BOM EMANG PALING BEST LAH, KALO BUAT DIKURBANIN"
Shiela tertawa keras. Bisa bisanya, Alki menceritakan tentang teman masa SMA nya yang terkenal dengan panggilan BomBom karena ukuran tubuhnya yang melebihi batas itu.
"Bang udah ah.. Sakit perut nih guee" rajuknya selagi memegang perutnya. Alki tertawa remeh.
"Halah, sakit perut mah boker sanah. Jangan malah diem disini!" usirnya. Tangan alki bergerak gerak, bermaksud mengusir shiela yang ada dihadapannya.
"Anjing, jaat lu bang. Gue sakit perut juga gara gara ketawa mulu. Bukan karna panggilan alam" tuturnya mendelik sinis pada alki.
"Siapa yang ngajarin lu ngomong 'anjing' hah?"
Dengan polosnya, shiela menunjuk alki, membuat cowok itu melotot. "Napa gue?!"
"Karna bukan gue, dan juga bukan bang Aldi. Juga bukan--" Alki mendengus, dan memotong ucapan shiela.
"Bukan itu maksud gue, Anji-"
"Eh eh, tuh. Siapa yang ngajarin shiela ngomong Anjing?" sahut shiela menuruti nada bicara Alki tadi, lalu terbahak melihat wajah kesal Alki.
"Udah ah, sana lu balik ke alam. Jangan nyempil di gedung MIPA kalo cuma buat modus doang sama laki lo mah. Dirumah juga bisa lah"
"Au ah bodo. Dah ah bang, gue balik habitat yak. Eh lupa gue, kan kelas gue udah abis. Yaudah deh gue balik dulu lah.. Bhayy Alki nee-sama!!"
---
Shiela memarkirkan mobilnya digarasi. Dahinya mengernyit, mobil Rhesa belum terparkir disana.
Shiela mengedikan bahunya tak acuh, "palingan juga main ama Nino dulu" tuturnya. Lalu melangkahkan kakinya menaiki setiap anak tangga disana.
Shiela merebahkan tubuhnya di sofa. Tangannya menggapai remot di sampingnya.
"Meoww"
Biibii menghampiri shiela. Shiela tersenyum, lalu menaikkan biibii ke pangkuannya. Mengelus elus bulu lembut biibii penuh sayang.
"Bii, papa kamu kenapa belum pulang ya?"
"Meoww"
"Bii, kata kamu mama mending kaya dulu lagi gitu sama papa kamu?"
Shiela terdiam, biibii sudah tidur dipangkuannya.
Now playing - sheryl sheinafia kedua kalinya
"Gue takut, takut kalo gue kaya dulu, Dia lari ke cewe lain lagi kaya dulu. Apalagi bella udah balik. Cewek ular itu selalu tau apapun cara buat dapetin Rhesa."
Shiela memijat pelipisnya yang sedikit penat, memikirkan semuanya mulai dari awal sampai akhir masalah.
"Gue cuma takut jatuh cinta terlalu dalam sama lo, sa. Gue gamau sakit kaya dulu lagi. gue ga siap jatuh untuk kedua kalinya"
Sudah cukup kejadian masa lalu indahnya yang berakhir pahit itu. Ia tidak ingin lagi tenggelam dalam kisah cinta seperti permen karet, manis di awal lama lama pahit dan akhirnya dibuang. Dia tak mau. Ditambah juga ada orang ketiga disini.
Shiela memejamkan matanya, melepas semua beban dipikiran serta tubuhnya. Jika orang bilang dengan tertawa semua beban akan lepas begitu saja, shiela akan menyangkal semua itu.
Tertawa hanya menghilangkan beban dalam sesaat, yang artinya semua beban itu akan kembali. Tapi bagaimanapun tertawa itu sangatlah dibutuhkan bagi setiap manusia. Shiela juga tak menghapus kemungkinan dirinya tak butuh tawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dizzy alphabet, makes crazy couple
Teen Fiction"jodoh lo berdua" 1 kalimat, 3 kata, 13 huruf. Mungkin hanya kata yang simple, tapi sangat berpengaruh pada cowok dan cewek satu ini. 'Rhesa Manuel Irzena' 'Shiela Nayve Junica' Bayangkan saja, kedua makhluk yang tak pernah akur ini, terus menerus...